'Hujan, mampukah kau membantu ku menghilangkan nya dalam hidup ku?'
.
.
.------------------------------------------
"Sayang, kau tahu besok hari apa?"
Ucap ku kepada kekasih ku yang tengah sibuk memainkan ponsel nya.
"Hari Minggu" jawab nya santai tanpa melepas pandangan nya dari ponsel itu.
"Eum eum eum kau salah" aku menggeleng kepala ku berkali kali.
"Besok adalah hari yang paling bahagia" ucap ku penuh semangat.
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya nya.
"Kau memang lupa atau pura pura lupa sih?" Aku menyilangkan kedua tangan ku di depan dada.
"Yak! Apa ponsel mu itu kekasih mu? Sedari tadi kau berbicara padaku tanpa menoleh sedikit pun"
Aku benar benar kesal dibuat nya. Dan lebih parah nya lagi dia tidak menanggapi perkataan ku.
"Jun-ah!" Teriak ku kesal.
"Wae?" Tanya nya lebih kesal.
"Kenapa kau mendiami ku? Kau berubah Jun-ah"
Tanya ku dengan kesal.
"Aku tidak mendiami mu. Tidak usah kekanakan deh" ujanya sembari menoleh ke arah ku beberapa detik.
"Oke oke aku mengalah. Tetapi awas saja ya jika kau tidak ingat dengan hari esok" ucapku
"Kau sedang mengancam kekasih mu?" Jun menatap ku tajam.
"Menurut mu?" Jawab ku dengan santai.
"Entahlah aku tak mau ambil pusing dengan semua ucapan mu. Aku pulang dulu ada urusan penting yang harus ku kerjakan" Jun bangkit dari duduk nya dan hendak meninggalkan ku begitu saja.
"Bahkan kau melupakan nya?" Keluh ku.
"Baiklah baiklah aku minta maaf" Jun mengecup bibir ku sekilas sebelum pulang.
"Selamat malam" ucapnya sambil menghilang dibalik pintu.
"Tidak biasanya dia seperti ini. Kenapa dia berubah? Ada apa dengan nya? Atau perasaan ku saja ya?" Gumam ku.
"Tuhan ku harap besok adalah hari bahagia untuk hubungan kami. Akhirnya 3 tahun sudah kami saling mencintai dan saling percaya. Aku harap selama nya akan seperti ini" ucapku sembari tersenyum sebelum akhirnya tubuhku tertutup oleh selimut.
.
.
.
.
.
.
-----Ke Esokkan Harinya-----
"Akhirnya tiba dihari esok. Happy anniversary untuk kami!" Aku tersenyum begitu pagi hari telah datang.
"Tapi mengapa di hari bahagia ini mendung? Eum tidak apa apa yang terpenting hari ini tetap lah hari jadi kita berdua" gumam ku
"Lebih baik aku mandi dan bersiap siap"
Aku pun berjalan menuju kamar mandi. Setelah mandi aku bersiap siap pergi menuju apartemen Jun.
"Kenapa dia belum menghubungi ku? Apa dia benar benar lupa? Atau justru dia sengaja tidak menghubungi ku?"
Di dalam batin aku selalu memikirkan apa dia memang sengaja tidak menghubungi ku karena ingin memberikan sebuah surprise. Senyum selalu ku tampakkan di setiap aku melangkah kan kaki.
Berhenti di sebuah toko kue.
Aku membeli kue tart sederhana bertuliskan 'Happy Anniversary' dan lilin membentuk angka 3.
Tak terasa akhirnya langkah kaki ku berhenti di tempat tujuan. Apartemen kekasih ku. Ku tarik nafas dalam-dalam dan membuang nya dengan cepat. Ku tekan password apartemen nya dan 'Klik' terbuka. Dengan semangat aku memasuki Apartemen nya.
"Happy Anniversary?!" Teriak ku sembari menunjukkan kue tart yang baru saja ku beli. Namun seketika diriku membeku di tempat dan kue tart yang ku bawa terjatuh ke lantai.
"Jun-ah" lirih ku.
Ku lihat kekasih ku sedang bercumbu dengan wanita lain di sofa. Pria yang bernama Jun terbelalak kaget melihat kehadiran ku yang tiba tiba. Tak terasa air mata ku menetes satu persatu. Jadi ini yang membuat nya berubah? Sekarang aku paham.
"Y/n -ah" Jun mengenakan kemeja nya kembali dan berjalan mendekati mu.
"Ku pikir 3 tahun kita bersama sudah cukup membuktikan bahwa kita saling mencintai dan saling mempercayai" ucapku dengan gemetar.
"Ternyata aku salah, 3 tahun bersama justru menimbulkan rasa bosan dan akhirnya berselingkuh" ku tatap mata nya.
"Y/n-ah, dengar kan penjelasan ku" Jun menggenggam tangan ku namun dengan segera ku menepis nya.
"Tidak ada yang perlu di jelaskan, semua nya sudah jelas karena aku melihat dengan mata kepala ku sendiri" ucapku.
"Kenapa? Kenapa jika kau sudah tidak menyukai ku lagi kau tidak bilang padaku? Jika kau bilang, mungkin aku tidak perlu berharap dihari jadi ini kita akan selalu bersama. Kau tahu? Aku sangat terluka. Dan juga kau tidak jauh beda nya dengan lelaki bejat di luaran sana. Apa selama ini aku membuat suatu kesalahan yang menyebabkan mu berselingkuh? Aku tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Ku pikir hari ini adalah hari paling bahagia dari hari hari sebelum nya. Namun semua nya salah! Hari ini hari terburuk dari hari hari sebelum nya. Jun-ah kita akhiri saja. Terimakasih atas 3 tahun nya. Waktu yang kau buang sia sia demi diriku. Terimakasih telah hadir dalam hidup ku, terimakasih telah memberikan cintamu walau pada akhirnya semua terungkap, dan juga terimakasih atas luka yang kau berikan padaku. Berbahagialah dengan pilihan mu, ku pastikan kau bahagia di hari ini. Dan ku pastikan aku terluka di hari ini. Hari jadi kita sekaligus hari berakhirnya hubungan kita. Maaf telah merepotkan mu selama ini. Ku mohon jangan lakukan ini kepada wanita pilihan mu itu" ucapku sesenggukan sembari menunjuk wanita yang berada di belakang Jun. Aku mendekati wanita itu dan menamparnya.
"Berbahagialah sebagai wanita perebut kekasih orang. Aku pergi. Dan juga, jangan ada kontak di antara kita lagi. Aku sungguh membenci dirimu"
Aku pun melangkah kan kaki ku keluar apartemen nya. Tanpa ku sadari hujan sedari tadi telah turun dengan derasnya.
"Jadi ini adalah pertanda bahwa kesedihan datang pada diriku?" Aku melangkah kan kaki menembus hujan tanpa menggunakan payung.
"Hujan, mampukah kau membantu ku menghilangkan nya dalam hidupku?" Ucapku sembari menangis di sela sela hujan yang turun. Tidak ada kebahagiaan seperti yang ku harapkan. Semua itu hanya khayalan yang ku buat buat untuk menghindari pemikiran yang negatif.
"Jika kau mampu membantu ku maka aku akan terus bersama mu, hujan"
Tubuhku terjatuh ke aspal bersamaan dengan air mata yang terjatuh dari mataku.
'Tuhan, seperti nya kau tidak mendengar doa ku'
.
.
.
.
.
.
.
------The End------Duh mian kalau gak baper hehehehe......
Hai haiii balik lagi nih selamat membaca ya gaes😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine With Seventeen
Fanfic[COMPLETED] Kisah antara kamu dan member Seventeen. © K N O C H U U X - 2016