----------
"Mingyu-ah" panggilmu pada Mingyu.
"Ne? Ada apa?" Mingyu tengah merapikan kerah bajunya.
"Kau mau pergi kemana? Rapi sekali" tanyamu sambil memasukkan kripik kentang kedalam mulut mu.
"Ah aku lupa mengatakannya padamu" Mingyu berlari dan duduk disebelahmu dengan girang.
"Mengatakan apa?" tanyamu penasaran
"Karena kau sahabat terbaikku, aku akan mengatakannya padamu. Sebenarnya malam ini aku akan menembak Eunha. Aku sungguh ingin jujur padanya bahwa selama ini aku mengaguminya" Mingyu menyenderkan tubuhnya ke sofa.
'Deg!'
Seketika aktivitas menyemil kamu hentikan. Sakit, hatimu sangat sakit mendengarnya. Jujur saja, kamu sebenarnya menyukai Mingyu sejak umur 10 tahun. Itu artinya sudah 10 tahun perasaanmu kepadanya tidak pernah berubah. Mendengar perkataan yang baru saja terlontar dari mulutnya tentu sangat membuat dadamu terasa sesak serta nyeri.
"Doakan aku ya semoga berhasil, pai pai " Mingyu menepuk pundakmu kencang dan pergi meninggalkanmu.
"Dia tak akan pernah mencintaiku, karena dia hanya menganggapku sahabat tidak lebih" air mata perlahan menetes dari pipimu.
🍁
Jam telah menunjukkan pukul 12 malam, namun Mingyu tak kunjung juga pulang. Selama itu kah mengungkapkan cintanya?
"Mingyu-ah kenapa kau belum pulang juga?"
Kamu terus memandangi layar ponselmu dengan harapan jika Mingyu menelponmu kamu bisa dengan segera mengangkatnya.
"Hatiku saat ini sedang terluka namun rasa kekhawatiran ku padamu lebih dominan sekarang. Aku harap tak terjadi sesuatu padamu Mingyu-ah" gumammu dalam hati
'Ulgo shipji anha~'
Dering ponselmu berbunyi. Terpampang sederet nomor tak dikenal menelponmu. Dengan segera kamu mengangkatnya
"Yeobseo?" ucapmu
"Apa anda mengenal seorang pria bernama Mingyu?"
"Ya dia sahabat saya, ada apa ya?" ucapmu
"Dia mengalami kecelakaan mobil dengan seorang wanita"
"Apa?! Kecelakaan?" tanganmu bergetar hebat saat mengetahui bahwa Mingyu dan Eunha mengalami kecelakaan mobil.
"Dimana mereka dirawat?" air matamu mengalir deras dipipimu
"Di Rumah Sakit *terserah kamu* ruangan nomor 129"
"Baiklah saya akan kesana" dengan segera kamu menutup ponselmu dan berlari menuju rumah sakit itu.
Sepanjang perjalanan kamu berlari, air mata tetap setia menemani setiap langkah kakimu. Lampu merah rela kamu tembus demi cepat sampai rumah sakit itu. Bahkan kakimu sempat terkilir akibat sebuah motor yang menyerempet mu. Sesampainya di rumah sakit kamu segera mencari ruangan bernomor 129.
Ketemu! Banyak warga yang sedang berdiri di ruangan itu.
"Mana Mingyu?"tanyamu dengan nafas yang tidak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine With Seventeen
Fanfic[COMPLETED] Kisah antara kamu dan member Seventeen. © K N O C H U U X - 2016