TIGA

44 3 0
                                    

Sejak itu, cuaca panas membakar kening Laras, sayup mata saja yang terlihat karena Laras menggunakan masker mulut setiap harinya karena menutupi bentolan cacar air yang menrpa wajahnya, menurutnya cacar ini menganggu dan membuat nya malas untuk keluar rumah tetapi mau bagaimana lagi dia harus menjalankan rutinitas nya sebagai pelajar kelas 11 di salah satu sekolah menengah atas di kota Bandung. Yaa, layaknya remaja pada masa nya, teman teman nya memiliki hobi nongkrong depan kelas menghalangi siswa lain yang ingin melewati jalan. Laras hanya terdiam di dalam kelas.
Suatu ketika, Laras keluar kelas dan menoleh ke arah bawah, di bawah ada segerombol laki laki dengan suara keras dan bising nya melewati jalan dan menurut Laras salah satu diantara mereka ada yang membuat Laras merasa terganggu.

Laras : "Apaan si berisik berisik dibawah, cacarku meletus meletus nih denger suaranya"
Ana : "Tuh cowo cowo ganteng adik kelas kayanya rimbil banget ngobrol nya sambil jalan haha"
Naya : "Freaky semua ih ga ganteng mana ada ganteng ganteng nya" (Naya memang termasuk salah satu sahabat Laras yang tidak banyak omong)
Gia : "wew!" "Itu mah si Badi anak hits padahal baru kelas 10"
Ana : "Tuh tuh pacar nya Laras yang itu tuh" (menunjuk salah satu laki laki)
Gia : "Tuh yang botak hahaha"
Laras : "Ih kalian apaansi masa itu haha, tuh yang tinggi rambut nya lucu gitu pake seragamnya juga enak diliat"
Naya : "Ah kamu type nya gituan mending tuh yang anak hits itu"
Ana : "Yaa Laras mana mau sama cowo pendek nay dia kan maunya yang gede gede"
Gia : "Waaaa gede apanya tuuuuuh hahaha"
(Mereka ber empat tertawa)
Tidak lama, guru memasuki kelas. Dan ternyata ada tugas seni budaya membuat drama musikal. Casting pencarian pemain pun dilaksanakan. Dan Laras lah yang menjadi pemerab utama nya berdampingan dengan Abil yang menjadi pacarnya dalam cerita drama tersebut.
"Saat nya jam istirahat" speaker kelas berbunyi. Semua siswa berhamburan menuju kantin, ada juga yang hanya duduk duduk ditaman tengah bercengkrama dengan teman temannya. Laras hanya terdiam depan kelas, memandang kebawah, karena untuk menuju kantin pun ia enggan. Tiba tiba gerombolan laki laki kembali melewati jalan, Abil yang sedang berada dengan Laras di depan kelas memanggil salah satu adik kelas yang ternyata dia adalah teman Abil. Otomatis ketika Abil berteriak, semua orang yang dibawah menoleh. Dan juga melihat Laras yang sedang bersama Abil. Laras iseng ia berkata pada Abil bahwa ia menanyakan siapa namanya salah satu laki laki yang dibawah yang menurut Laras ia hanya iseng menanyakan. Keesokan harinya Laras memang selalu berada di depan kelas dan melihat kebawah atau ke sebrang kelas, menurutnya enak saja melamun di tempat itu. Ana menghampiri Laras.
Tiba tiba Ana berteriak
Ana : "Eh itu yang dibawah, Laras suka"
Laki laki itu menoleh dan menatap Laras. Setiap gerombolan itu melewati jalan, Laras selalu menjadi bahan lelucon teman teman nya karena menurut teman teman nya salah satu laki laki itu adalah pacar Laras. Laki laki botak. Hitam.
Ga bisa keitung,seberapa sering Laras berpapasan dengan laki laki itu. Sampai suatu ketika, pulang sekolah, di lapangan sekolah.
Diluar gerbang ada lelaki duduk diatas motor merah besar, dan ternyata itu adalah lelaki hitam itu.
Laras : "Ana, tuh liat pacarku udah nungguin aja, sorry ya hari ini ga pulang bareng" (Laras memasang mata genitnya)
Ana : "Ahh aku panggil ah orangnya biar kamu malu lagian kenal aja engga haha"
Laras : "Eh serius mau pulang bareng daaah"
Ana dan Laras tertawa sembari menuju gerbang sekolah, yaaa mereka hanya lelucon karena sudah menjadi kebiasaan bagi mereka ngaku ngaku laki laki adalah pacarnya.
Beberapa hari berlalu, setiap harinya Laras merasa sering sekali ia bertemu lelaki hitam itu yang dimana lelaki itu tidak menyadarinya.

Dirumah, handphone Laras menyala, tertera notif dari instagram nya ada seseorang lelaki mengiriminya friend request. Laras mengabaikan nya karena menurutnya ia tidak mengenali jadi tidak ia hiraukan.

Keesokan harinya, Laras bertemu dengan salah satu teman dekatnya sejak kecil yang juga satu sekolah dengan Laras. Mereka pun mengobrol.

Rini : "Hai Laras kamu ga ikutan jadi panitia pensi?"
Laras : "Ah engga rin, aku ga minat cape capean haha"
Rini : "Ih rame tau jadi kenal sama adik adik kelas"
Laras : "Eiya mau tauga? Aku di ejekin terus sama temen kelas katanya pacarku adik kelas yang item itu" (menunjuk lelaki itu karna kebetulan ia melewat di depan Laras dan Rini)
Rini : "Hah? Dia? Ih dia tuh jadi panitia pensi juga bareng aku, berisik, ganggu, ngomong terus"
Laras : "Oh iya? Siapa namanya kamu tau?"
Rini : "Namanya Putu, serius ganggu banget tapi dia ngasikin ruangan dengan lelucon nya, tapi dia item ada manis manis tau, kamu juga pasti suka Haha"
Laras : "Ah rini apaansi kamu sama aja kaya temen kelasku"
Laras : "Eh tapi iya ya lucu hehe"
Rini : "Tuh kannnn hahaha"
Laras dan Rini berjalan menuju ruang TU bersamaan.
Setelah kejadian kompor komporan oleh teman kelasnya Laras semakin memikirkan kenapa sesering itu Laras berpapasan dengan lelaki itu, Putu.
Ah sudah lah, itu hanya ketidak sengajaan.
Laras mulai disibukkan dengan latihan di setiap harinya, menjadi pemeran utama membuatnya harus selalu hadir ketika latihan berlangsung.

Dirumah, malam hari. Laras sedang asyik main game di handphone nya. Tiba tiba nada line bernyunyi, dan ada chat masuk. 'Hai'. Segeralah Laras membuka chat itu,  di layar chat tertulis 'Putu add you as a friend from Rini's home'
Tiba tiba jantung Laras berdebar, hah? Kenapa berdebar seakan Laras merasa senang. Dalam hatinya Laras bertanya tanya apakah ini lelaki itu, hah, ko bisa.
Sebelum membalas pesan tersebut, Laras segera menghubungi Rini melalui telepon.
Laras : "Rinnnn kamu punya kontak nya lelaki hitam itu? Dia chat kamu ga? Dia deketin kamu ga?"
Rini : "Punya Las, namanya Putu bukan lelaki hitam ah kamu ini"
Laras : "Iya dia, ngedeketin kamu ga?" (Seperti penasaran yang berketakutan)
Rini : "Engga, emang kenapa sih?"
Laras : "Oh oke makasih hehe bye" (Menutup telepon dengan senyum senyum di wajahnya)
Tanpa jeda tanpa nafas, Laras segera membuka pesan itu. Dan ia membalasnya.
L : siapa?
P : hai salam kenal ya
Dari situlah perkenalan mereka dimulai, bahkan Putu sempat basa basi menanyakan bagaimana menjadi pelajar yang akan menghadapi ujian nasional. Bahkan Putu memanggil Laras dengan sebutan 'ka'. Padahal Laras seorang kelas 11. Masih ada setahun lagi untuk menuju ujian nasional. Ya sudahlah mungkin Laras terlihat dewasa, dewasa atau tua? Hahaha.

Beberapa hari berlalu, hampir setiap hari mereka chating, dan ternyata seseorang yang mengiriminya friend request di instagram adalah Putu. Itu terjadi sebelum mereka memulai percakapan di room chat. Canda tawa mereka hadir dalam setiap harinya, bermula dari Laras yang hanya menjadi seorang kaka kelas yang menganggap baik niat Putu untuk berteman dengan nya. Laras merasa lelaki ini menganggap dirinya tempat curhatnya. Sampai larut malam mereka lalui hanya untuk mendengarkan curhatan hati lelaki itu yang sedang patah hati. (Ulala, modal dari modus ya curhatin mantan. Basi)

PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang