bab sebelas

2.2K 322 31
                                    

Happy reading~~~













Jaejoong duduk dengan senyuman lebar sambil memperhatikan bagaimana yunho begitu lahap memakan makanan hasil masakan nya yang memang secara khusus ia buat hanya untuk yunho, ia ikut menyuapi yunho saat pria bermanik tajam itu menyodorkan sendok makan di depannya.

" apa kau jarang makan makanan korea selama tinggal di seoul?" Tanya jaejoong memperhatikan cara makan yunho yang seperti orang kelaparan tidak makan berhari-hari.

Yunho meletakan sendoknya, mengelap bibirnya yang kotor karena terkena bumbu, matanya menatap jaejoong yang duduk di hadapannya dengan tatapan hangat nan lembut.

" tentu saja makanan korea, tapi aku sangat merindukan masakanmu. Sudah lama aku tidak makan masakanmu jae.." Jelas yunho jujur dan apa adanya membuat jaejoong semakin merasa bersalah pada pria yang masih di cintainya itu.

" maaf, semua karena keegoisanku.." Gumam jaejoong dengan penuh sesal.

Yunho menggeleng, mengusap lembut tangan jaejoong. " tidak apa-apa, semua hanya tinggal masa lalu, sekarang ayo suapi aku lagi sebelum changmin pulang dan menghabiskan semua makanan hasil karyamu yang enak ini." Ucap yunho di selingi candaan, menghadirkan kekehan dari keduanya.

Jaejoong kembali menyuapi yunho, seketika ia berpikir tentang putranya, bagaimana reaksi changmin jika tahu dirinya lah sosok ibu yang dulu pernah melahirkan bocah tampan nan menggemaskan itu, apakah changmin akan membencinya atau malah sebaliknya.

Yunho menyadari perubahan jaejoong. " memikirkan changmin? jangan khawatir, dia anak yang baik dan pintar, changmin akan menerimamu dengan tangan terbuka, dia tidak pernah membencimu jaejoong." Terang yunho membuat air mata jaejoong menetes seketika tanpa bisa ia cegah, sungguh jaejoong sangat menyesali keputusannya dulu hingga membuat hubungan keduanya jadi seperti ini sekarang.

" maaf....aku yang salah..." Isak jaejoong dengan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Yunho gelagapan, menyingkirkan segala piring makanan yang ada di depannya, ia tidak menyangka jaejoong akan menangis karenanya, ia sungguh bodoh.

Yunho membuka tangan jaejoong dengan paksa, wajah jaejoong memerah dengan lelehan air mata yang membasahi pipinya yang tampak tirus.

" jangan menangis, semua hanya tinggal masa lalu...sekarang adalah kesempatanmu untuk memperbaiki semuanya, changmin akan bahagia jika kau mau kembali bersama kami..." Ujar yunho pelan menenangkan jaejoong yang masih menangis sesenggukan.

Jaejoong menggeleng, seunghyun tidak akan membuat jalan keduanya menjadi mudah, ia sangat paham jalan pikiran namja yang masih berstatus sebagai suaminya.

" seunghyun tidak akan melepaskanku begitu saja, bagaimana dengan changmin nanti hiks..." Sela jaejoong masih sesenggukan.

Yunho menghela nafasnya pelan, menarik jaejoong mendekat padanya, memeluk jaejoong yang masih bergetar karena menangis dengan erat. " jangan takut, ada aku yang akan selalu melindungi kalian berdua." Gumam yunho dengan pelan menenangkan jaejoong dan berhasil, jaejoong perlahan berhenti menangis.

Jaejoong membalas pelukan yunho, rasanya sangat hangat dan membuatnya tenang, degup jantung yunho yang mampu ia dengar membuat ia yakin akan satu hal, dirinya tidak akan meninggalkan yunho dan changmin untuk kedua kalinya, yunho dan changmin adalah nafas kehidupannya, bagaimana ia bisa hidup jika sumber kehidupannya tidak ada di sisinya. Sungguh ia masih sangat mencintai yunho.







Jaejoong memandang haru saat changmin berjalan dengan menggenggam seikat bunga lily putih di tangannya, berjalan dengan sebuah senyuman lebarnya mendekatinya.

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang