4. Okiya

2.7K 173 4
                                    

“Aku tersentuh dengan suaramu, atau mungkin karena maknanya. Entahlah” Sasuke tersenyum “tapi aku menyukainya” ia meraih kepala Sakura dan mengacak rambutnya yang terurai.

Sakura mengerucutkan bibirnya. Sasuke sekali lagi terkekeh melihatnya.

Sesaat Sasuke memperhatikan wajah Sakura “Apa yang terjadi?” Tangan Sasuke menyentuh pipi kiri Sakura. Ia melihat sesuatu yang membekas disana dan memerah. Sebuah bekas tamparan.

Sakura kembali terdiam. Ia tidak mungkin mengatakan jika ibu tirinya yang sudah menamparnya.

“Ah aku harus cepat pulang. Kaa-san ku pasti sudah mencemaskanku karena tidak pulang-pulang. Jaa Sasuke-kun"
Sakura berlari kecil seraya melambaikan tangannya pada Sasuke. Ia tidak mau menjawabnya, maka ia memilih pergi dari sana.
Tanpa sadar, Sasuke mengepalkan  kedua tangannya.

.

.

.

Ketika Sakura sampai di rumah, ia di buat terkejut dengan apa yang di lakukan oleh ibu tirinya.

“Aku menjualmu, sayang. Maafkan ibumu ini. Kau tahu kan, ibumu ini butuh banyak uang!” Yura mengelus wajah cantik Sakura lalu menyeringai.

“Mereka akan membawamu”
Dua orang membawa paksa Sakura. Meski terus berontak, ia tidak sanggup melawannya. Ia tidak bisa melawan mereka. Yang bisa di lakukannya adalah hanya menangis. Sampai kereta kuda itu berjalan dan membawanya pergi jauh dari rumahnya.

.

.

.

.

Warning : Typo(s) bertebaran, OOC dll

.

.

.

¤¤¤Happy Reading¤¤¤

.

.

.

Sekarang gadis yang bersurai merah muda ini hanya bisa terdiam dalam kebisuan. Semua fikirannya kini telah kosong. Padahal, banyak kebahagiaan yang ingin di raihnya, banyak impian yang ingin di wujudkannya. Tapi sepertinya semua memang hanya tinggal mimpi semata. Semua tak akan pernah bisa menjadi kenyataan. Ia tahu, karena ia sekarang berada di kota yang terletak sangat jauh dari desanya. Kota yang asing untuknya. Dan ia ingat, saat ia dibawa paksa oleh orang yang tak di kenalnya, pada saat itu pula ia tahu bahwa hidupnya kini tidak akan sama dengan hidupnya yang dulu. Semua akan berbeda mulai dari sekarang.

Malam ini, ia masih enggan mengistirahatkan matanya walau untuk barang sejenak. Meskipun matanya sudah menunjukkan kelelahan yang berarti, tapi otaknya masih berkuasa penuh pada netranya. Mungkin sudah dua jam lamanya ia terdiam dengan posisi yang sama setelah perjalanan panjangnya berakhir. Pada akhirnya kini ia berada entah dimana. Tapi yang di ketahuinya ia sekarang berada di dalam rumah yang tidak terlalu besar namun cukup luas untuk di tinggali banyak orang. Ia belum bertemu siapapun saat ia tiba. Jadi sementara berdiam dalam kamar mungkin adalah ide terbaiknya.
Lambat laun malam semakin mencekam dan kini matanya-pun mulai terpejam.

------------------------------------------------------

Keesokan harinya.

Terlihat seorang wanita cantik yang memakai furisode mewah tengah berjalan menyuri sebuah lorong. Wanita itu begitu cantik dan elegan. Terlihat berkelas sakaligus mampu membuat siapa saja yang melihatnya langsung bertekuk lutut. Kulit putih porselennya begitu bercahaya. Rambut panjang blonde-nya tergerai mempesona. Wajah tegasnya begitu meluluhkan mata dan bibirnya berwarna semerah darah. Furisode yang di pakainya sedikit terbuka di bagian atas, lebih tepatnya di bagian dadanya hingga memperlihatkan belahan dadanya yang sedikit menyembul keluar. Langkah kakinya meyakinkan sebuah ketegasan. Seolah-olah ada sesuatu yang begitu sangat menariknya dengan kuat. Serta nampak juga dua pelayan berkimono biasa yang mengikuti di belakangnya.

KIMI NO IRU MACHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang