Hari senin adalah hari yang sibuk untuk banyak orang, tak terkecuali Yein, atau pun Jungkook. Yein yang sibuk dengan kegiatan kuliah dan klub, sedangkan Jungkook dengan pekerjaan menggantikan ayahnya untuk sementara waktu.
Yein telah sampai di apartemen yang ia tinggali bersama Jungkook baru-baru ini, setelah pulang kuliah, ia sempat menengok kedua orang tuanya yang kebetulan sedang berada di Seoul. Hal pertama yang ia lakukan setelah masuk, adalah mandi. Gadis ini sangat cinta kebersihan, dan hal ini makin-makin saja saat bertemu dengan Jungkook, yang menyukai wewangian.
Di tempat lain, Jungkook sudah hampir selesai dengan beberapa dokumen yang mesti ia urus dan tanda tangani. Dia sebenarnya tak terlalu menyukai kegiatan kantoran, yang mesti menguras waktu untuk sekedar duduk, mengurus berkas, atau pun bergulat dengan komputer. Namun, karena ayahnya sedang berada di luar negriㅡmengurus urusan bisnis sekaligus honeymoon yang entah ke berapa kaliㅡjadiliah Jungkook bertugas sementara waktu.
"Ah... akhirnya selesai juga," ujar Jungkook.
Pria itu bergegas mengemas barangnya dan keluar dari kantor yang memang sudah cukup sepi, karena sudah lewat dari jam pulang.
.
.
.Sesampainya di apartemen, Jungkook kembali dibuat terpanah akan postur badan sang gadis, yang cukup membuatnya hilang kendali. Bayangkan saja, kini Yein tengah mengikat rambut, dan karena gerakan itu pula, kaos putih yang ia kenakan agak terangkat, menampilkan perut rata dengan sentuhan abs di sana.
Gadis itu masih tak sadar akan keberada Jungkook, hingga tangan pria itu tiba-tiba sudah melingkar di area perutnya. "Astaga, ngagetin aja ih," protes Yein.
Jungkook terkekeh kecil dan lebih memilih mengeratkan pelukannya, yang terkesan posesif. Yein tak menolak, karena apa pun yang pria itu lakukan, seakan menunjukkan segala perasaan yang dimilikinya.
"Ay," panggil Jungkook yang dibalas deheman Yein, "kenapa pake kaos yang ini ih?"
"Emang kenapa?"
"Perut kamu kelihatan jadinya, entar kalo ada yang liat gimana?" tanya Jungkook dengan nada yang terdengar kesal.
Kini Yein yang terkekeh, gadis itu memilih membalikkan tubuhnya agar langsung berhadapan dengan Jungkook. "Di apartemen inikan cuman ada kamu sama aku, jadi yang liatkan cuman kamu," jawab Yein seraya mengalungkan tangannya di leher Jungkook.
"Iya sih, tapi gimana kalo ada yang datang? Ah... aku gak mau orang lain liat keseksian Jeong Yein!"
"Hahaha... kamu ini ada-ada aja, Kook."
"Tau gak, liat perut kamu, aku jadinya pengen ninggalin kissmark di sana," ujar Jungkook frontal.
Yein mengernyit, ia cukup dibuat bingung, "Tumben ngomongnya frontal gitu."
"Hehehe... kamu juga sih, pake baju gitu, kan aku jadi khilaf."
"Ketawa dulu boleh gak, hahaha...."
"Ketawa aja, entar kalo aku ciumin juga desah."
"Eh ngomongnya kok gitu," Yein berujar seraya memukul pelan lengan Jungkook.
"Emang benerkan?" Jungkook menjulurkan lidah mengejek. "Ah... Sayang, boleh ya, greget nih liat perut kamu."
Yein menggeleng-gelengkan kepala, entah mengapa menggoda Jungkook di saat seperti adalah kesukaan Yein. Apa lagi ketika pria itu mulai protes dan memohon.
"Ya udah, aku bakal tetep ngelakuin."
