Hari Senin berikutnya Guanlin masuk kearea sekolah dan melihat kerumunan murid yang terlihat ramai dan berisik.
Dia berpikir pasti ada anak lagi yang sedang dibully. Pemuda Lai yang terlanjur penasaran akhirnya ikut masuk dikerumunan.
Hal yang dilihat membuatnya kaget karena dia melihat Jinyoung dengan bibir dan hidung yang berdarah serta wajah yang babak belur.
'Jadi begini ya rupanya kalau dulu gue ngebully Jinyoung' tanyanya sendiri dalam hati.
Pemuda yang sedang menyerang Jinyoung itu dengan berani menendang Jinyoung diperut dan mendorong dengan kencang tubuh kurus Jinyoung hingga membentur deretan loker. Terdengar keras suara benturan kepala Jinyoung yang mengenai salah satu loker.
Jinyoung terlihat sudah tak sadarkan diri saat Guanlin buru-buru melangkah maju kearah murid tak dikenal itu.
Pemuda yang memiliki tinggi diatas rata-rata anak sekolah itu menggeram marah dan meninju lawannya tepat dihidung hingga mengeluarkan darah yang cukup banyak, "and what the fuck do you think you're doing?" tanya Guanlin.
Lawan Guanlin tadi menjawab sambil memegangi hidungnya "This dumb whore tak mau memberikanku uang buat beli rokok dan juga tak mau memberikan PRnya"
"I'm sorry... But who do you called whore? Gua juga gak inget sejak kapan Jinyoung jadi bank berjalan buat lo. So don't fucking touch him" mata Guanlin memancarkan aura mematikan, dia menghajar wajah pemuda itu sekali lagi hingga orang itu tak sadarkan diri.
Guanlin melihat kearah murid-murid yang masih setia menyaksikan adegan action dihadapannya tak lupa juga beberapa ada yang mengabadikan momen ini dengan kamera ponsel mereka.
"dan kalian ngapain masih disini? Cheering on someone that might kill a kid for a money?!" teriak Guanlin lalu tanpa membuang waktu lebih banyak lagi, dia langsung menghampiri Jinyoung yang masih tak sadarkan diri dan menggendong pemuda itu melewati kerumunan murid disana untuk membawa Jinyoung kerumah sakit.
Dia meletakan Jinyoung dikursi penumpang lalu menelpon temannya untuk memberitahu bahwa dia akan bolos hari ini karena membantu Jinyoung. Setelah itu Guanlin mengendarai mobil menuju rumah sakit yang paling dekat dengan sekolah.
×××Saat Guanlin membawa Jinyoung ke Unit Gawat Darurat, dokter disana langsung memberikan pertanyaan yang membuat Guanlin kaget.
"Apa ini percobaan bunuh diri lagi?" tanya sang Dokter.
"Lagi? Memangnya sudah berapa kali dia begitu?" Guanlin bertanya balik pada dokter disana.
Dokter tadi duduk dibalik meja periksa dan menulis nama Jinyoung di notenya "hm ini sudah terhitung yang ke empat kalinya?"
Guanlin menggelengkan kepala tanda tak setuju "Bukan, dok. Dia dihajar oleh murid lain disekolah"
Sang dokter hanya menggangukan kepala sambil menuliskan beberapa hal dicatatannya lalu menyuruh perawat disana untuk memindahkan Jinyoung keruang perawatan karena anak itu belum sadarkan diri.
Setelah mereka sudah disampai dikamar, yang sengaja dipilih Guanlin VIP supaya Jinyoung bisa beristirahat dengan tenang tanpa gangguan pasien lain. Hanya ada keheningan yang melanda kamar tersebut. Guanlin yang sedang duduk disofa hanya merenungi kejadian hari ini.
'4 kali percobaan bunuh diri dan itu semua akibat ulahnya?' batin Guanlin.
Guanlin menunduk sambil memegangi kepalanya, tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka dan seseorang masuk lalu duduk tepat disamping Guanlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My bullies is my neighbor? | Pandeep
FanfictionBae Jinyoung is a nerd. No family, no friends, literally had no one.