Joshua Imagine

3K 175 7
                                    

Kini sudah memasuki tahun ke 8 kami bersahabat. Kini usia kami pun telah beranjak dewasa.

Yang awalnya di saat berduaan tidak pernah ada rasa apapun entah kenapa sekarang aku merasakan benih benih cinta yang timbul saat aku di dekat nya.
Mungkin karena kami telah beranjak dewasa dan juga berhak merasakan cinta.

Di saat aku tengah duduk membaca novel di Perpustakaan sekolah, tiba tiba ada seseorang yang duduk di hadapan ku sembari memberikan sebotol minuman dingin kesukaan ku. Siapa lagi kalau bukan sahabat ku, Joshua.

"Eii serius sekali membaca nya. Nih minum dulu supaya bisa berkonsentrasi"

Joshua tersenyum ke arah ku. Sontak aku memalingkan wajah ku, bukan karena kesal tetapi aku merasa pipi ku mulai memerah.

"Terimakasih" jawab ku sambil menutup wajah dengan buku yang ku bawa itu.

"Pulang sekolah, ke rumah pohon kita di dekat danau yuk. Sudah lama sekali kita tidak ke sana" ujar Joshua sambil mengutak ngatik ponsel di tangan nya.

"Eum...boleh juga" aku pun tersenyum menanggapinya.

"Ada sesuatu hal yang ingin ku bicarakan padamu" Joshua mengelus pucuk kepala ku pelan.

"Katakan saja" jawab ku sembari menahan detakan jantung ku yang tidak terkendali.

"Tidak sekarang, tapi nanti saat di rumah pohon itu" ucap Joshua. Aku pun hanya bisa mengangguk kan kepalaku.

"Kau tidak akan mengatakan sesuatu gitu? Tentang perasaan mu mungkin" Joshua menatap mataku. Dan aku sontak terkejut setelah mendengar ucapan nya tadi.

'Apa dia mengetahui perasaan ku padanya?'

"Ah itu eum..... Bagaimana ya? Lihat saja nanti deh" aku menggaruk tengkuk ku yang tak gatal itu.

"Sepulang sekolah ku tunggu di parkiran ya"

Joshua bangkit dari duduk nya, menepuk pundak ku, lalu pergi berjalan meninggalkan ku.

Ya memang kami bersahabat tetapi kami tidak sekelas.

'Apa ini saat nya yang tepat untuk menyatakan nya?'

Ku remat selembar kertas dari halaman buku yang sedang ku genggam itu.



SKIP

Bel pulang sekolah telah berbunyi, dengan segera ku bereskan buku pelajaran ku yang tersebar di meja ke dalam tas.

Setelah sekiranya beres, aku pun berlari kecil ke arah parkiran sesuai janjian tadi dengan nya.

Sesampainya di parkiran ku lihat Joshua bersandar di motor beat nya sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Aku pun tersenyum dan menghampiri nya.

"Maaf menunggu lama" ucap ku sambil menepuk bahu nya.

"Tidak apa" ucap Joshua sambil mengambil sebuah helm di jok motor nya dan mendekat ke arah ku.

"Aigoo, sampai kapan kau tidak bisa memakai helm eoh?"

Joshua memakaikan helm itu padaku. Wajah nya kini sangat dekat dengan ku. Bahkan aku bisa merasakan hembusan nafas nya. Seketika untuk yang kesekian kalinya detak jantung ku berdegup dengan kencang nya.

"Ei melamun saja" Joshua menyolek hidung ku yang membuat ku tersadar dari lamunan ku.

"B...bukan nya aku tidak bisa memakai helm. Hanya saja ya kau tahu sendiri kan aku sangat malas mengenakan benda itu" pekikku padanya.

Imagine With SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang