🌵 02 : Meet Him.. 🌵

3.1K 178 20
                                    

Edisi revisi. Enjoy ya..

Lilin pov

Hari ini aku sial banget.

Sudah terlambat masuk kerja hingga dimarahi Pak Buntoro, manajer cafe tempatku bekerja.  Eh, aku masih dapat masalah di sore harinya.

Sungguh bukan salahku, cowok itu yang kurang ajar meremas pantatku, tapi kenapa aku yang disalahkan dan dipandang negatif oleh semua orang?! 

Bahkan brengseknya, cowok itu ikut menuduhku telah menggodanya saat kekasihnya memarahiku di depan umum.

"Apa kau yang menggodanya duluan atau jalang ini yang memancingmu?" gadis itu melirik tajam kekasihnya.

"Aku tak pernah menggodanya duluan, Sayang.  Dia yang berusaha memancing dan menggodaku.  Kau lihat saja pakaiannya yang seksi, tak ada wanita baik-baik yang mau memakainya," tuduh si cowok kurang ajar itu.

Astaga.  Pikiran mereka entah kemana bisa menuduhku seperti itu?!  Jelas-jelas seragam yang kupakai ini adalah seragam cafe ini, kenapa aku dituduh jalang karena seragam yang kukenakan? 

Pak Buntoro bahkan tak membelaku perkara seragam.  Ia justru memanggilku dan memberi kabar buruk.

"Maaf Lilin, kami terpaksa memberhentikanmu.  Ini ada sedikit pesanggon dari manajemen."  Dia menyodorkan amplop coklat yang gak terlalu tebal.

Aku meliriknya sinis.

"Bapak tahu saya difitnah.  Lelaki itu memang terkenal mata keranjang kan.  Lalu mengapa saya yang disalahkan?" protesku pilu.

"Saya tahu Lilin, tapi maaf saya tak bisa membantu.  Wanita yang marah padamu tadi, dia anak pemegang saham terbesar di cafe ini."

Uang dan kekuasaan memang mengerikan!  Kebenaran selalu ada di pihak mereka.  Aku memandang amplop coklat berisi uang itu dengan tatapan benci.  Sambil menghela napas aku berbalik meninggalkan ruangan Pak Buntoro.

"Lilin, pesangonmu.. "

Aku berhenti melangkah.  Ingin kulemparkan uang pesangon itu didepan wajah mantan atasanku ini.  Tapi kemudian aku teringat akan uang kontrakan rumah yang belum kubayar.  Aku benci uang tapi, tapi tak bisa kupungkiri aku amat membutuhkannya.

Dengan menebalkan muka aku kembali dan mengambil uang pesangonku.

"Terima kasih," ucapku lirih.

Pak Buntoro hanya tersenyum sinis melihat kelakuanku.

======= >*~*< ======

Kesialanku belum berakhir..

Sampai di rumah aku melihat barang-barangku yang tak terlalu banyak sudah diletakkan di luar rumah.  Aku sudah diusir!  Kini aku kini sudah jadi gelandangan.

22. Dark Secret ( THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang