Yunho menyuruh kedua anaknya kembali pulang dikarenakan kondisi sudah sangat malam dan mereka membutuhkan istirahat, awalnya keduanya menolak, tetapi akhirnya mereka pun menurut. Belum banyak mereka untuk berbicara karena waktu, tetapi besok mereka berjanji akan kembali datang.
Changwook dan Changmin pun pulang ke tempat mereka masing-masing. Jujur saja keduanya mengkhawatirkan Jaejoong, walaupun mereka tahu ada dokter pengganti selama Changwook tidak ada. Changwook mengantarkan Changmin sebelumnya. Mereka pun sampai di apartemen Changmin.
"Terima kasih sudah mengantar." Ujar Changmin. Changwook pun mengangguk.
"Min, maaf." Ujar Changwook membuat Changmin melirik kearah Changwook.
"Umma seperti ini karena aku. Seseorang menanamkan aku kebencian terhadap Umma, maaf. Bahkan Umma sakit seperti ini karena aku." Changmin menghelakan nafasnya setelah mendengarkan ucapan Changwook.
"Aku pun sangat membenci Umma awalnya, aku berharap tidak pernah bertemu dengannya, bahkan sama sepertimu aku mengharapkan Umma cepat mati, seandainya aku tidak bodoh, mungkin aku akan menuruti kata Appa angkatku untuk menemui Umma, tetapi tidak. Aku malah menuduhnya yang tidak-tidak, aku menuduhnya membuangku, membenciku. Bahkan sebelum ini aku memakinya. Aku tak pernah tahu bahwa ia menderita kehilangan kita, aku tak pernah tahu itu." Changwook hanya mampu menahan sesak dan menghela nafasnya mendengar ucapan Changmin.
"Kondisi Umma saat pertama kali aku bertemu hanya seperti boneka hidup, dimana ia hanya menuruti segala yang kita lakukan padanya, tetapi ia hanya bergumam dan memanggil kedua anaknya, setiap hari aku memberikannya obat-obatan yang sengaja aku berikan agar perlahan Umma mati, a-aku benar-benar menyesal, aku tidak tahu harus bagaimana saat ini." Keduanya hanya mampu meratapi kesalahan yang telah mereka perbuat. Ya, penyesalan.
.......
.......Waktu berlalu dengan cepat, pagi pun tiba, Changwook telah siap kembali ke Rumah Sakit, ia harus terus mengontrol kondisi Jaejoong.
"Kau tidak sarapan sayang?" Ujar BoA, Changwook terdiam, ia menatap BoA, seharusnya ia pergi dari sini, tetapi ada hal yang harus Changwook lakukan untuk dirinya tetap dalam rumah itu.
"Tidak, aku harus segera ke Rumah Sakit." Ujar Changwook.
"Begitu, ah ya Umma dengar Jaejoong masuk Rumah Sakit? Akhirnya si miskin itu menderita, usaha kita berhasil sayang, terima kasih. Ahahaha." Changwook tersenyum dan menahan rasa kesalnya, ia harus bertahan sampai semua yang ia inginkan ia dapatkan.
"Ya, kemarin Jaejoong dilarikan ke Rumah Sakit, akan aku pastikan semuanya berjalan lancar, Umma." Ujar Changwook, BoA tersenyum dan mengusap lembut kedua pipi Changwook.
"Semua pasti berjalan lancar sayang, Jaejoong akan mati, dan kita mengambil apa yang menjadi milik kita." Ujar BoA, Changwook tersenyum dan mengangguk.
"Ya, semua akan lancar, dan aku akan menyembuhkan Ummaku." Gumam Changwook dalam hatinya.
"Semua hartamu akan menjadi milikku Jung, setelah Jaejoong mati, akan aku pastikan kau dan anak bodohmu ini mati perlahan." Batin BoA. Changwook segera menurunkan tangan, ia pun segera pamit untuk pergi. Sebenarnya ia pun aneh, mengapa BoA tahu bahwa Jaejoong masuk Rumah Sakit tanpa Changwook memberitahunya, apakah ada orang asing yang telah mengawasinya? Changwook harus temukan siapa orang tersebut.
..
..Changmin membuka pintu kamarnya, ia pun sedikit terkejut dengan kehadiran Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum lebar menyambut sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARNATION✔
Fanfiction'Apa kau tahu Changwook-ah makna bunga kertas ini? Bunga yang bermakna begitu dalam. Suatu hari nanti kau akan tahu.' 'Seandainya kau tahu kenyataannya Changmin-ah! Apa kau masih ingin membencinya?!' .. 'Kembalikan anak-anakku Yun, ku mohon kembalik...