Empat puluh tujuh

96 16 1
                                    

Dirimu anganku,
Seberapa kerasnya hidup yang kau jalani, sejauh mungkin kau berkelana menginari bumi, beribu penyesalan yang telah kau alami, kembalimu lah yang tetap ku nanti.

Kau mungkin memang tak pernah mengerti, dan yang kau lakukan mungkin hanya menyakiti. Menggores secara perlahan dengan kebahagiaan semu, dan sayangnya itu membuat candu.

Sakitnya luka itu, tahu 'kah dirimu?
Tangisan itu, peduli 'kah kau?
Perjuangan itu, sudahkah kau hargai?

Ku tahu, kau tak mampu menepisnya.
Ku tahu kau tak mungkin memenuhinya.
Aku pun tahu bahwa ada orang lain di hatimu.

Aku tahu, namun dengan lancangnya aku tetap menemuimu.
Dan dirimu menerima kehadiranku begitu saja.
Kebersamaan ini, sangat ku nikmati. Bersenda gurau bersamamu, dan ribuan cerita kau lontarkan seolah takkan ada hari esok untuk bercerita lagi.
Namun nyatanya, hari esok itupun datang. Menghilangkan sang malam yang menemaniku. Bayangmu hilang, tak ada lagi ukiran senyuman, candamu seakan angin telah menerpanya.

Oh, sudah pagi ternyata.

Begitulah cerita kita, perpisahan yang terjadi tanpa pernah ada sepatah kata pun 'selamat tinggal' yang terjadi secara berulang.

-ath
[never] change.

Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang