Fakta

534 68 8
                                    

Sinar mentari mulai menyinari setiap sudut kota, aroma hangatnya diudara pagi yang dingin ini sangat menenangkan hati. Secercah cahaya menelusup melalu tirai rumah sakit, memancar memberi penerangan sedikit diruang itu. Perlahan kelopak mata kyungsoo membuka, pandangan yang belum begitu jelas hingga satu sosok yang ia tangkap terbingkai dimatanya.

"Tae?" gumam kyungsoo, yang disebut namanyapun tersenyum tulus. "Kau tidak tidur?."

"Aku baru saja bangun."

Kyungsoo tersenyum lembut, sebuah sentuhan hangat yang ia rasakan dari belaian tangan taehyung yang mengusap surai rambutnya. "Aku akan pulang sebentar, siang aku kesini."

"Ya"

"Tapi aku akan pulang setelah appa dan umma mu datang. Sekarang bagaimana kalau kita sarapan?". Kyungsoo mengangguk samar, ia menurut pada taehyung. Dengan telaten taehyung menyuapi kekasihnya yang terbaring ditempat tidur rumah sakit, dengan aroma obat yang khas menyeruak disetiap sudutnya.

Setelah selesai sarapan, tak lama kemudian appa dan umma do datang. Mereka menunggui kyungsoo, agar taehyung bisa pulang sebentar. Taehyung pamit dan pulang, untuk sekedar membersihkan diri dan menggantai pakaian. Mungkin untuk beristirahat sejenak, karna tidurnya semalam tak begitu nyenyak. Sebab ia tidur dikursi didekat kyungsoo, taehyung tak bisa pergi jauh ketika kyungsoo sendiri. Siapa tahu tiba-tiba membutuhkannya jadi dia tidak benar-benar tidur semalam.





Sesampainya dirumah taehyung segera pergi kekamarnya, melewati ruang utama rumahnya. "Aku pulang" serunya.

"Kau sudah pulang? Bagaimana keadaan kyungsoo?" tanya appa kim yang sedang membaca koran pagi ditemani secangkir kopi buatan istrinya.

"Baik appa. Kaki kyungsoo bisa diselamatkan."

"Ah sayang sekali. Harusnya dia tidak bisa berjalan lagi."

Taehyung membatu, matanya kini menatap appanya penuh amarah dan tanda tanya. "Maksud appa?."

"Yah, harusnya kakinya tidak usah selamat. Jadi dia tidak akan bisa mengganggumu lagi."

"Apa semua ini rencana appa?" tebak taehyung. Dia tahu jika terkadang appanya berbuat diluar pemikirannya.

Appa kim menutup lembar koran yang ia baca, "Jika kau masih menolak perjodohan yang appa lakukan. Aku tidak menjamin kyungsoo selamat."

"Jika appa berani menyakiti kyungsoo, jangan menyesal jika aku menjadi anak durhaka" kesal taehyung, dia melangkah menuju kamarnya dan membanting pintu kamarnya.

Brakk!

"Aaarghhh!" teriaknya frustasi. Taehyung mendudukan diri ditepi tempat tidurnya. Dia tidak percaya jika yang melakukan itu adalah appanya sendiri. Appanya sendiri menyakiti kekasihnya, walaupun itu memang sifat appanya. Tapi taehyung tetap tidak habis pikir.

"Tae?" seru umma kim dari luar kamar taehyung. "Boleh umma masuk?."

"Ya"

Umma kim masuk kekamar taehyung, melangkah dengan pelan mendekati putranya. Ia mengambil duduk disamping taehyung. "Kyungsoo baik-baik saja?" tanya umma kim. Taehyung mengangguk. "Syukurlah" sebuah senyum tulus tergambar dari wajah umma kim.

"Umma--"

"Tae, umma harap kau mengerti" potong umma kim. "Kau tahu appamu bagaimana bukan?" umma kim menatap putranya dengan lembut, mencoba membujuk putranya. Dia tahu dia salah karna memaksa putranya, tapi dia juga tidak ingin kyungsoo tersakiti hanya karna keinginan suaminya yang menjodohkan putranya. "Umma memyayangimu dan kyungsoo. Umma mohon, ini demi kyungsoo. Kau tidak ingin terjadi sesuatu yang lebih buruk dari ini bukan terhadap kyungsoo? Umma yakin putra umma ini sudah dewasa" umma kim mengusap lembut rambut taehyung dan mengecup singkat kening putranya itu.

"Tapi umma, aku mencintai kyungsoo."

"Umma tahu itu tae. Umma juga menyayangi kyungsoo seperti anak umma sendiri. Umma mohon, ini demi kyungsoo."

"Tapi umma----"

"Tae----"

"Hah!" taehyung menghela nafasnya, dia tidak bisa menolak permintaan ummanya itu. Entahlah, dia begitu menyayangi ummanya, seperti kyungsoo. "Tapi ijinkan aku menemani kyungsoo sampai dia keluar dari rumah sakit."

"Tentu saja, umma juga ingin menjenguknya."

"Buatkan soup buah strawberry dan alpukat kesukaan kyungsoo, umma."

"Ah iya, nanti umma buatkan."

Terlihat mudah sekali taehyung melepas kyungsoo, tapi jauh didalam hatinya dia menderita. Hatinya teriris karna sebuah kenyataan dia harus meninggalkan kyungsoo untuk perjodohan yang taehyung tidak inginkan. Jahat, itu kata yang pantas untuknya. Tapi dia tidak akan membiarkan kyungsoo sendiri. Taehyung mengenalnlbkyungsoo, walaupun terlihat kuat dan tegar. Tapu kyungsoo itu rapuh dan dingin.

Kyungsoo rapuh, serapuh daun kering yang dengan kudah dihancurkan oleh sebuah remasan.

Kyungsoo dingin, sedingin tebing es yang menjulang tinggi membatasi dirinya dengan orang lain. Dia begitu dingin ketika taehyung mengenalnya. Kyungsoo sangat tidak mudah berteman apalagi dengan lelaki, karna terlalu banyak luka yang ia terima dari kisa cintanya yang lalu.

Taehyung tidak bisa meninggalkan kyungsoo. Tapi itu harus ia lakukan. Apa yang harus taehyung lakukan? Taehyung sangat bingung dengan itu. Jika dia berbuat nekat, dia juga tidak akan tahu apa yang akan dilakukan appanya. Appanya bisa berbuat jauh, jauh lebih mengerikan.

Penakut memang kata yang tepat untuk dirinya. Taehyung tidak takut dengan appanya, melainkan terlalu takut kyungsoo lebih terlukai hanya karna cinta yang dipaksakan. Mungkin ini sudah jalan dari kisah cinta mereka yang tak bisa bersama. Sebuah cinta yang mampu menghancurkan dinding penghalang yang begitu dingin dan tinggi. Sebuah cinta yang hangat untuk dirasakan.

Cinta

Cinta

Taehyung mencintai kekasihnya, kyungsoo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mantan (Slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang