(Awan)
Sampai jumpa awan..
Sungguh hanya kata itu yang meluncur dari mulut ku, setelah kamu memeluk hangat ku dan mengucap kata maaf.
Tidak papa awan, aku tahu kau tak ingin pergi tapi kau sudah berjanji bukan, untuk mamatuhi segala perintah ayah mu jika itu demi kebaikan kamuAku tersenyum. 'Ya pelangi..
Aku sedih, tapi tak sesedih kamu awan.
Sialan! Aku tersenyum
Setelah kamu pergi, aku memikirkan banyak hal. Kamu tahu? Aku ingin sekali bertemu ayah kandung ku, aku ingin membantunya, ingin bertemu bunda sarah yang pasti jadi tahanan mereka dan mengunjungi bunda kandungku. Sangat ingin melakukan itu.
Tapi logika ku tak bisa menerima itu.
Aku bertekad. Jika ayah mengorbankan diriny untuk kebenaran, bunda pun sama begitu, maka aku pun ingin membantu mereka. Aku mulai merancang rencana dan apa saja yang akan aku lakukakan selama melewati masa SMA. Aku tak peduli jika masa remaja ku tak berjalan normal seperti yang lainnya. Karena, mungkin ini takdirku.
Ah ya! Bukan berarti aku tak normal. Setelah aku masuk SMA itu, banyak cowok-cowok lho yang naksir aku, rata-rata mereka ngajak pacaran. Ganteng, kaya, populer, pintar dan yah mendekati kata sempurna. Sebenar nya aku tertarik, tapi aku memutuskan tidak akan menjalin hubungan yang bernama pacaran.Gw menghembuskan nafas lega, awas saja pelangi, kalo sampai dia punya cowok, gw hajar tuh cowonya.
Heh, jangan marah dong bacanya.
Anjir!! Kok dia lebih nyebelin di bukunya sih. Gw garuk tengkuk kepala yang gak gatel
Awan, kamu tahu? Aku dibenci cewek- cewek di SMA itu. Aku dianggap kecentilan dan cacian yang lainnya. Aku sempat berfikir buat nerima farel, lumayan lah buat antar jemput, tempat traktir makan kan jadi irit dan jagain aku dari bully an mereka.
Oh.. jadi farel suka sama kamu. Awas aja tuh kunyuk!! Gw menahan geram
Tapi gak jadi sih. Maaf yah..
Tapi, awan..
Kamu benar dunia fana ini kejam, mereka yang membenci aku tak segan menyakitiku secara fisik, meskipun aku bisa bela diri tetap saja yang disalahkan aku, karena wajah mereka bonyok-bonyok. Tapi sumpah! Aku hanya menghindar, itu semua kecerobohan mereka.
Setelah beberapa bulan akhirnya aku punya teman, ya kebanyakan teman yang sering tanya dan diskusi. Aku haru sabar menghadapi mereka yang egois, tanpa tahu rasanya menjadi aku, wan :(
Mereka berhasil merobohkan dinding-dinding sabar ku untuk menghadapi mereka, membuatku harus berkali-kali meneteskan bulir- bulir air mataku.
Hanya buku ini teman setiaku, yang sudah ku anggap sebagai kamu.
Mereka mengaku teman ku, tapi tak satupun dari mereka mau mengerti keadaan ku. Oh awan.. aku ingin tertawa bersama mereka, tapi bagaimana? Sampai saat ini kamu tahu sendirilah..Gw menghembuskan nafas(lagi). Gw tahu rasanya, pelangi.. maaf..
Tapi itu bukan masalah yang berarti.
Aku melewati hari demi hari penuh kesibukan, setahun yang lalu aku berhasil membangun light house ini , awan.. dan loncat kelas. Hahaha.. kita samaan deh. Wlee!! :pGw tersenyum, kerja bagus pelangi👍
Untuk mendapatkan light house bukan hal yang gampang, wan. Aku membantu mami(tante maya) bekerja, dia tahu kemampuan ku karena tekunnya aku belajar. Dia memberiku proyek robot kecil-kecilan.
Kamu tahu, kenapa aku tertawa saat kamu memamerkan jam tangan canggih itu(?) Karena itu salah satu karyaku. Hahaha.. bukan sombong nih, lagian kamunya juga songong banget nunjukinnya, mentang-mentang harganya mahal.. huuu.. hahahaSumpah! Disini Pelangi nyebelin banget!
Oh ya, sekarang aku lagi punya proyek dengan agent intelligent negara ini. Tapi bukan berarti aku bagian dari mereka, aku hanya bekerja sama, itu saja.
Jadi kamu ngga perlu khawatir.
Proyek ini, dalam versi penjelas mereka sangat bermanfaat bagi masyarakat. Jadi apa salahnya? Kau setuju kan, bung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Penikmat Lelah
Pertualangan"Karena aku adalah Air berapi Melewati rintang dengan berpencar kesegala arah tanpa mau menyadari tubuh ini sudah terluka.. Mengalir mengelilingi setiap sudut tempat tanpau mau tahu akan kata terjundari tingginya tebing.. Sadar atau tidak, biarkan...