Ampas kopi.

67 3 0
                                    

Aku sedang tidak memesan kopi malam ini,
biarkan sepi membaur bersama elegi.
Bercerita tentang pahitnya luka yang kau sediakan setiap hari.

Akulah sang ampas kopi, yang kerap menyuguhkan aroma tanpa pernah kau kecap sedikitpun.
Aku yang telah diluluh-lantah kan oleh cinta.
Hingga dibuat kecewa, aku tetap percaya.

Seperti yang ku katakan tadi,
akulah ampas kopi yang memberikan sejuta kenikmatan, tanpa pernah kau perhatikan.

Miris!
Tapi enggak masalah.
Setidaknya, namaku pernah kau keluhkan.
Sudah, aku ingin tidur.
Datang padaku esok hari, untuk memberi luka macam tempo waktu.

-Jakarta, 05 Maret.

Perjumpaan yang Memisahkan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang