Obat Kangen

19K 2.2K 328
                                    


Ini saya kasih sepenggal kisah keluarga Alif sebagai obat rasa rindu kalian para Oma pada tiga bocah ajaib hasil ulekan Alif. Haa...

Sebenarnya saya juga kangen luar biasa pada keluarga ini. Tapi, jika ini tak diakhiri, kapan kita bisa mup on, yak? 

Yoweslah, silakan dinikmati, yaa...

***


"Libul tlah tiba." Aya.

"Hole!" Andra.

"Oye!" Althaf.

"Libul tlah tiba." Aya.

"Hole!"Andra.

"Oye!" Althaf

"Hatikuu gembilaaa..." Aya dan Andra.

"Oye!" Althaf

"Udah Dedeeek. Ndak ada hole lagiii..." dan Andra yang kesal karena sang adik kecil masih terus menyerukan kata 'hore' padahal lagunya sudah selesai.

Althaf hanya beriak santai. Ia kembali asik memainkan pasir di halaman rumah yang menggunung. Kata ayah, mereka akan mengubah rumahnya yang lama menjadi sebuah rumah baru yang lebih keren. Kata ayah, rumah mereka nanti ada tangga yang panjang dan meliuk. Rumah mereka akan lebih tinggi dari rumah yang sekarang. Kata ayah lagi, rumah mereka akan memiliki empat kamar, yang mana diantaranya adalah kamar ayah dan bunda, kamar kak Aya, kamar Andra bersama Althaf, dan juga kamar tamu.

Andra sempat protes kala ayah memutuskan menyatukan kamar Andra dan adik kecilnya. Andra berkata bahwa ia sudah gede, sudah sunat dan harus tidur sendiri di kamar, bukan bersama Al. Masa Aya saja yang memiliki kamar sendiri? Kenapa tamu harus dikasih kamar juga? Begitu katanya.

Namun, Alif tetap Alif. Setiap yang diputuskannya pasti ada tujuan tertentu. Naya juga menyetujuinya. Alif berinisiatif menyatukan kamar kedua anak laki-lakinya agar hubungan persaudaraan antara Andra dan Althaf semakin akur hingga dewasa kelak. Dengan berbagi kamar antara keduanya, Alif berharap mereka kelak akan menjadi saudara yang solid dan saling berbagi kasih sayang. Jika saja Aya adalah anak laki-laki, otomatis satu kamar akan diisi tiga orang anak. Sayangnya Aya adalah anak perempuan dan satu-satunya, sehingga Aya harus tidur terpisah dari kedua saudara laki-lakinya.

Berbeda dengan Andra yang ingin memiliki kamar sendiri tanpa berbagi, maka Aya protes karena tidak sekamar bersama dua saudaranya yang lain. Sedangkan Andra dan Althaf malah berada dalam satu kamar bersama. Aya cemburu. Ia juga ingin berbagi kamar bersama ketiga saudaranya. Tapi, keputusan ayah sudah tak terbantahkan. Alif hanya ingin membiasakan anak-anaknya di kamar masing-masing sejak dini sesuai ajaran agama.

Namun untuk sementara, Al masih harus tidur sekamar bersama kedua orangtuanya, berhubung usia Al yang masih dibawah dua tahun dan masih minum ASI. Lagipula, rumah mereka belum direnovasi, kok. Itu semua masih rencana di kepala Alif.

"Dedeek. Hati-hati, yaa. Di depan situ ada e'ek-nya Miauw. Bauuu..." Aya si cantik memperingatkan.

"Miaauw..." Althaf merespon dengan menirukan suara Miauw, si kucing Mbak Hanum yang tidak pernah kapok main ke rumah mereka. Padahal bunda sudah sering mengusir, dan Aya bersama Al yang suka sekali menarik-narik ekornya hingga bulunya rontok. Bahkan tak jarang Andra akan merecoki kucing malang itu dengan ampas teh bekas minuman ayah yang belum sempat bunda buang.

Saat tiba di rumah tuannya nanti, mbak Hanum si tetangga beberapa meter dari rumah mereka itu akan memekik karena kucingnya pulang ke rumah dalam keadaan mengenaskan.

Oh, Kids!!! (Terbit) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang