bab sembilan

2.4K 360 23
                                    

Happy reading~~~





Changmin berjalan-jalan ke taman bermain di temani viona, changmin penasaran dengan berbagai wahana yang ada di taman bermain di pusat kota.

Viona berjalan dengan menggandeng changmin yang tengah asyik menikmati lollipop kesukaannya.

" apakah nanti minnie bisa bertemu dengan mama joongie, mama viona ?" Tanya changmin tiba-tiba saat ekor matanya menemukan sepasang ibu dan anak yang tampak sangat bahagia bercanda di kursi taman.

Viona tersenyum tipis, dia sangat tahu kalau changmin sebenarnya sangat ingin bertemu dengan ibu kandungnya. " changmin berdoa saja semoga keinginan changmin terkabul, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini sayang." Jawab viona dengan bijaksana, tak ingin melukai perasaan anak kecil yang sudah sejak bayi di asuh olehnya.

Keduanya kembali berjalan menuju sudut taman bermain dimana ada sebuah kursi panjang yang kosong di naungi pohon besar yang rindang, sangat cocok untuk viona dan changmin yang kelelahan setelah menaiki beberapa wahana bermain beberapa saat lalu.

Changmin berjalan dengan langkah lesu, ia terpekur memikirkan jawaban ibu asuhnya, dia sungguh merindukan ibu kandungnya, changmin sangat ingin melihat rupa asli ibunya bukan hanya melihatnya dari selembar foto saja.

Keduanya duduk di kursi panjang tersebut, menikmati keteduhan yang ada dari panasnya sengatan matahari, angin berhembus pelan menyejukkan keduanya.

Viona menepuk puncak kepala changmin yang tertunduk lesu, dia paham apa yang tengah di rasakan oleh putra angkatnya. " dengar sayang, kita bisa meminta bantuan daddymu untuk bertemu dengan mama joongie, siapa tahu daddy yunho bisa melakukannya untuk changmin." Ujar viona yang memberikan saran agar changmin tak sedih lagi.

Changmin mendongakkan wajahnya menatap ibu asuhnya yang sudah baik hati kepadanya selama ini, mata bambinya menatap viona dengan binar penuh harap. " sungguh, mama viona tidak sedang berbohong kan  ?" Tanya changmin tak sepenuhnya percaya, dia tak ingin terlalu berharap.

Viona mengangguk dengan sebuah senyuman lebar. " tentu saja."

" horeee !!" Changmin memekik senang, semoga saja ayahnya bisa mewujudkan keinginannya.





Jaejoong tengah berjalan-jalan mengelilingi pusat perbelanjaan, dia merasakan kejenuhan hanya berdiam diri di rumah tanpa melakukan apapun, lebih baik berbelanja barang barang kesukaannya dari pada terus memikirkan sikap seunghyun yang seperti orang yang terkena gangguan jiwa dan membuatnya terus merasa ketakutan setiap kali ada seunghyun di rumah.

Jaejoong berdiri memandangi sebuah etelase yang memajang berbagai mainan anak-anak, ia teringat dengan changmin, andai saja dia bisa bertemu dnegan putranya tanpa rasa malu juga perasaan bersalah karena sudah membuat changmin hidup berdua hanya dengan yunho.

" Jaejoong.." Panggil sebuah suara dari belakang jaejoong yang tengah melamun di depan sebuah toko mainan anak-anak.

Jaejoong tersadar dari lamunannya saat sebuah suara yang sangat di kenalnya memanggilnya, ia menoleh kearah belakang untuk mendapati yunho yang berdiri di belakangnya dengan memasang senyuman itu...senyuman yang dulu selalu mampu membuat hati jaejoong meleleh.

Yunho berjalan mendekati jaejoong yang terdiam tanpa mengatakan apapun.

" kau kenapa jae ?" Tanya yunho bersikap normal tanpa menimbulkan kecurigaannya, meski sebenarnya ia tahu kalau jaejoong sangat ingin membeli sebuah mainan anak-anak dan itu pasti untuk changmin putra mereka berdua.

Jaejoong menggelengkan kepalanya. " tidak, aku hanya berpikir kalau mainan anak-anak yang ada di toko ini sangat bagus." Kilah jaejoong yang tak ingin bercerita alasan yang sebenarnya, dia tak mau yunho merasa memang sekarang.

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang