18 Oktober 2019
sejak pertemuan tidak disengaja pada hari itu, mark mulai mengikuti donghyuck kemanapun anak itu pergi kalau jadwal kuliahnya sedang kosong. ia bahkan sudah tidak canggung lagi memasuki gedung fakultas bisnis untuk mencari keberadaan donghyuck.
seperti saat ini misalnya, mark sedang melangkahkan kakinya di selasar kelas-kelas fakultas binis, bingung sih sebenarnya mau kemana, dia cuma mengikuti langkah kakinya saja sambil sesekali membalas sapaan beberapa mahasiswa bisnis yang menyapanya. bukannya mau sombong atau bagaimana tapi mark memang merupakan salah satu mahasiswa teknik yang cukup populer di fakultas manapun.
bagaimana tidak populer, dia itu termasuk mahasiswa yang pintar, ip nya selalu berada di atas 3.5 dan aktif didalam organisasi juga. selain itu mark memiliki wajah tampan dan kepribadian yang ramah membuat siapapun merasa tertarik padanya.
dan sebenarnya dia cukup heran saat mengetahui kalau donghyuck tidak mengenal siapa dirinya waktu pertemuan mereka pertama kalinya.
"mark."
"oh.. hai koeun!" sapa mark ramah kepada wanita berambut sebahu yang sewaktu SMA memiliki rasa suka padanya.
"cari donghyuck?" tanya koeun disertai kekehan pelan.
mark mengernyit, "tau darimana?"
"semua anak fakultas juga sudah tau kalau seorang anak teknik industri bernama mark lee main-main ke gedung fakultas bisnis tandanya dia sedang mencari si introvert bernama lee donghyuck."
mark menggaruk rambutnya yang tidak gagal, "sudah sampai diketahui satu fakultas ya.."
"tentu saja." koeun tersenyum menunjuk kearah perpustakaan dengan ibu jarinya, "dia didalam sana."
"oh." mark mengangguk, "terima kasih."
koeun kembali tersenyum, "sama-sama."
setelahnya, mark segera melangkahkan kakinya ke perpustakaan, namun baru beberapa langkah dia masuk kerah kemeja nya sudah ditarik dari arah belakang. mark ingin menyuarakan protesnya kalau saja yang menariknya itu bukanlah si penjaga perpustakaan.
"kamu bukan anak bisnis kan?" tanya si penjaga perpustakaan dengan penuh selidik.
mark terkekeh, "bukan." lalu ia buru-buru melanjutkan, "saya cuma sebentar kok, bu."
"engga ada sebentar-sebentar, keluar kamu."
"ih ibu..." rengek mark, "saya mau cari temen saya dulu bu, dia anak bisnis kok bu."
"yaudah suruh aja temen kamu yang keluar, jangan kamu yang masuk ke dalem."
"ibu tega sama saya.. saya udah jauh-jauh dari gedung fakultas teknik lho bu."
"ya itu urusan kamu, bukan urusan saya." ia menunjuk kearah pintu keluar dengan dagunya, "keluar."
"tapi bu-"
"kalau kata bu tiffani keluar, ya keluar, jangan ngelawan." sela seseorang yang suaranya tidak asing untuk mark.
dan benar saja saat dia menoleh ke samping kanan, sudah ada donghyuck dengan wajah datarnya seperti biasa.
senyuman mark mengembang dan langsung merangkul donghyuck, "nih bu! ini temen saya bu! ibu engga percaya sama saya sih!" ucap mark dengan rasa bangga walaupun setelahnya tangannya itu ditepis oleh donghyuck.
tiffani memutar bola matanya malas, lalu membenarkan letak kacamatanya, "terserah kamu, saya pusing denger kamu bicara."
"ibu baru ngomong bentar sama saya aja udah pusing, engga seru ah ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Freak Boyfriend || markhyuck
Krótkie Opowiadania"lo mungkin engga fake tapi freak dan gue engga mau temenan sama orang freak." "kalo jadi pacar mau engga?" "temen aja engga mau apalagi jadi pacar, mikir dong!" highest rank #204 in short story [29.07.18] . . . bahasa ; lokal