chapter seven

1K 214 21
                                    

Happy reading~~~















Selir go ahra tampak memandang salah satu anak buahnya dengan begitu murka, bagaimana tidak, dia memang menginginkan kematian ratu han youngwoong yang selalu menghalangi jalannya untuk menjadi penguasa istana dalam sekaligus menjadi ratu di negeri ini tapi jika pada akhirnya semua penghuni istana ricuh dan semrawut ketakutan setelah raja sukjeong mengeluarkan perintah untuk melarang siapapun keluar dari istana sampai tiga hari mendatang semenjak peristiwa dimana ratu han terkena anak panah yang sengaja di tujukan padanya, sialnya ada raja sukjeong yang memiliki pandangan mata yang sangat tajam hingga dengan mudah mengenali siapa pelaku uang telah berani melukai ratu han.

" aku memang memerintahkanmu untuk melenyapkan ratu han, tapi tidak saat dia sedang bersama raja !!" Raung go ahra dengan murka pada anak buahnya yang hanya bisa menunduk mendapatkan semua penghinaan dari selir go yang tidak tahu diri.

" aku bisa di hukum mati tanpa sempat menjadi ratu di negeri ini, apa kau dengar itu park seung cheol !!" Bentak selir go tanpa belas kasih pada anak buahnya yang tampak menahan amarahnya.

Selir go membuang nafasnya dengan kesal, berjalan mondar mandir dengan gelisah dengan tangan yang saling meremat satu sama lain, dia tengah ketakutan saat ini.

Park seung cheol undur diri dari hadapan selir go tanpa sepatah katapun, dia sangat marah pada selir tidak tahu diri itu, asal selir bodoh itu tahu saja jika sebenarnya dirinya sama sekali belum melaksanakan tugas yang di berikan selir go padanya untuk membunuh ratu han, seseorang di istana selain selir go juga mengincar nyawa ratu han.



Yunho meremat hanbok yang di pakai jaejoong saat peristiwa naas itu terjadi, hanbok indah itu berlumuran darah segar, mata yunho berkilat penuh amarah, kakinya melangkah dengan lunglai keluar dari kediaman ratu han yang tengah berjuang antara hidup dan mati di dalam.

Seluruh anggota dayang yang bertugas melayani ratu han berbaris rapi menunggu keputusan sang raja.

Panglima ok taechyeon berdiri dengan gagah di barusanw paling depan di rombongan para dayang ratu han yang tampak sedih dan menghawatirkan keadaan ratu baik hati itu.

Yunho maju selangkah menghampiri salah satu panglima kepercayaannya.

" panglima ok..." Ucap yunho dengan suara datar dan seraknya, tatapan matanya kosong namun di penuhi kilatan amarah yang begitu besar.

Panglima ok menunduk hormat pada rajanya. " hamba yang mulia.." Jawab panglima ok taechyeon dengan penuh hormat.

Yunho melirik kearah rombongan dayang yang bertugas melayani ratu han, menatap wajah para dayang ratu han satu persatu lalu beralih menatap panglima ok kembali.

" geledah seluruh penghuni istana, jangan biarkan mereka lolos dari jeratan hukuman kali ini, aku akan menjatuhkan hukuman mati pada siapapun yang telah berani melukai ratu han hingga separah ini." Titah yunho dengan suara dingin, raut wajahnya tampak sangat datar dan mengeras.

Yunho menyerahkan sebuah rencana kerajaan yang ia temukan di sekitar tempat kejadian saat peristiwa berdarah itu terjadi beberapa jam lalu, hanya lima orang menteri tertinggi kerajaan yang memiliki lencana itu.

Panglima ok terbelalak tidak percaya, menerima rencana kerajaan itu dengan tangan bergetar, seorang menteri tertinggi kerajaan telah merencanakan sesuatu hal yang mengundang kemarahan yang mulia raja.

" pergilah panglima ok, laksanakan tugasku sekarang juga." Titah yunho dengan datar pada panglima ok yang masih menatap lencana kerajaan dengan begitu terkejut.

Panglima ok segera tersadar dari rasa terkejut nya lalu mengangguk patuh pada yang mulia raja, bergegas pergi untuk melaksanakan titah yang mulia raja penguasa joseon saat ini.

Time Works WondersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang