#3 - Nervous

40 9 3
                                    

Di tempat paling nyaman, sendirian, hanya melihat atap kamar yang tidak hentinya membuatku untuk tidak bosan. Aku mengubah posisi tidurku menghadap kanan, tepat di depanku ada rak buku yang isinya beberapa novel, komik, buku pelajaran, dan earphone yang sengaja aku letakkan disitu supaya mudah mengambilnya.

Aku beranjak dari kasur, mencari buku yang belum pernah aku baca sebelumnya atau mungkin melanjutkan membaca buku yang belum aku selesaikan.

"Loh kok ada buku yang masih plastikkan gini? Perasaan juga ga pernah beli novel kaya gini deh" gumamku sambil melihat novel yang masih rapi.

Aku naik ke atas kasur lagi, mulai membaca buku.

Setengah buku sudah aku baca, lalu di pojok kanan atas halaman aku lipat, tandanya aku sudah membaca sampai halaman tersebut. Apakah kamu paham yang aku maksud? Ya, semoga paham hehe.

Aku keluar dari kamar, mencari ibun.

"Bun, ibun beliin aku novel ini ya?" kataku sambil menunjukkan novel aku bawa.

"Ngga sih, ibun beli buat ibun sendiri terus ibun taruh di rak bukumu, kenapa emang?" tanya ibun.

"Yah ibun ga bilang, udah Ara buka nih, udah Ara baca juga" kataku sambil mengerutkan alis.

"Ya gapapa, baca aja bukunya"

"Iya daaahhh" kataku sambil meninggalkan ibun di ruang tamu.

Aku kembali ke kamar, melihat ponselku. Terdapat beberapa notifikasi disana, tapi ada salah satu notifikasi yang membuatku bingung,

"Muhammad Arkana (m.arkana) started following you"

Siapa? Aku tidak pernah mendengar nama itu, atau mungkin orang asal follow gitu ya.

Aku membuka profilnya, dan apakah kamu tau? DIA LAKI-LAKI MISTERIUS YANG MEMAKAI HOODIE HITAM KEMARIN!

"Oh My God! Are U fucking kidding me?" teriakku dari dalam kamar.

Aku melihat ada notifikasi Direct Message, apakah kamu menebak kalau laki-laki tersebut mengirimkan pesan untukku? Jika iya, kamu benar.

m.arkana

Follback mba :v

Me

Done yaaa

Aku ingin bertanya padamu, bolehkan aku loncat setinggi-tingginya lalu berteriak sekencang-kencangnya? AKU INGIN.

Apakah ini nyata? Apa ini mimpi? Tolong, seseorang sadarkan aku, sekarang.

IYA INI NYATA! NYATA!

Sebentar, lalu apa yang harus aku lakukan selanjutnya? Berbincang? Meminta ID Line? atau menjadi stalker?

Jika berbincang basa-basi, aku terlalu malu untuk memulainya. Jika meminta ID Line terlalu cepat, sungguh. Jika menjadi stalker, bisa-bisa aku jatuh cinta karna setiap fotonya dia selalu tersenyum. Ah tolong!

Lalu aku harus bagaimana? Ah aku bingung.

Aku mulai mengingat senyumnya waktu itu, membuatku kaku.

Tiba-tiba, ibun datang membuka pintu sambil membawa sesuatu di dalam plastik.

"Ara, kenapa teriak-teriak sendiri?" tanya ibun bingung.

"Oh, anu, bun, gapapa kok hehe" jawabku gugup.

 "Nih mau ini ga?" tawar ibun sambil menyodorkan plastik tersebut.

"Apa nih? Oh susu sama roti bakar, ya mau lah, bun!" jawabku sambil tersenyum.

"Yaudah dimakan" kata ibun sambil menutup pintu kamarku.

"Iya, makasih bun!" teriakku dari dalam kamar.

"Iyaaaa sama-samaaaa" jawab ibun samar-samar, kmungkin karna ibun sudah cukup jauh dari kamarku.

Aku mulai memakan roti bakar dari ibun, dan aku beritahu tapi aku mohon jangan kamu beritahu ke siapapun!

Bahwa aku sedang menjadi stalker sekarang, iya, stalker-nya siapa tadi namanya? Nah ya itu, Arkana.

Aku kaku melihat senyumnya, walaupun hanya foto. Mmmm, bolehkah aku meng-screenshot salah satu fotonya lalu aku jadikan wallpaper?

BOLEH LAH YA.

DUH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang