Bab 2

116 11 4
                                    

"kau tidak papa" sambil mengusap air mata di pipiku yang bercampur dengan hujan.

Kenapa kamu bisa melihat air mata ini?
Kenapa aku tak berhasil menyembunyikannya dari mu? Kenapa saat dia menyentuh pipiku aku menemukan ketenangan didalamnya?
Kenapa bukan aku yang bertanya seperti itu kepadanya? - pikirku

"Aku tidak papa, seharusnya aku yang bertanya itu kepadamu"
"Aku tidak papa"
"kenapa kau membiarkan mereka menyakitimu? "
"Aku tidak membiarkannya "
" tapi lihatlah kau terluka kau membiarkan mereka menyakitimu."
"Apa kamu terluka? "
" Aku tidak terluka "
" berarti aku tidak membiarkan mereka menyakitiku"

Aku terdiam mendengar kata - kata itu keluar dari mulut cowok paling cuek di bumi ini.

"apa yang kamu rasakan? "
" aku tidak merasakan apapun"
"Benarkah?. Tapi mengapa kau menangis? "
" menangis? aku tidak menangis, ini itu air hujan ka Arif"
"iya kau benar, air hujan yang turun dari mata kamu "
" bukan"
"Apa yang mereka ambil dari kamu? "
" mereka mengambil kalung ku"
"kalung itu sangat berarti untuk kamu? "
" iya, kalung itu adalah kenangan terakhir sahabat kecilku, tapi ya udah lah biarkan saja"
"kenapa kamu berikan kalung itu ke mereka? "
" jika tidak aku berikan, kamu tidak akan selamat "
" berarti kamu takut kehilangan aku?"
" tentu saja aku takut"

Aku tak sadar dengan apa yang telah aku katakan, tiba - tiba aku mengatakan hal itu, apa yang terjadi dengan diriku ya tuhan?

"bukan.. Maksudku.. "
" iya aku tau maksudku begitu "

Aku hanya bisa diam tak punya kata - kata untuk menyangkal ya lagi. Jam menunjukan pukul setengah 6 sore. Pembicaraan ku dengan ka Arif sudah menenangkan awan yang sudah tak menurunkan tangisnya lagi.

Darah di luka ya sudah berhenti, hanya tinggal goresan lukanya saja.
Mataku di buat silau karna lampu send dari sebuah mobil menghapiri.

"Ayah? "
" Sayba, kamu kenapa masih disini? "
" dari tadi bus nya gak dateng - dateng yah, jadinya Sayba nunggu disini lama deh"
"ya ampun, makannya lain kali biar ayah yang jemput kamu "
" iya yah, maaf"
"iya gak papa. Sayba ini siapa? "
" Ayah kenalin ini...ka Arif yah, kakak kelasku "
" halo om"
"hai, kamu kenapa itu luka-luka? "
" tadi dia di-"
"ga papa, ko om tadi saya di serempet motor om"
"oh...bener kamu gak papa? . Om antar pulang yah? "
" iya Om gak papa. Ga usah Om"
"gak papa Om anterin. Kayanya busnya gak akan datang karna mungkin ada kendala"
"sudah om tidak usah,lagi pula hujannya kan udah reda,jadi busnya nanti datang ko om"
"bener gak usah? "
" iya om,makasih"
"ya sudah terimakasih yah kamu sudah jagain putri om"
"iya om, gak papa ko om."
"om pergi dulu yah, assalamualaikum"
"Iya hati-hati om,wa'alaikumsalam"

"Terimakasih yah ka"
"Iya"
"Ya udah aku pergi dulu yah"
"Iya...sayba?!"(aku terkejut karena tiba-tiba dia megang tangan aku)
"Emm..iya?"
"Emm.. hati-hati yah"
"Iya"(mengangguk)

Kenapa kamu ga terima ajah tawaran ayah? Supaya aku lebih lama bersamamu untuk lebih mengenal mu.
Kenapa kamu jagain aku? Aku kan bukan siapa - siapa kamu.
Kenapa kamu menyakiti dirimu hanya untuk ku? Kenapa kau membuatku bertanya - tanya tentang dirimu? - pikirku

****

Aku tau banyak pertanyaan yang ada di benatmu. Ingin sekali aku memberikan jawabanya kepadamu. Tapi aku belum bisa, entahlah mengapa aku tidak bisa memberikan jawaban yang kamu inginkan. Mungkin nanti aku bisa memberikannya. - pikir ka arif.

"aduh, Sayba kenapa kamu baru pulang? .Mamah khawatir sama kamu"
"maaf mah, tadi busnya gak dateng - dateng "
"ya udah kamu mandi, dan kita makan malam sama - sama"
"iya mah"
"gak usah mandi kali ka, kan udah mandi pake air hujan tadi"
"berisik kamu... Ih..... Nyebelin yah"
"ihhh.... Udah - udah adek juga iseng aja, udah sana cepet mandi"

Kring.... Kring..... Kring......

Ponsel ku berdering, tapi aku tidak tau siapa yang menelfonku nomornya tak dikenal.

"halo assalamu'alaikum"
"walaikumsalam."
"siapa yah? "
" Ini Aku"
"Aku siapa yah? "
" Aku yang tadi di halte bus"
"oh ka arif, ko kakak tau nomor aku?"
"Tau"
"Tau dari mana?"
"Dari mana aja"
"Ya udah lah, itu gak penting,ada apa? "
" Kamu sudah sampe rumah? "
" sudah "
" syukur klo gitu, aku cuma mau mastiin kamu baik-baik aja"
"aku gak papa ko"
"mulai hari ini jangan naik bus lagi yh!? "
" kenapa? "
"aku benci sama bus sekarang"
" tapikan kamu pulang naik bus?! "
" iya, tapi sekarang udah gak "
"kenapa? "
" karna dia sudah membuatmu menunggu lama"
"klo gitu aku naik Ojek online ajah "
" gak boleh"
"Loh kenapa? "
" dia juga bikin kamu nunggu lama , bahkan terkadang tanpa kepastian. "
" klo gitu aku dijemput saja "
"gak boleh"
"Loh kenapa lagi ?"
"kamu pasti gak mau kan repotin ayah kamu?"
"trus aku naik apa? "
" naik motor"
"aku gak bisa naik motor "
" aku gak suruh kamu buat nyetirkan, kamu tinggal cuma duduk manis dibelakang aku. "
" duduk di belakang kamu? "
" iya, aku yang akan menyetir"
"maksudnya kamu mau nganter aku pulang gitu? "
" kemana pun yang kamu inginkan akan aku antar"
"kamu disuruh siapa? "
" aku gak perlu izin dan perintah dari siapapun untuk itu"
"termasuk izin dari aku? "
" iya, tapi kalau kamupun mengizinkannya, aku anggap itu sebagai hadiah "
" aku akan memberikan hadiah itu, tapi dengan 1 syarat "
" apa? "
" aku tidak ingin menunggu lama"
"aku gak akan jadi bus yang jahat itu Sayba"
" baiklah, ini sudah malam udahan dulu yah"
"iya,assalamualaikum "
" wa'alaikumsalam "

Dan itu lah percakapan pertamaku dengan dia yang membuatku bermimpi indah tanpa tertidur, membuatku selalu terbayang dengan kata-kata nya yang begitu menyejukaan hatiku, aku tak menyangka orang secuek dan sejutek itu ternyata begitu sangat peduli dengan orang lain.Dan jujur dia sangat manis.

Rasanya obrolan itu tak ingin aku akhiri, aku merasa tenang dan damai berbicara dengannya, aku seperti mendapatkan dunia yang aku inginkan, dunia yang tak pernah aku dapatkan, dan sekarang aku merasa dunia itu akan segera aku dapatkan.

Pertemuan ku dengannya mungkin akan sedikit merubah kehidupanku, tapi aku tak tau perubahan apa yang akan dia lakukan di kehidupanku yang begitu kelam ini.

****

Pagi dengan binar matahari yang sebentar lagi muncul untuk menghangatkan bumi. Kembali aku keluar dari dunia mimpi yang rasanya aku ingin tinggal didalamnya untuk selamanya,tapi aku harus kembali kedunia realita yang terus menghantuiku yang rasanya tak ingin aku sentuh sedikitpun.

"Tumben kakak jelek bangun pagi"
"berisik... bisa gak sih gak ganggu kakak sehari aja? "
" emm... Bisa gak yah?!, kayanya gak bisa deh!? "
" udah dong dek, jangan ganggu kakak kamu, dia kayaknya lagi bahagia "
" bahagia kenapa mah? Aku biasa aja ko"
"mungkin ada angin badai tadi mah, makanya kakak jelek tiba-tiba bangun pagi"
"hahahhahah...... "
" udah ah Sayba berangkat duluan aja"
"gak mau diantar ayah"
"gak usah yah"
"ciee ngambek nih ye... Hahhaha"
"ih adek, kasian kan kakanya"

Aku langsung menggendong tas ranselku dan berjalan menuju pintu, aku sangat terkejut ketika ku membuka pintu...

Kenapa seakan aku ini sedang melangkah ke dunia yang baru. Dihadapanku dunia itu mulai terbentuk tapi belum bisa aku tempati. Apakah dunia itu tercipta hanya untukku?. Semoga itu memang benar, tapi jika tidak,maka itu adalah ketidak mungkinan yang aku semogakan.






DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang