Oktober, 2017. Putu menyudahi semuanya melalui handphone. Ternyata sudah sejak lama ia ingin menyudahi hubungan dengan Laras tetapi ada rasa kasihan dan tidak tega hingga ia mempertahankan Laras yang sudah tidak ia cintai. Entah apa penyebabnya dan apa yang ada dalam pikirnya hingga ia tega dengan semudah itu membuang sesuatu yang sejak awal sudah ia perjuangkan hingga tak pernah merasa lelah untuk mendapatkan Laras. Bagaimana dengan janji nya? Lupa? Ataukah itu hanya ia sampaikan tanpa ia lakukan? Tidak ingatkah bagaimana kita menjalani hari untuk mencapai tujuan kita?
Laras hanya bisa menangis, bagaimana bisa seseorang yang amat sangat ia cintai dan banggakan dengan mudahnya menyudahi dengan mudahnya. Tanpa kata. Hanya hujatan yang Laras dapatkan, kata kata menyakitkan yang Laras terima, menangis, mogok makan, tidak perduli dengan diri sendiri. Sebodoh inikah hingga diriku mampu mempercayai seseorang yang khianat.
Ternyata, Putu mengatakan bahwa ia sangat membenci Laras bahkan ia berkata bahwa ia menyesali karena telah menghabiskan waktu dengan Laras. Dunia runtuh. Habis. Laras merasa dirinya satu satunya orang yang paling tersakiti. Mengapa bisa kata kata tidak mengenakan itu keluar dari mulut lelaki dambaan nya itu. Menyayat. Tidak hanya menghancurkan hati tetapi juga hidupnya Laras. Selama ini ternyata Putu tidak mencintai Laras sepersen pun, bagaimana bisa Putu seolah olah berperan seperti cinta nya lebih besar dari Laras. Perhatian, pengorbanqn, perjuangan, kasih dan sayang lalu itu apa? Ilusi? Berpura pura? Sehebat itu kah Putu berpura pura selama itu? Lalu? Sejak awal kita menjalani hubungan setega itu Putu berbohong bahwa ia mengagumi Laras? Jika ada kalimat yang lebih dalam dari jahat tolong beritahu apa. Karena untuk menggambarkan Putu tidak ada kalimat yang pantas selain jahat. Jahat karena sudah membohongi wanita biasa selama ini.
Setelah dengan mudahnya pergi begitu saja dengan meninggalkan luka dan perlakuan tidak baik, dengan mudah pula lelaki palsu itu melupakan Laras, menganggap tahun yang ia jalani itu tidak pernah terjadi. Jangan kan untuk mengingat Laras, mengingat kenangan pun seperti nya tidak akan pernah ada dalam benak lelaki itu. Lelaki yang dengan santai nya menjalani sebuah hubungan dengan kepalsuan. Dengan mudahnya membuat seorang wanita menjadi jatuh ke dalam relung hatinya. Setelah ia melakukan hal itu ia pergi dengan kebahagiaannya. Menurutnya ia bahagia tanpa Laras, bukan Laras bahagianya. Laras hanya benalu Putu selama setahun lebih. Menurut Putu tidak ada kata baik yang bisa menjelaskan Laras. Lalu salah Laras dimana? Apa kesalahannya adalah perasaan yang terlalu besar? Meninggalkan perasaan besar demi paras besar, ya. Putu lebih memilih dekat dengan beberapa wanita berparas cantik. Entah yang mana yang ia akan jadikan kekasih. Sedangkan dibalik kebahagiaan Putu ada keterpurukan Laras yang mendalam. Semuanya bukan apa yang Laras inginkan. Hingga, waktu berkata Putu asing kembali. Awalnya, diam-diam dan abaikan diri. Lama-lama hilang kabar, lalu tak pernah kembali tanpa sedikit kata maupun rasa.Hingga pada waktunya tiba dia yang berulah, kenapa dia yang merasa tersakiti? Dia yang membuat semuanya berantakan. Kenapa dia yang menyalahkan? Bukankah harusnya dia menyadari, segala kemalangan ini sebab ulahnya sendiri. Sudahlah, jangan terus ingin membuat semuanya seperti maumu, Putu. Jangan merasa bahwa dirimulah yang tersakiti. Lihat kebelakang.
Laras berharap, akan ada waktu dimana ia bisa membuat seseorang yang amat sangat ia cintai itu menyadarinya, tidak meminta kembali, hanya cukup ia mengetahui dan menghargainya pun sudah cukup. Hanya doa yang bisa ia panjatkan, semoga kelak dirinya dan Putu bisa mendapatkan bahagia yang sesungguhnya walau mereka tidak ditakdirkan bersama.
Lupakan saja, tidak baik mengingat seseorang yang menjadi keterpaksaanmu dalam menjalani kepalsuan untuk mencinta. Pergilah dan berterima kasih lah karena sudah dijauhkan dengan benalu mu. Ucap Laras yang tak sempat ia sampaikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Palsu
Storie d'amoreTidak ada patah hati yang tidak disengaja. // Saya dan kamu pernah bermetamorfosa menjadi kita. Tertawa dalam lika liku cinta. Bertarung melawan logika. Bercengkrama manis dalam aksara tanpa makna. Saya dan Kamu pernah amat saling mengerti. Ber...