0.9

10.3K 2K 246
                                    




Aku tidak pernah sebahagia ini, entah kenapa. Dengan riang, kulangkahkan kaki menuju rumahku.

“Aku pulang!" seruku riang sambil melepas sepatuku, lalu berjalan ke ruang tengah dengan senyum masih tertempel di wajahku. Pertemuanku dengan Kim Jungwoo malam ini benar-benar di luar dugaan. Aku tidak tahu ia sudah keluar dari rumah sakit—





—bodoh!









Aku mematikan ponselku setelah Mark menutup panggilannya tadi. Dalam hati, aku merutuk. Pantas saja aku tidak mendapat kabar apa-apa. Lagipula, tidak masalah. Aku merasa mendapat kejutan. Haha.

Aku hampir melonjak penuh kekagetan saat kakakku, Lee Taeyong, muncul tiba-tiba dengan wajah pucat. Aku menduga orang tuaku tidak pulang lagi malam ini—mereka sibuk bekerja.

"Kak!"

"Dek," aku dan Kak Taeyong bicara di saat yang bersamaan.

Aku dapat melihat Kak Taeyong menghela napas. Matanya terlihat sayu dan pandangannya sangat… entahlah. Sendu?

"Kamu kelihatan bahagia," ucapnya dengan senyum dipaksakan. "Kenapa?"

"Jungwoo udah keluar dari rumah sakit, lho!" seruku. Kak Taeyong membelalakkan matanya.

"Kamu nggak buka HP, ya?" tanyanya. Aku menggeleng.

"Enggak," ucapku dengan senyum tertahan. "Makanya aku kaget banget pas liat Jungwoo di ujung jalan tadi. Masih pucat, sih, tapi kami udah ngobrol bentar. Dia udah pulang ke rumahnya barusan, habis mukanya masih pucet banget. Tangannya juga dingin."

Kak Taeyong tersenyum sendu, matanya memerah. Lalu ia menarikku dalam pelukannya.



























"Kim Jungwoo meninggal jam tujuh tadi."

***

Pamit | Kim Jungwoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang