"If you're out there, if you're somewhere, if you're moving on.
I'd be waiting for you ever since you've been gone.
I just want it back the way it was before"
-If this was a movie-
.
.
.
***Gwangsangu termasuk dalam perumahan elite dan mungkin penjagaannya cukup ketat di daerah gwangju. Hebat. Aku akan dapat sedikit tantangan kali ini. Kuambil foto Fxxjinccx lalu mulai berfikir, kau cukup tampan dan jika kau tinggal disini berarti kau kaya. Kehidupan yang sempurna, jadi apa yang membuatmu ingin mati.
Aku sudah berada tepat didepan rumah yang clientku tunjukan, Gwangsan-gu no.20 blok 6. Halamannya cukup luas namun tak ada penjagaan disana, dia bilang aku bisa mengakses rumahnya dengan mudah karena dia benar-benar mempersiapkan kedatanganku kapan saja, jadi aku tak akan mendapat tantangan hari ini. Ada rasa sedikit kecewa.
Akhirnya kuputuskan untuk lewat pintu belakang saja. Sebenarnya aku bukan orang seceroboh ini, waktu yang aku berikan untuk clientku bersiap adalah untuk diriku sendiri mencari tahu latar belakang clientku, bisa saja mereka para detektif bodoh yang berusaha menjebakku atau malah Oh taesook yang memanfaatku untuk membunuh musuh-musuhnya.
Tapi kali ini perasaanku sedang buruk, siapapun tidak masalah.
Aku hanya perlu membunuh.
Saat berada didalam rumahnya aku tak mendapati adanya kehidupan, sangat sunyi bahkan. Kucari orang yang memakai username fxxjinccx dari satu ruangan keruangan lainnya. Rumah ini benar-benar sempurna, banyak sekali barang-barang mewah di setiap sudut ruangan, naluriku sangat ingin mengambilnya. Sungguh barang-barang ini bisa memberi banyak keuntungan, tapi toh aku yakin akan banyak orang yang menyewa jasaku dan aku bukan tipe orang yang senang menghabis-habiskan uang, jadi aku tidak perlu repot-repot mencurinya.
Di ujung lorong kulihat ada pintu dengan papan biru bertuliskan Taejin. Aku masuk kedalam kamarnya yang ternyata lebih luas dari rumahku, menyedihkan. Kulihat didalam ada seseorang sedang berdiri menghadap keluar jendela besar. Wajahnya begitu damai, dan aku tau itu wajah milik seseorang yang tadi pagi bertukar IM denganku. Persis seperti di foto.
Aku berjalan kearahnya tanpa suara. Dan kurasa ia tak menyadari kehadiranku. Saat sudah berada tepat di belakangnya segera kukalungkan pisauku mengitari lehernya. Kulihat ia sedikit tersentak karena itu.
"Oh jadi hari ini?" Ucapnya dengan sangat pelan.
"sebelum kau melakukannya bolehkan aku melihat wajah yang akan merenggut nyawaku?" pintanya, suaranya sangat tenang, seolah dia sudah siap menghadapi takdirnya dan kuikuti tatapan matanya menembus keluar jendela, pemandangan Gwangsan-gu dipagi hari dengan langit yang bersih hanya sedikit tertupi awan tipis.
"hari yang indah untuk pergi, Taejin. Tapi aku sedang tidak dalam kondisi yang bagus untuk memperlihatkan wajahku" Aku berbisik tepat ditelinganya dengan wajah datar. Dapat kulihat ia mengangguk sambil tersenyum dan memejamkan matanya saat itu. Lalu dengan tegas kugoreskan pisauku dileher Taejin. Tidak terlalu panjang namun cukup dalam untuk membuat jalur pernafasannya terhenti.
Kami masih mempertahankan posisi tubuh kami saat Taejin mulai kejang karena kehabisan nafas. Tubuhku yang lebih mungil daripada tubuh Taejin menjadi tumpuan untuknya yang sudah sekarat kali ini. Saat aku yakin ia sudah tak bernafas segera ku seret tubuhnya mendekati ranjangnya. Kuposisikan ia seperti tertidur terlentang dengan kedua tangannya saling bertautan di atas perut namun aku tak menutup luka dilehernya, dengan maksud supaya orang yang melihatnya pertama kali akan segera menolongnya. Supaya ia bisa dengan cepat mendapatkan pemakamannya dengan layak. Kuposisikan diriku terduduk disamping Taejin lalu berdo'a untuk kematiannya. Kuharap kau memaafkanku Taejin.
Sebelum aku beranjak kuambil jam tangan yang melekat pada tangannya. Kebiasan anehku muncul lagi, mengambil barang milik clientku. Buruk sekali, rumahku bisa menjadi gudang kalau seperti ini terus.
Sesegera mungkin aku pergi meninggalkan rumah Taejin sebelum ada orang lain atau bahkan polisi menemukanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kill You | [J-Hope]
FanfictionSepanjang hidupnya Oh HanSeol telah membunuh banyak orang. Jung Hoseok menghabiskan liburan musim panasnya untuk mencari tahu penyebab kematian pacarnya, Shin RyuJin.