-In which Hyunjin wants to visit Seungmin's house.
Satu dari sekian hal berwarna merah yang Kim Seungmin lihat pagi ini adalah termos plastik miliknya yang ia gunakan untuk sup ayam kemarin. Bukan sekadar melihat saja, termos itu diletakkan tepat di depan wajahnya oleh tidak lain dan tidak bukan adalah Hwang Hyunjin. Lelaki Hwang itu kemudian duduk di kursi di depan Seungmin, ikut melipat tangannya di atas meja dan menyandarkan dagunya supaya pandangan mereka sejajar.
Sedikit terkejut, Seungmin kembali menegakkan posisi duduknya, Hyunjin melakukan hal yang sama hingga keduanya tampak seolah sinkron dengan satu sama lain.
"Supnya enak," kata Hyunjin tanpa basa-basi.
"Lo habisin supnya? Bukannya gak mau?"
Tsk, haruskah Kim Seungmin membahas sikapnya kemarin? Ketahuilah Hwang Hyunjin juga punya rasa malu. Sekarang bagaimana caranya supaya ia bisa menghindari pertanyaan itu dan mengarahkan Seungmin ke topik pembicaraan lain yang tidak menyangkut dirinya atau fakta bahwa ia meminum sup kaldu itu sampai habis walau mulutnya berkata ia tidak lapar.
Hyunjin hanya tidak terbiasa dengan segala bentuk afeksi atau atensi dari orang lain seperti yang Seungmin tunjukkan padanya. Ia tidak tahu bagaimana harus bersikap atau merespon kepedulian orang lain. Dunianya selama ini sepi dan sunyi di mana ia tidak berbagi dengan siapa pun dan berdiri sendiri di atas kaki-kakinya.
Mempercayai Seungmin sebagai temannya saja memakan proses yang cukup lama, dan sampai saat ini kadang Hyunjin masih merasa sedikit aneh dan canggung.
"Seungmin, gue mau ke rumah lo boleh gak?"
Sebentar, apa? Coba biar Seungmin putar ulang sekali lagi perkataan Hyunjin barusan di kepalanya. Hwang Hyunjin mau mengunjungi rumahnya. Rumah kecilnya yang kelewat sederhana yang mungkin cuma seukuran kamar mandi di rumah besar Hyunjin itu. Oke, perbandingan ukuran barusan mungkin agak mendramatisir, namun Seungmin tak bisa memungkiri rasa rendah diri yang langsung menyerangnya bagai ombak besar.
"Eh? Mau ngapain? Gak ada apa-apa di rumah gue," kata Seungmin, diikuti sebuah senyum kikuk.
"Mau bilang makasih ke mama lo. Kan yang bikin supnya beliau."
Yang benar saja sih Hwang Hyunjin.
Baru akan melontarkan seribu satu alasan mengapa Hyunjin tidak boleh datang ke rumahnya, Seungmin disela oleh ucapan selamat pagi yang begitu riang dan bersemangat dari Lee Felix. Anak itu melangkah mendekati tempat duduk Seungmin sambil tersenyum lebar, membawa dua buah cup karton yang sepertinya berisi kopi. Duduk di sebelah Seungmin, Felix lagi-lagi mengucapkan selamat pagi, kali ini spesifik pada Hyunjin, masih dengan senyum ramahnya itu.
"Hwang Hyunjin!" Panggil Felix, si empunya nama hanya memandanginya dengan ekspresi datar.
"Here's a cup of coffee for ya, and tea for Seungmin."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEMON BOY #1 ✓
Fanfiction❝Cause we're the bitterest boys in town.❞ Hanya sepenggal kisah sederhana tentang bagaimana Kim Seungmin membantu Hwang Hyunjin melewati hari-harinya di tahun pertama SMA. Youth Series #1 sonnenblum © 2018