Jeonghan Imagine

2.4K 160 9
                                    

-(Y/n) pov-





"HAHAHAHAHA"





Tawa itu, entah mengapa aku muak mendengarnya. Hinaan, makian, dan ditindas itu sudah menjadi makanan sehari hariku. Mereka menjadikan ku mainan sehari hari. Kau pikir aku suka? Kau pikir aku ini lelucon? Hei, aku ini manusia. Sama seperti kalian.

"Kan sudah ku bilang tadi, bersihkan mobil ku saat jam istirahat berlangsung! Tapi kau malah mengabaikan nya kan? Ya beginilah akibat nya Son (y/n)" ucap seorang pria bernama Jeonghan pada ku.

Lagi lagi aku hanya bisa terdiam. Terlalu takut bagiku untuk melawan mereka. Bagaimana pun juga jumlah mereka lebih banyak dariku.

"Kenapa diam saja? Ah aku lupa kau kan gagu hahaha" tawa pria di samping Jeonghan yang bernama Seungcheol.

"Dan juga buta" sambung Jeonghan.

Ya itu lah bahan hinaan yang sering ku dengar. Aku mempunyai kekurangan dalam berbicara. Aku gagu sejak aku masih kecil. Tetapi jika buta--

"Orang buta mana bisa membersihkan mobil. Membersihkan diri sendiri pun belum tentu bisa" ujar Seungcheol.

"Ah benar kau" balas Jeonghan.

"A---ak--aku se--sed--dang l--le--lah ha--har--ri i--ni" ucap ku pada Jeonghan.

"Lihatlah si gagu berbicara. Hah sudah berani melawan ya" ucap Jeonghan sembari menarik kerah leherku.

Lihatlah, tadi dia menyuruhku berbicara. Tetapi setelah aku berbicara dia bilang aku melawannya. Hah...mengesalkan bukan?

"Akh--s--sa--sak--kit" cicit ku.

"Sakit bukan? Makanya jangan pernah macam macam dengan ku!" bentak Jeonghan padaku.

"Jeonghan, tolong lepaskan. Kasihan dia" lerai pria yang bisa ku dengar suara nya seperti Joshua.

"Ckk...kenapa kau selalu membela nya sih? Kau menyukainya hah?! Nih ambil nih" Jeonghan melemparku ke arah Joshua. Jika saja Joshua tak cepat cepat menangkap ku, mungkin aku sudah gegar otak karena terkena benturan tembok.

"Aku tidak membela nya. Hanya saja kau terlalu kejam padanya" ucap Joshua lembut.

"Kejam? Hei, Jeonghan tidak membunuhnya kan? Berarti dia tidak kejam" Seungcheol akhirnya membuka suara kembali.

"Nah betul apa kata Seungcheol. Kau saja yang terlalu berlebihan" cibir Jeonghan.

"M--mmaa--maaf" lirih ku pada Jeonghan.

"Baiklah baiklah, kau tidak perlu membersihkan mobil ku. Tapi, pulang sekolah temui aku di gudang. Mengerti?" ujar Jeonghan.

Aku pun menganggukkan kepala ku sebagai tanda mengerti.

"Bagus, ayo cabut" ajak Jeonghan pada Seungcheol dan juga Joshua.

Sebelum meninggalkan ku, Joshua sempat menepuk bahuku seraya berucap sabar.

Aku pun hanya bisa menundukkan kepala ku.

'Terimakasih, Joshua' -batin ku.








































"Jadi, kita bisa menggunakan cara cepat ini dalam mengerjakan soal abc an. Supaya tidak membuang banyak waktu. Tapi ibu tidak memperkenankan kalian menggunakannya dalam soal essay ya anak anak. Mengerti?" ujar Bu Bomi.

"Mengerti bu" jawab anak anak serempak.

"Yasudah kalian boleh pulang" ucap Bu Bomi saat mendengar bel pulang telah berbunyi.

Imagine With SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang