ⓣⓗⓡⓔⓔ

2K 489 105
                                    

Jinyoung tak pernah berpikir bahwa ia akan mendapatkan seorang teman dimasa sekolahnya.

Tapi ia salah. Tuhan mengirimkan seorang temen yang tak diduga-duga untuknya. Disaat ia sedang dalam masa terpuruk.

Perfect timing.

Poin plus lagi, Jihoon itu adalah seorang anak dari keluarga kaya lihatlah rumahnya yang sedang ia pijak sekarang. Benar-benar luas seperti tanpa ujung.

Jinyoung jadi semakin tak enak hati berharap dapat berteman atau bahkan bersahabat dengan Jihoon.

"Selamat siang tuan, mengapa jam begini sudah pulang?" tanya salah satu maid yang datang menghampiri dua pemuda ini.

"Aku harus membantu temanku ini, tolong siapkan makanan dan juga pakaian ganti. Dia butuh istirahat" perintah Jihoon.

"Baik tuan. Mohon tunggu sebentar" jawab maid tadi sambil berlalu pergi.

Setelah selesai makan dengan sedikit paksaan dari Jihoon, Jinyoung mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian yang telah disediakan dan tidur untuk beristirahat dikamar Jihoon.

Jinyoung tanpa sadar sudah terlelap dikamar seseorang yang baru ia kenal beberapa jam lalu. Untung saja Jihoon memang niatnya baik.

Setelah Jihoon melihat Jinyoung yang tertidur pulas, ia memutuskan untuk kembali kesekolah. Tapi sebelum pergi ia menitip pesan pada satpam dirumahnya supaya tak membiarkan Jinyoung pergi sampai ia kembali.

Baru saja ia memasuki sekolah, pandangan matanya melihat Guanlin yang sedang duduk disalah satu bangku didekat taman. 

Dengan langkah pasti Jihoon mendekati Guanlin, "Kita butuh bicara" ujarnya.

Guanlin tertawa merespon omongan Jihoon barusan "Dengar ya anak baru, lo itu cuma murid baru. Gak usah sok mau nasehatin gua" 

Jihoon yang mendengar tanggapan Guanlin barusan tertawa lebih keras dan langsung duduk berhadapan dengan Guanlin.

"Fine, pertanyaan gue cuma satu. Why do you bully Jinyoung?  Alasannya?" tanya Jihoon.

Guanlin merotasikan matanya "Lo masih marah soal ini?"

"YES! Sekarang jawab kenapa or I'll beat your flat ass!" ancam Jihoon.

"Karena dia lemah dan gak pernah ngelawan. Jadi sasaran empuk objek bullyan. Don't you think so?" jawab Guanlin dengan nada kelewat santai.

"Sesimpel itu?" 

"Sesimpel itu. Ah satu lagi he's ugly as fuck

Jihoon mengangkat alisnya bingung "That's all? Karena penampilan fisiknya?" tanya Jihoon. "Hm gimana kalau dia tiba-tiba datang dengan penampilan baru and look hotter than anyone? How would you feel?"

"Anak itu tidak mungkin dan tidak akan pernah menjadi rupawan. Bahkan ahli kecantikan terbaikpun gak mungkin bisa ngebantu dia" balas Guanlin.

"Apa perasaan lo kalau kalau suatu hari nanti dia berubah?!" desak Jihoon.

"Tsk! It's never going to happen! Tapi... aku gak tahu perasaanku bagaimana nantinya" Guanlin berbisik pelan diakhir kalimatnya.

Jihoon menyeringai tipis "We'll see about that... I'll make Jinyoung the hottest person in this school. Murid lain bakal nyesel karena pernah membully dia, cuma karena dia "jelek". ucap Jihoon final, sebelum pergi meninggalkan Guanlin.

×

Jihoon mengendarai mobilnya, kembali pulang kerumah. Sesampainya digerbang depan ia melihat Jinyoung sedang adu argumen dengan penjaga gerbang.

My bullies is my neighbor? | PandeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang