Bahkan... bukan aku yang selalu berbicara padamu mengenai hati, kamu yang setiap saat selalu mengatakan tak bisa hidup tanpaku. Seakan kamulah yang sebenarnya mencintaiku bukan aku mencintaimu.
Sepucuk surat yang selalu hadir menemani dengan buaian, sebatang coklat yang selalu ku terima yang tak pernah tertinggal kalimat "Aku mencintaimu".
Dan tanpa sengaja, diriku lah yang mencintaimu, amat sangat. Termakan omongan sendiri bahwa sudah berjanji untuk tidak terlalu mencintaimu, nasi sudah menjadi bubur. Apa yang kamu korbankan padaku dulu tidak membuah hasil, entah karena kesalahanku atau memang karena kamu tidak betul mencintaiku. Lalu kalimatmu itu? Janji mu? Ku anggap kau hanya sedang lupa dengan itu semua. Ego ku berjalan dan mengatakan bahwa kamu memang mencintaiku dan harus mencintaiku.
Bolehkah aku bersedih? Tentu saja! Aku manusia, punya perasaan. Harapanku yang tinggi itu nyatanya dijatuhkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Palsu
RomanceTidak ada patah hati yang tidak disengaja. // Saya dan kamu pernah bermetamorfosa menjadi kita. Tertawa dalam lika liku cinta. Bertarung melawan logika. Bercengkrama manis dalam aksara tanpa makna. Saya dan Kamu pernah amat saling mengerti. Ber...