Seratus

76 12 1
                                    

Bodoh memang, sudah sejak lama tapi diriku masih saja memperjuangkannya yang sama sekali tak pernah memandang ke arahku.

Saat tak bertemu, aku selalu saja rindu.
Padahal aku tahu bahwa dirinya tak memiliki suatu perasaan rindu pun padaku.

Terkadang aku merasa lelah, aku ingin menyerah.
Ada juga saat aku benar-benar telah menyerah.
Namun pada saat itu juga, tiba-tiba kau datang kepadaku dengan memberi semangat untukku terus berjuang.
Bodohnya diriku menerima semangatmu dengan perasaan bahagia, seolah-olah kau akan membalas segala perjuanganku selama ini.

Ternyata aku salah. Setelah aku kembali berjuang kau kembali meninggalkan. Dan sialnya, kesalahan itu terus menerus berulang menjadi suatu kebiasaan.

Jika kau berkata aku bodoh, kau juga harus ingat bahwa aku seperti ini juga karena dirimu.
Aku tak berharap kau mendapatkan hal yang sama sepertiku, namun percayalah suatu saat aku pasti akan benar-benar bisa melupakanmu.

RL 21 06'18
-ath

Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang