0.8

10K 2K 103
                                    












"Kim Jungwoo!" aku menyerukan namanya. Orang itu menoleh dan tersenyum lembut ke arahku.

Jantungku berdebar kencang, jutaan kupu-kupu seakan beterbangan di perutku. Senyuman Kim Jungwoo tidak pernah bisa membuatku merasa biasa saja.

"Jungwoo, kamu kapan keluar dari rumah sakit?" tanyaku pelan sambil menyentuh tangannya yang dingin. "Kamu harusnya jangan keluar dulu! Kamu masih sakit, 'kan? Ayo kuantar ke rumahmu."


Jungwoo tidak memberikan respon verbal, namun senyumannya masih setia menempel di bibirnya. Aku menatap kedua matanya. Di sana, aku melihat sebuah semesta.

Tanpa sadar, air mataku menetes.
Jungwoo menggeleng dan mengangkat tangannya yang sedingin es, menghapus air mata di pipikuㅡmasih dengan senyum.

"Jungwoo..." bisikku sambil memegang tangannya. Ia tetap tersenyum, lalu melepaskan tangannya. Pandangannya melembut.










"Aku pulang dulu, ya," ucapnya pelan, benar-benar sangat pelan-sampai hampir berbisik. "Sampai jumpa."

Aku membalas senyumannya dan mengangguk.

"Kita bisa ketemu besok," ucapku. "Istirahat yang cukup, ya? Nanti malam aku telepon kamu kalau bisa."

Jungwoo tidak merespon, hanya tersenyum. Ia lantas berbalik dan berjalan ke arah rumahnya, sebelum menghilang ditelan kegelapan malam.

***

Pamit | Kim Jungwoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang