Palsu

ENAM

Hanya rasa ketidak percayaan, mengapa bisa seseorang berpura pura mencintai dalam waktu selama itu.
Kepalsuan. Kepura puraan. Palsu.

Semua ini bisa terjadi karena dimulai dari kesengajaan, kesengajaan untuk tidak mencintai dan ternyata mencintai lah yang terjadi. Tidak ada patah hati yang tidak disengaja. Karena ketika kamu menjatuhkan hati padanya, atau menyimpan harap untuknya, maka kamu telah siap menanggung segala kemungkinan yang ada. Mungkin, berakhirnya kisah ini adalah jawaban atas doa ketika Laras meminta padaNya agar Putu selalu bahagia. Perpisahan tak pernah mudah, entah selamat tinggal yang diucapkan dengan kesadaran, maupun perpisahan yang terjadi dengan kesengajaan secara perlahan-lahan. Laras yang melihatnya berubah tanpa mampu berbuat apa-apa, sendirian menjadi saksi pudarnya mimpi. Namanya berubah menjadi Sendu, yang akhir-akhir ini hadir sebagai rindu. Kebingungan sebab rindu sudah tak memiliki tempat berlabuh. Rasanya ingin pergi dan berlari ke tempat yang tak bisa sedih mengikuti. Sialnya, jalan yang dikira adalah jalan keluar, justru buntu. Tersesat. Mata basah, bibir mengatup agar nelangsamu tak menggema.

Berharap kesedihan ini akan cepat selesai. Hari ini biar kuperjelas segala rasa yang pernah menginginkan kamu untuk dimiliki kembali. Hari ini biar kulepaskan segala rindu dan lara yang pernah membuat malamku sendu karena memikirkan segala sebab yang membuatmu tak lagi menginginkanku.
Retak ini hancur ini tak bisa diperbaiki tanpa saling melengkapi. Kisah ini tak bisa dipaksa hanya karena hati ini masih tak kuasa melepasmu bahagia dengan yang lain.  Maka hari ini kurelakan segala rasa terlepas tanpa sesal di dada. Sungguh dusta jika mereka berkata cinta tak harus bersama, karena nyatanya hampa menyesaki aku dan duniaku yang kehilanganmu.

Karena, jika sudah tahu tidak bisa bersama dalam perbedaan. Mengapa kau paksakan? Begini jadinya yang kau dapati. Sadar diri saja, sudah dasar nya berbeda akan sulit untuk menyatukan hati. Apalagi hanya satu yang berjuang.
Yaaa realitas saja, kehidupan ini tidak sama seperti batu. Ia memutar dan berpindah. Hidupmu tidak selalu soal kesedihan. Selagi kau mempercayai nya. Tuhan pasti akan membolak balikan. Tinggal tunggu waktu yang tepat. Setuju?