Chapter 3

46 5 3
                                    


"We made quite mess babe
Its probably better of this way
And i confess babe that in my dream youre touching my face
And asking me if i wanna try again with you and i almost do"
-i almost do-
.
.
.
***

Jam weker selalu menggantikan peran ibuku untuk membuatku terjaga, kegiatan sialan yang paling aku benci adalah bangun dipagi hari dan berusaha menjalankan kehidupan yang sebenarnya tak perlu kujalani. Aku sudah tidak tinggal bersama orang tuaku. Jangan tanya kenapa, karena selama ini semua orang yang bertanya tentang itu pasti tak mempercayainya. Ingin tau jawabanku?

Aku membiarkan mereka mati. 

seperti pagi ini jam itu sukses membuatku ingin menghancurkan dunia nyata. Refleks tanganku meraba meja yang berada di sebelah ranjang untuk mematikannya dan melanjutkan tidurku, tapi yang aku dapatkan malah sesuatu menusuk ujung jari membuatku terperanjat karena terkejut menerimanya. Itu sebuah bros berbentuk pita dengan satu hiasan batu merah kecil ditengahnya, sama sekali bukan tipeku, mana mungkin aku memakai benda bodoh seperti ini, aku mengamatinya sambil berfikir darimana aku mendapatkan benda yang sudah membuatku sial dipagi hari, ada bercak kemerahan di pitanya. Tunggu sejak kapan aku menyimpan benda seperti ini.

Akhirnya bayangan akan kehidupan buruk itu terbayang di otakku. Membongkar memorinya menampakkan berbagai potongan gambar menjadi rentetan kejadian. Benda ini milik seseorang yang menyewaku kemarin. Bros ini ia pakai saat aku melakukan pekerjaanku. Seorang wanita berusia 20 tahun kurasa, menyewa jasaku untuk membebaskan jiwanya kemarin.

Salah satu kebiasaan yang tak kusadari saat mejalankan tugasku adalah mengambil sebuah benda yang berhubungan dengan clientku. Segera kusimpan bros itu di laci meja, bersama benda lain dari client-clientku sebelumnya.

Bergegas pergi ke kamar mandi dan tersandung sesuatu hingga jatuh karena licinnya benda itu. Aku menoleh untuk megetahui benda apa yang membuatku terjatuh, kenapa aku bisa sebegitu cerobohnya meninggalkan pisau berlumur darah di lantai kamarku, bagimana kalau ada yang menemukannya sebelum aku. Sial, Kuambil dengan sekilat pisau itu lalu melemparnya sembarangan ke ember berisi air di kamar mandi.

Untuk meredam semua nasib sial yang menimpaku di pagi ini. Aku memilih duduk dan mengambil nafas. Lalu kuputuskan untuk online dan aku melihat seseorang mengirimku IM.

From : Fxxjinccx

'Aku rasa sudah hidup terlalu lama.'

To : Fxxjinccx

'Kau 100?'

From : Fxxjinccx

'Aku masih 18 tahun.'

To : Fxxjinccx

'Fikirkan baik-baik dan hubungi aku lagi nanti.'

From : Fxxjinccx

'Aku sudah lama memikirkannya dan yakin akan hal ini.'

To : Fxxjinccx

'Baiklah, berikan alamat dan foto terbarumu.'

From : Fxxjinccx

'Ok, berapa tarifmu?'

To : Fxxjinccx

'Aku tidak memasang tarif, terserah kau ingin memberiku berapa.'

From : Fxxjinccx

'Photo Recived.'

From : Fxxjinccx

'gwangsan-gu no.20 blok. 6'

To : Fxxjinccx

'Kapan kau ingin jiwamu dibebaskan?'

From : Fxxjinccx

'Tak perlu seformal itu kepadaku, bilang saja "membunuh" jangan membebaskan jiwa, aku bukan anak sastra."

To : Fxxjinccx

'Siapa peduli.'

From : Fxxjinccx

'Bunuh aku di alamat yang kuberikan tadi.'

To : Fxxjinccx

'Bersiaplah dalam jangka waktu 1 minggu sejak aku mendapatkan bayaranku'

From : Fxxjinccx

'Baiklah akan ku siapkan imbalannya, senang bekerja sama denganmu.'

Setelah melihat pesan terakhir dari Fxxjinxxc tadi aku segera mencetak foto yang ia kirimkan. Baiklah satu pekerjaan datang lagi, belum sempat aku membersihkan diri dari pekerjaan yang kemarin kini datang satu lagi.

Tapi tiba-tiba aku sangat ingin melakukannya sekarang, masa bodo dengan bayaran. Bukankah aku butuh hiburan untuk meredam kesialan hari ini? Fikirku.

Setelah membersihkan diri aku segera mengambil pisau yang sudah menjadi rekan kerjaku dari ember air tadi dan tak lupa mengambil foto Fxxjinxxc yang kucetak barusan, lalu menyimpannya di saku celanaku. Memakai hoddie yang selalu menjadi penyamaranku selama ini dan mengikat rambut panjangku sembarangan.

Saatnya bersenang-senang.

Kill You | [J-Hope]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang