04

9.4K 492 11
                                    

Secara perlahan, Rayhan membuka matanya. Bukan karena alarm atau cahaya, tapi karena ia sudah terbiasa bangun disepertiga malam untuk sholat tahajjud, dan tak jarang pula ia sholat tobat karena ia sudah sering melakukan dosa. Ia sering menyakiti istrinya sendiri yang membuatnya selalu merasa bersalah.

Saat Rayhan akan bangun, niatnya terhenti karena ekor matanya menangkap sesuatu yang aneh disampingnya. Ia menoleh dan melihat wanita yang kini memenuhi hatinya tengah tertidur pulas dilantai yang hanya beralaskan karpet bulu. Tubuhnya tertutup selimut yang juga dipakai oleh Rayhan.

Ada rasa bahagia melihat Nabila tidur di lantai. Ia bisa melihat Nabila untuk pertama kali saat ia bangun tidur. Dan itulah impiannya sejak setelah menikah dengan Nabila. Namun bisa terwujud saat malam ini.

Rayhan memperbaiki duduknya dan memandangi lekat-lekat wajah Nabila yang sangat manis saat tidur. Tidak ada kesedihan diwajahnya. Hanya ada wajah polos tanpa beban membuat Rayhan semakin betah untuk terus memandangi wajahnya.

Rayhan tersentak kaget tatkala mata Nabila bergerak dan terbuka secara perlahan. Rayhan menjauhkan tubuhnya untuk berusaha menormalkan detak jantungnya.

Nabila ternyata jauh lebih kaget lagi saat ia menyadari ia tidak berada dikamarnya. Dan yang membuatnya lebih kaget adalah sosok laki-laki yang tak jauh darinya. Nabila segera bangkit untuk duduk. Tangannya meraba-raba jilbab yang dikenakannya. Lalu ia mengangkat wajahnya melihat laki-laki yang kini juga ternyata menatapnya dengan intens.

Nabila segera mengakhiri acara memandang itu dan menatap ubin. Degup jantungnya masih di luar kebiasaan.

"Kita sholat tahajjud" kata Rayhan dengan nada dingin untuk menyembunyikan perasaannya.

Nabila mengangkat wajahnya sejenak lalu menunduk kembali. Menganggukkan kepala sekali sebagai pengganti 'ya'.

Rayhan berdiri dan segera melangkah kekamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya sekaligus untuk berwudhu.

Setelah kepergian Rayhan, Nabila menyentuh dadanya dan meremas jilbab yang ada didepan dadanya. Lagi lagi jantungnya tidak bisa diajak kompromi. Selalu saja berdetak lebih cepat saat ada Rayhan didekatnya.

Seulas senyuman terbit dibibir Nabila. Ia bahagia karena impian sederhananya sekarang terwujud. Bangun dari tidur dan melihat suami ada didekatnya. Harapan yang sederhana memang. Tapi bagi Nabila hal sederhana itu amat berarti baginya.

Setiap impiannya hanyalah hal sederhana, bagi sebagian orang lain. Namun, hal sederhana saja bisa mendatangkan berbagai kebahagiaan bagi Nabila.

Nabila berjalan menuju ke sebuah cermin yang tergantung didinding tak jauh darinya. Ia merapikan hijabnya yang agak berantakan setelah bangun tidur.

Senyumannya kembali mengembang, membuat Nabila menunduk malu. Ia seperti baru merasakan bagaimana rasanya punya suami yang tidur didekatmu. Meski tidak satu tempat. Karena Nabila tidur dilantai, tapi itu cukup membuat Nabila bahagia.

Nabila semakin merasa malu mengingat bagaimana ia sangat mengagumi suaminya yang tertidur hingga ia ketiduran di lantai. Ia seolah enggan meninggalkan Rayhan saat itu. Dan perasaan itulah yang terkadang membuat Nabila kesal pada dirinya sendiri. Ia merasa tidak ingin jauh dari Rayhan. Nabila merasa sangat egois. Tapi memang itulah keinginannya.

Rayhan keluar dari kamar mandi setelah ia berwudhu. Ia terdiam sejenak dibelakang Nabila yang masih sibuk tersenyum tipis didepan cermin.

Seandainya bukan karena akan melakukan ibadah disepertiga malam, Rayhan tidak ingin menghentikan senyuman yang kini sudah terbit diwajah Nabila.

Namun, sebentar lagi akan masuk waktu subuh. Dengan terpaksa ia harus menghentikan senyuman dari wajah Nabila.

"Nabila" panggil Rayhan lembut.

Karma Istri RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang