Syuting untukepisode kedua dan ketiga berjalan tanpa hambatan.
Woojin banyak menerima pujian dari staf juga produser. Banyak yang menilai jika akting Woojin tak buruk untuk dikatakan seorang pemula. Semuanya memuaskan, baik mimik wajah maupun gestur yang ia berikan. Bahkan Hyungseob pun dibuat kaget, semua diluar dugaan.
"Siap dengan pernikahan kita lusa nanti, Hyungseob-ssi?"
Senyuman nakal itu. Hyungseob benar-benar ingin mencakar wajah Woojin yang sialnya tampan. Donghan yang ada disisinya benar-benar tak membantu. Yang managernya lakukan hanya terkikik sembari menyuap tteokpokki. Benar-benar!
"Oh astaga, bunny jangan tersinggung dengan ucapanku oke? kita dalam ruang lingkup pekerjaan, santailah sedikit"
Dan yang paling Hyungseob benci setelah sifat Woojin yang usil, adalah panggilan bunny yang laki-laki itu berikan untuknya. Semua terjadi begitu saja sepanjang syuting tempo lalu. Dengan tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan demikian tanpa alasan penting.
Asal tau saja, Junyoung kekasihnya pun hanya memanggilnya dengan sebutan 'sayang' atau 'hyungseobie'. Tapi Woojin dengan seenak jidatnya memanggilnya 'bunny'.
"Ingin melihat hasil take terakhir? saat aku melamarmu tad— ow!"
"Maaf, anak ini memang tidak sopan Hyungseob-ssi"
Taehyun muncul lebih dulu dengan menghadiahi pukulan dikepala Woojin sampai Hyungseob berkedip berulang kali karena suara yang ditimbulkan oleh pukulan Taehyun.
Hyungseob meringis dalam hati, pasti sakit sekali.
"Ah tak apa Taehyun hyung, mungkin itu cara Woojin-ssi untuk lebih akrab denganku"
Taehyun tersenyum tipis. Menarik telinga Woojin hingga sang empu merengek sakit. Omong-omong manager bnb (grup woojin) 'sedikit' anarkis.
"Kau harus banyak bersyukur bunny, karena memiliki manager sepertiku"
Dalam hati Hyungseob mengamini ucapan Donghan.
we got married
Dengan balutan tuxedo warna hitam berhias dasi kupu-kupu berwarna maroon, Woojin berjalan gagah di altar dengan berbagai kelopak bunga yang menyebar disekitar. Mensejajarkan posisi dengan sosok manis dengan balutan tuxedo serupa dengan Hyungseob yang memakai warna putih gading dengan dasi kupu-kupu yang berwarna hitam pekat.
Keduanya saling bertukar pandang, melempar senyum dengan jemari saling menggenggam.
Diepisode kali ini akan menunjukan mereka yang memulai ikatan baru sebagai pasangan suami-istri. Semuanya murni improvisasi, tanpa bantuan naskah atau arahan penulis.
Woojin berdecak kagum dalam hati, mengamati Hyungseob yang ada dihadapannya terlihat sempurna dengan perpaduan kulitnya yang cerah, rambutnya yang hitam pekat dan tuxedo yang ia kenakan. Semuanya nyaris sempurna.
"Kau sangat cantik"
Bisiknya lirih. Hyungseob terkekeh ringan masih dengan posisi yang saling menatapi manik masing-masing.
Hyungseob sempat terpana dengan sosok Woojin yang berjalan kearahnya dengan senyuman percaya diri dan langkah kakinya yang mantap. Ditambah dekorasi altar yang mendukung suasana romantis diantara mereka.
Omong-omong, untuk altar sendiri. Woojin lah yang berinisiatif menyerahkan garis besar suasana serta dekorasi yang ia inginkan. Dan hasilnya tak mengecewakan Hyungseob. Meski terlihat sederhana, namun ada kesan indah disana.
Dan untuk konsep outdoor, Hyungseob lah yang mengusulkan pada tim artistik. Semua sesuai dengan inginnya.
"Kau siap bunny?"
Hyungseob mengangguk. Ah entah mengapa jantungnya kembali berdentum berisik didalam. Ini memang bukan pernikahan sungguhan, dan yang ada dihadapannya bukan Junyoung— kekasihnya. Tapi entah mengapa Hyungseob semakin gugup ditempatnya.
Woojin mengambil napas panjang. Disekitar mereka kental dengan suasana tegang yaris tak ada satupun yang bersuara bahkan suara napas para staf pun nampak tak terdengar.
"Aku, Park Woojin. Mulai hari ini, detik ini. Mengambil Ahn Hyungseob sebagai istrinya, mengasihinya dalam suka maupun duka. Baik kaya maupun miskin, sehat maupun sakit. Mencintainya dengan segenap jiwaku hingga hayat memisahkan"
Ucapan lantang yang meluncur tanpa kendala dari balik bibir tipis Woojin mampu membuat semua orang menahan napas. Tak terkecuali Hyungseob. Woojin dapat mengucap janji pernikahan dengan mudah.
Dan senyuman yang pria duapuluh sembilan tahun berikan untuknya, mampu membuat kegugupan Hyungseob berangsur hilang. Ia harus membuktikan, jika bukan hanya Woojin yang dapat mengendalikan permainan.
"Aku, Ahn Hyungseob. Detik ini juga menyerahkan diriku sebagai istri seorang Park Woojin. Mengabdi padanya, mengasihinya dalam suka maupun duka, baik kaya ataupun miskin, dalam keadaan sehat maupun sakit. Mencintainya dengan segenap jiwaku hingga tuhan memisahkan"
Seulas kurva tipis terbit diwajah tampan si pemuda Park.
"Hyungseobku sudah dewasa"
Tolong ingatkan Donghan, jika ini hanya reality show.
Woojin lebih dulu menyematkan bulatan perak dijari manis Hyungseob, setelahnya mengecup punggung tangan istrinya dengan lembut. Dan tanpa aba-aba, menarik dagu Hyungseob. Menyatukan bibir keduanya dalam ciuman lembut.
"— cut! bagus sekali Hyungseob-ah, Woojin-ah"
Namun keduanya enggan berhenti mengecap bibir keduanya, bahkan hingga pd-nim menghentikan pengambilan gambar.
Baik Woojin maupun Hyungseob. Keduanya, larut dalam ciuman lembut tanpa kesan menuntut yang Woojin ciptakan.
Kali ini skornya seri. Dengan Woojin yang bertekuk lutut dengan Hyungseob, dan Hyungseob yang terbuai dengan permainan bibir Woojin diatas bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We got Married ;jinseob ✔
FanfictionKisah kecil dimana keduanya dipasangkan dalam suatu kepentingan acara hingga akhirnya terjebak dalam permainan yang dinamakan cinta. ©bibirsungwoon2018 #highest rank 14 on Ahnhyungseob (120518) [160318/150518]