Bagian 9

6.9K 783 56
                                    

Perjalanan penuh tangis dan luka sudah Jaejoong lewati, ia ingin sekali bahagia kali ini, entah itu hanya beberapa menit. Ia selalu ingin melihat wajah gembira Yunho dan kedua anaknya, tak ada rasa takut, tak ada rasa sakit dan tidak ada kenangan buruk yang menghantuinya kali ini.

Setelah makan malam bersama, Jaejoong pun bersandar pada headrest tempat tidurnya, Changwook dan Changmin meletakan kepalanya di paha Jaejoong. Mereka berdua tersenyum ketika Jaejoong mengusap lembut rambut mereka. Yunho hanya tersenyum memperhatikan ketiganya.

"Apakah kalian menjadi anak pintar saat di sekolah?" Tanya Jaejoong.

"Jelas saja Umma. Min selalu memegang juara kelas, tanya saja Kyu." Ujar Changmin.

"Kau pikir hanya kau yang menjadi juara Min? Aku juga, jika tidak mana mungkin aku menjadi dokter." Sambut Changwook, Jaejoong hanya terkekeh mendengarnya, impiannya bersama kedua putranya telah terwujud, meskipun ia hanya memiliki waktu yang cukup singkat.

"Ahaha berati kalian menuruni Appa hn? Appa pun selalu menjadi juara kelas." Ujar Yunho tak mau kalah, Jaejoong mengercutkan bibirnya. Kedua anak dan suaminya memamerkan menjadi juara kelas dihadapannya, ia pun tak ingin kalah dari ketiganya.

"Umma juga. Umma menjadi juara, walau pun tidak juara kelas. Hehe." Yunho dan kedua anaknya pun tertawa melihat wajah tak ingin kalah Jaejoong.

"Kau yakin hn? Aku dengar dari Yoochun kau tidak pernah menjadi juara, Jae kau tidak bisa berbohong sayang, lihat wajahmu saja tidak meyakinkan." Gurau Yunho, Jaejoong pun mendesis kesal membuat Changwook dan Changmin tertawa. Mereka segera beranjak dan duduk disebelah Yunho. Jaejoong pun menatap kesal ketiganya.

"Dasar anak-anak Appa!" Ujar Jaejoong, tetapi sesaat wajah Jaejoong pun berubah kembali muram.

"Aduhh sayang jangan menyiksa Umma. Kau sedang apa hn?" Tanya Jaejoong mengusap perutnya. Bayinya sangat begitu aktif membuatnya kewalahan. Jaejoong tersenyum, ia membayangkan bagaimana aktif anaknya setelah ia lahir?

"Apa yang kau lakukan?" Jaejoong terkejut. Tubuhnya pun gemetar mendengar suara Yunho.

"A-tidak Yun, aku hanya duduk sebentar karena anakku sangat aktif." Yunho menatap perut Jaejoong, memang terlihat jelas gerakan tersebut. Perlahan tangan Yunho menyentuh perut Jaejoong. Jaejoong terkejut dibuatnya, ia hanya menatap tak percaya kepada Yunho. Tak lama Yunho melepas sentuhan tersebut, wajahnya kembali dingin menatap Jaejoong.

"Pergilah. Buatkan aku air hangat." Jaejoong pun mengangguk, Yunho melangkahkan kakinya untuk pergi, Jaejoong tersenyum dan mengusap perutnya, anaknya kembali tenang.

"Kau suka Appa menyentuhmu hn? Dasar anak Appa."

Jaejoong tersenyum melihat ketiganya, Yunho telah benar-benar menerima kedua anaknya, Jaejoong pun menundukkan kepala dan tersenyum, ia menahan tangis haru karena Yunho mau menerima anak-anaknya.

"Terima kasih Yun." Bisik pelan Jaejoong, mendengar itu Yunho pun segera mendekatkan diri kepada Jaejoong. Yunho menyentuh dagu Jaejoong dan mengangkat kepala Jaejoong. Jaejoong hanya mampu menantapnya dengan mata berkaca.

CARNATION✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang