#4 - First Impression

37 9 0
                                    

Aku lihat kalender disamping kaca, merasa aneh dengan tanggal ini. Ada apa?
Coba aku ingat-ingat, hari apa besok?
OH IYA! Besok ada event di sekolah!

Aku mencari seragam yang sudah dibagikan untuk event besok, di lemari, di meja, di tempat cucian kering, tapi nihil. Tidak ada.

"Bun, baju Ara yang kemarin di bagiin sama sekolah dimana? Besok mau ara pakai" tanyaku.

"Coba cari di lemari, kemarin ibun masukin lemari"

"Ga ada bun, barusan Ara cari"

"Ada, Ara. Orang ibun masukinnya di lemari kok" kata ibun sambil berjalan ke kamarku.

Aku menyusul ibun.
Ibun sedang membuka lemariku, dan mencoba mencari.

"Ini apa?! Makanya kalau apa-apa dicari dulu, jangan bilang ga ada, jangan bilang ga ketemu. Udah keliatan jelas diatas situ juga" omel Ibun sambil menatapku tajam.

Aku hanya diam, tidak menjawab, menatap sebentar lalu menunduk.

Tapi sungguh, aku sudah mencari di seluruh sudut lemariku, tidak ada satupun. Mustahil. Apakah kamu juga sering sepertiku? Mencari sesuatu tak kunjung ditemukan, tapi setelah meminta bantuan Ibun langsung ketemu? Bukan mustahil, tapi ajaib!

Ibun keluar meninggalkan kamarku. Aku duduk disamping kasur, membuka ponsel.

Dan menjadi stalker kembali.

"Wait, dia buat Insta Story! Buruan dong loading-nya, mau liat nih" gumamku.

Hanya sebuah boomerang beberapa detik, menampakkan matanya. Tapi, aku luluh.

"BURUAN SCREENSHOT!!!!" teriakku dalam hati.

Aku berbaring di kasur, menarik selimut, terlihat sekarang jam 20.45
Aku mengantuk.

"Mmm, oyasumi nasai, Arkana" kataku pelan, sambil menutup mata.

Semakin lama, semakin dalam, hanyut dalam mimpi.

Tiba-tiba

Aku terbangun. Pukul berapa ini?

"Ha? Jam 6? Gila, telat nih" batinku.

Aku segera mandi, memakai seragam, sarapan, dan berangkat ke sekolah.

"Makanya kamu itu dibiasain bangun lagi, jangan bergantung sama ibun bangunnya" kata ibun di jalan.

Sesampainya di sekolah, aku segera ke kelas, meletakkan tas, dan berlari ke lapangan untuk pembukaan event.

"Cape gua lari-lari" kataku pada Yumna.

"Ye siapa suruh telat" jawabnya.

Selesai acara pembukaan, aku berkumpul di tengah lapangan dengan beberapa orang lainnya yang tidak begitu aku kenal.

Aku melihat laki-laki misterius itu lagi, mmm aku tidak akan menyebutnya laki-laki misterius, terlalu panjang namanya. Sekarang, aku menyebutnya Arkana.

Hm, aku melihat Arkana juga ikut berkumpul ditengah lapangan.

Aku melihatnya, tetapi dia tidak melihatku, semoga tidak. Apalagi melihatku sambil tersenyum. Duh.

Aku kembali ke kelas, melihat event dari atas. Turun ke bawah untuk melihat pentas seni.

Ada beberapa orang melakukan dokumentasi, termasuk Arkana.

Sebentar, apa aku salah liat? Apa itu Arkana?

Aku lihat sekali lagi.

IYA BENAR ITU ARKANA!

Dia didepanku, tepat didepanku.

Kali ini aku melihatnya dengan jelas, dekat. Aku meleleh.

Dia manis.

Tiba-tiba dia melihat ke arahku, tersenyum. Lagi.

"Eh halo" sapanya.

HA?! DIA MENYAPAKU!!

"Eh iya halo" jawabku sambil tersenyum.

"Kamu yang namanya Ara itu ya?" tanyanya, sambil menurunkan kamera yang tadi diangkatnya.

"Iya, hehe. Tau darimana?" tanyaku balik.

"Ya ada lah, haha. Mau kemana? Buru-buru ga? Duduk disana aja yuk, panas nih disini" katanya sambil menunjuk tempat duduk yang lumayan teduh.

"Ngga sih. Yaudah yuk"

Aku duduk didepannya, aku melihatnya dengan jelas, dengan dekat.

"Kok ngeliatinnya gitu? Biasa aja, aku malu" katanya sambil tertawa.

"Ah biasa aja. Jangan ketawa" kataku

"Kenapa?"

"Gapapa hehe" jawabku sambil tersenyum malu.

Aku hanya berdua, membicarakan hal konyol.

Dia lucu, aku suka.

Oh, maksudku, aku kagum. Hehe.

Tiba-tiba diam, lalu dia bertanya,
"Rumahmu dimana?"

"Di daerah Bandara"

"Oh deket dong" jawabnua sambil meletakkan kameranya di meja.

"Emang rumah kamu dimana?" tanyaku.

"Ya sama hehe" jawabnya singkat.

"Mau pulang bareng?" tawarnya.

"Mmm, ntar ngerepotin" jawabku.

"Gapapaaa, kan searah" jawabnya.

"Yaudah kalo ga ngerepotin gapapa" kataku sambil menutup mulut karna aku malu.

"Eh bentar, aku disuruh kumpul nih. Ntar lagi ya" katanya sambil memasukkan ponsel ke dalam kantong.

"Iyaaa. Ati-Atii!"

Dia pergi.

Apa kamu mau tau apa yang aku rasakan tadi? Aku gugup!
Melihatnya dengan jelas, berbincang dengannya, dan aku pulang sekolah juga dengannya!

DUH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang