3. Kepo

24 5 1
                                    

Sore ini, Daisy bersiap siap menuju taman Liontin. Dengan pakaian olahraga khusus dan topi hitam yang dibagian tengahnya bergaris disertai logo ADI*DAS juga sepatu putih bergaris hitam.

"Kemana? Taman?" Tanya Ash yang tak sengaja menatap Daisy sedang menuruni tangga. Tentu saja ia tahu kemana tujuan Daisy dengan pakaian seperti itu, hampir setiap hari Daisy keluar sore hari hanya karena ingin mengunjungi taman itu.

Daisy menatap Ash, tak menunggu lama Daisy mengangguk. Daisy beranjak dari rumahnya, tak lupa memasang earphone yang diiringi musik untuk menghiburnya

Atau mungkin...

Menemani sepinya.

Daisy berjalan dengan tenang menyisakan tenaganya untuk berlari kecil-jogging- .

*****

Taman Liontin...

Daisy mulai berlari, sesekali menghirup udara yang dipenuhi berbagai aroma bunga.

Rambut yang ia kuncirpun mulai bergerak kekanan dan kekiri, sesuai dengan gerak kaki Daisy yang terjaga.

Hosh...

Daisy mengatur nafasnya yang tak beraturan. Hampir 35 menit Daisy berlari. Daisy membeli air mineral dikedai kecil. Daisy berjalan kearah kursi yang cukup panjang didekat hamparan bunga Dandelion, duduk ditengah tengah kursi sambil meletakkan botol tepat disampingnya, seakan Daisy tidak mengizinkan seorang pun untuk duduk disebelahnya.

Daisy mengedarkan pandangannya. Cukup banyak orang yang berkunjung kesini, seperti sepasang kekasih dan sekelompok cewek yang mendominasi tempat ini.

Daisy memejamkan matanya, menikmati angin berhembus yang menerpa kulitnya. Membuka matanya, Daisy menatap bunga Dandelion dengan tatapan kosong. Beberapa dari bunga Dandelion melepaskan benih benih yang ringan itu, sehingga terbawa angin dan menuju tempat berkembang barunya.

Jujur saja, menurut Daisy taman yang memiliki hamparan bunga Dandelion jarang ditemui, biasanya bunga Dandelion akan tumbuh ditempat bebas dan lapangan yang luas dan kosong, menatap pantulan dirinya yang terlihat sama. Tapi tidak dengan taman Liontin ini, bunga Dandelion tidak hanya menjumpai sejenisnya disini. Berbagai bunga indah dan berwarna turut serta menemani bunga Dandelion yang putih bersih dan rapuh ini.

Sama dengan bunga Dandelion, Daisy berharap seseorang datang untuk mewarnai hidupnya seperti kertas putih kosong ini.

Menemaninya dalam sepi

Ikut mewarnai dunianya yang sunyi

Mengeluarkannya dari keheningan yang membelenggu

Memberikan kehangatan yang dapat mencairkan hatinya yang kaku dan dingin

Harapan...

Itulah harapannya

Harapan yang sangat susah untuk ia capai, mengingat dirinya yang tertutup

Dan akan terus seperti itu.

Bagaimana mungkin ia dikalahkan oleh bunga Dandelion yang rapuh itu? Bunga Dandelion saja memiliki banyak teman yang berwarna, mengapa ia tidak?

*****

Lion keluar dari kamar mandi dengan wajah segar. Rambut basah dan tubuh yang masih memiliki bercak air serta handuk yang melilit pinggul sampai lututnya.

D&D (Dandelion And Daisy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang