—In which Seungmin invites Hyunjin for a lunch.
Waktu istirahat makan siang adalah saat yang ditunggu-tunggu semua orang. Setumpuk materi pelajaran dan energi yang dihabiskan oleh otak untuk berpikir membuat perut lapar minta diisi.Akan tetapi bukan berbagai hidangan yang disediakan di kafetaria sekolah yang menjadi alasan Hyunjin menyukai waktu makan siang.
Kelas kosong dan ia bisa tidur sejenak dengan tenang, itu alasannya.
Hal itu mungkin bisa terealisasikan sebelum ia mengenal Kim Seungmin. Setelah anak itu hadir dalam hidupnya (tanpa diundang), menghabiskan waktu sendirian menjadi sulit. Bukan karena ia suka ditemani oleh Seungmin, tapi karena Seungmin yang memaksa untuk menemaninya.
Andai saja Kim Seungmin mau mengerti, ia bukan menjadi penyendiri karena dijauhi orang tapi karena memang itu pilihannya.
Walaupun begitu harus Hyunjin akui, ia jadi terbiasa dengan kehadiran Seungmin di sebelahnya setiap jam istirahat, menawarinya bekal makan siang yang ia bawa, persis seperti saat ini.
Kedua mata Hyunjin sibuk memperhatikan Seungmin membuka tutup kotak bekal kecilnya yang berwarna hijau muda. Dilihatnya isi kotak bekal itu; ada nasi, beberapa potong telur goreng, semacam side dish dari sayuran yang ia tak yakin apa namanya dan kimchi.
Makanan itu sangat sederhana tapi cukup untuk membuat Hyunjin iri. Ibunya sendiri mana pernah membuatkannya bekal makan siang? Yang ia dapatkan hanya lembaran uang, kemudian sang ibu akan kembali sibuk menulis bagian demi bagian dari novel berserinya.
"Ayo makan bareng," ucap Seungmin, menyerahkan sepasang sumpit pada Hyunjin.
Ia benar-benar sampai membawa sepasang sumpit ekstra untuk Hyunjin, padahal setiap ditawari makanan laki-laki itu selalu menolak.
Kali ini tidak, Hyunjin mengambil sumpit itu dari tangan Seungmin, dengan ragu mengambil sepotong telur goreng dan mengunyahnya perlahan.
"Enak," komentarnya singkat sambil menundukkan kepala.
"Yaiyalah enak. Anyone can cook fried eggs." Seungmin membalas, lalu mulai memakan bekalnya.
Hyunjin di sebelahnya masih diam, menatap sumpit di tangannya seolah benda itu sangat memukau.
"I wish my mom would do that for me."
Mendengar gumaman Hyunjin, Seungmin langsung meletakkan sumpitnya, menoleh dan mendapati wajah muram temannya itu. Tak pernah ada yang melihat sisi ini dari Hwang Hyunjin; hanya seorang anak laki-laki biasa yang mengharapkan perhatian lebih dari ibunya, berupa sesuatu yang sangat sederhana seperti bekal makan siang.
Kim Seungmin meletakkan tangannya di bahu Hyunjin, lagi-lagi melakukan kontak fisik yang paling dibenci Hyunjin. Tapi kali ini tak ada suara protes atau decihan tak suka dari lelaki Hwang itu.
"Ibu lo sibuk? Ya udah ngertiin aja, beliau sibuk juga demi kelangsungan hidup lo kan?"
"I can bring extra lunch for you if you want," tambah Seungmin lagi, menawarkan seulas senyuman pada Hyunjin.
Sisi tenang Hwang Hyunjin tidak bertahan lama, tiba-tiba saja landaknya sudah kumat lagi. Disingkirkannya tangan Seungmin dari pundaknya, dan diletakkannya sumpit tadi dengan kasar di atas meja.
"Gak usah. Gak perlu."
Setelah jawaban ketus itu meluncur keluar dari mulutnya, Hyunjin berdiri dari kursinya dan beranjak menuju pintu kelas. Pintu tersebut dibanting begitu keras oleh Hyunjin, membuat Seungmin mengedikkan bahunya kaget.
Sekarang tinggal Seungmin sendiri di dalam kelas bersama jutaan pertanyaan tentang Hwang Hyunjin di benaknya. Apa ia membuat keputusan yang salah mencoba berteman dengan si galak itu? Ia masih yakin Hyunjin tak seburuk yang terlihat dari luar.
Suatu saat, entah kapan itu, Seungmin yakin ia akan menemukan alasan dibalik kemarahan Hyunjin pada dunia.
lemon🍋boy
huah sorry for the late update, I forgot it was saturday (lol) and I was kinda in a mini writer's block. I hope it's not disappointing. Much love from this trashy author ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
LEMON BOY #1 ✓
Fanfiction❝Cause we're the bitterest boys in town.❞ Hanya sepenggal kisah sederhana tentang bagaimana Kim Seungmin membantu Hwang Hyunjin melewati hari-harinya di tahun pertama SMA. Youth Series #1 sonnenblum © 2018