Jungkook mendudukkan diri di atas ranjang, tangannya pun juga sudah menarik Yein agar berdiri tepat di depannya. Kembali pria itu memeluk pinggang Yein posesif, sebelumnya kaos yang dikenakan Yein agak diangkat ke atas, guna memudahkan aksinya nanti.
"Ish... kamu ngapain Kook, ahaha... geli tau," ucap Yein diiringin tawa cekikikan.
Demi apapun, ini geli dan juga cukup nikmat. Namun ya, namanya juga Yein, gadis itu memiliki tingkat penasaran yang tinggi untuk hal baru, dan ia tak mungkin melarang Jungkook untuk menghentikannya.
Lelaki Jeon itu terus melayangkan aksinya menegecupi permukaan perut Yein, dan sesekali meninggalkan tanda di sana. Semakin gadis itu mendesah, Jungkook juga makin gencar dalam melayangkan aksinya. Jungkook tak pernah tahu, bahwa hal kecil yang dilakukan tunangannya itu, akan jadi momok besar untuk hormonnya. Terbukti sekarang, Yein adalah candu bagi Jungkook. Mencintai Yein, adalah satu-satunya hal yang akan ia lakukan sampai akhir nanti.
"Yein," panggil Jungkook dengan suara rendah.
Yein yang masih mengatur napas karena aksi Jungkook tadi, hanya menatap pria itu penuh tanya.
"Aku gak sabar liat kamu hamil anak aku nanti," ucap Jungkook tiba-tiba, yang sukses membuat Yein pun terkejut. "Sekarang aku lagi nabung, buat pernikahan kita nanti, aku juga gak mau terlalu nyusahin Ayah, Ibu, dan Papa, sama Mama kamu."
"Tunggu ya, sekarangkan Ayah juga udah ngasih kepercayaan buat mimpin perusahaannya. Jadi setelah aku lulus kuliah, mungkin aku udah bisa ngambil alih juga. Nah pas kamu lulus, kita nikah. Gak papakan? Kelamaan ya?"
Yein ingin menangis rasanya, perkataan lelakinya ini sangat amat manis terdengar di telinganya. Namun ia tak mungkin merusak momen manis ini, dengan menangis tersedu-sedu, dan gadis itu lebih memilih memeluk Jungkook. Membiarkan tubuh mereka limbung ke belakang, dan terjatuh di atas kasur, dengan Yein yang ada di atas Jungkook.
"Engga kok, bareng sama kamu kek gini aja udah bikin aku seneng bukan main. Dan sekarang kamu ngomong, kek lagi ngelamar aku pula, hahaha... Jeon Jungkook ini sering banget bikin Jeong Yein malu-malu kucing."
Jungkook terkekeh geli, "Kan udah jadi hobi aku."
"Ish... nakal banget. Awas aja kalo sama cewek lain gitu juga, aku bakal bikin kamu sunat lagi pokoknya," ancam Yein.
"Eh kok disunat lagi? Engga ah, sakit tau."
"Biarin, biar gak bisa nakal sama cewek lain."
"Jadi nakalnya mesti sama kamu aja nih?" tanya Jungkook dengan kerlingan nakal khasnya.
Yein mengangguk mantap, "Itu harus. Mutlak."
"Boleh cium gak nih?" tanya Jungkook.
"Em... boleh-boleh deh, dikit aja hahaha...."
Sedikit. Hahaha... tak mungkin untuk seorang Jeon Jungkook. Terlebih saat bersama Yein.
To be continue....
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
180305
Nulis apa aku ini🙈
Tifa💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexyein [JJK-JYI] ✔
Fanfiction[Warning : Konten ini mengandung sedikit unsur dewasa. Harap bijak dalam memilih bacaan] Sexyein means Sexy Yein. Punya pacar seksi itu anugerah, atau musibah? Jungkook pria tampan dengan sejuta pesona, telahir kaya dan berbakat, membuatnya dapat di...