BEBERAPA PART DI PRIVATE ACAK (khususnya adegan 18+). HARAP FOLLOW AKUN DULU SEBELUM MEMBACA😊
HATI-HATI SAAT MEMBACA CERITA INI.
Bagaimana perasaanmu saat melihat suami yang sangat kamu cintai bersama wanita lain, didepanmu, setiap hari? Sakit?
It...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nabila baru terbangun saat ia mendengar suara azan. Ia ingin segera bangkit, namun sesuatu yang berat di bagian perutnya menghalanginya untuk bangun. Nabila melotot sempurna dan hampir berteriak jika seandainya ingatannya tidak kembali pulih. Nabila meringsut menjauh dan meraba dari bagian kepala hingga ujung kakinya. Masih utuh. Ia melirik ke arah lengan Rayhan yang melingkar sempurna di perutnya. Karena kekagetannya tadi, Rayhan mulai mengerjab dan terbangun sambil mengecek matanya.
Nabila menatap horor ke arah Rayhan dengan selimut menutupi tubuhnya hingga leher.
"Kenapa sih?" Tanya Rayhan dengan suara serak khas bangun tidur. Sesekali Rayhan menutup mulutnya karena menguap.
Nabila menunduk malu. Membayangkan apa yang terjadi semalam membuat wajahnya semakin memanas dan tidak berani memandangi wajah Rayhan. Mungkin bagi sebagian pasangan, hal itu adalah wajar saja. Tapi berbeda dengan Nabila. Ini pertama kalinya ia tidur satu kamar dengan Rayhan. Apalagi dalam posisi Rayhan memeluknya possessive.
"Sholat subuh yuk" ajak Rayhan dengan melemparkan senyuman tipisnya ke arah Nabila. Nabila hanya mengangkat kepalanya sedikit lalu menunduk malu.
"Ta..tapi, mas." Suara Nabila lebih terdengar seperti bisikan pelan.
"Ada Mukena kok disini. Ada dilemari," kata Rayhan.
"Aku wudhu duluan ya." Ujar Rayhan lembut lalu merangkak turun dari tempat tidur setelah mendapat anggukan pelan dari Nabila.
Nabila menghembuskan nafasnya pelan sambil menyentuh dadanya merasakan debaran jantung yang kian berdetak lebih keras. Ia tersenyum tipis mengingat kejadian semalam membuat pipinya semakin memanas menghasilkan rona merah yang ia sendiri tidak sadari. ....
"Mas," panggil Nabila pelan. Ia masih duduk di pinggir tempat tidur sambil menunduk memandangi ujung pakaiannya yang terus ia mainkan.
"Emangnya kenapa sama Farah? "Tanya Rayhan tidak mengerti.
"Farah sendirian dirumah, mas. Gimana nanti kalau mba Farah nanya-nanya kita dari mana?" Ujarnya gelisah.
"Bilang aja kalau kita lagi berduaan," jawab Rayhan dengan senyuman tipis saat ia duduk disamping Nabila memperhatikan perubahan ekspresi Nabila yang menjadi malu-malu.
"Mas, aku serius."
"Aku juga serius, duarius malah," jawab Rayhan sambil menunjukkan dua jarinya membentuk huruf V.
"Mas..." panggil Nabila dengan kesal sekedar untuk menyembunyikan rasa dibarengi jantungnya yang kian menjadi-jadi.
"Kamu tenang saja, sayang." Rayhan merangkul Nabila membuat Nabila semakin menunduk. "Aku sudah sering gak pulang kerumah. Jadi Farah pasti gak terlalu mempermasalahkannya."