08

317 52 5
                                    

Sesuai janji, Mark akan duduk bersama Yeri. Namun tak hanya berdua, Jaemin juga akan duduk bersama mereka.

Mereka duduk di bangku ber 3 paling belakang. Memang kalau di bis, anak anak yang bandel atau berisik -mayoritas laki laki- biasanya akan duduk di paling belakang, namun Yeri tak masalah. Malah seru, enak jadi rame, ungkap Yeri.

Jaemin duduk di paling kanan, Yeri di tengah, dan Mark di pinggir. Agar tak terlalu berisik katanya. Karna memang Jaemin yang dasarnya memang tidak bisa diam, akan tambah berisik lagi bila dibiarkan berdekatan Mark yang sama sama menyukai game.

Bis mereka hanya berhenti sesekali. Mark dan Yeri sendiri dari tadi sudah lengket. Kemana mana selalu berdua. Lagi pula, mama Yeri memang sudah menitipkan putrinya pada Mark.

Seperti sekarang contohnya. Sudah jam 10:53 malam dan mereka baru saja turun dan melaksanakan makan malam yang agak, ralat maksudku sangat terlambat. Mereka semua harus turun karna memang, sudah jadwalnya makan, dan Mark keroncongan. Ia tak mungkin meninggalkan Yeri sendirian di bis bukan?

"Yeri" Mark mengusap pucuk kepala Yeri yang bertengger di pundaknya.

"Yeri, bangun. Makan malem dulu. Mau ke toilet ga?" Tanya Mark lembut

Yeri hanya mengeluarkan dumelan tak jelas. Ia merogoh jaket yang sedari tadi ia pakai untuk menghangatkan badannya dan mencari handphone.

"Yuk" Mark sudah berada di bawah sambil menunggu Yeri. Kursi mereka memang bersebelahan dengan pintu bis bagian belakang.

"Bentar Mark. Gue cari ituan dulu" Ujar Yeri sambil mengacak sling bag miliknya.

Mark mendesah pelan dan naik lagi. Mengambil sesuatu dari tas selempangnya.

"Nih masker lo. Cepetan ah, gue mau ke toilet" Tak sabar, Mark langsung sekalian memakaikan masker Yeri.

"Apaan sih orang gue nyari topi lo. Nih pake, rambut lo udah persis burung kakak tua" Yeri melepas kasar masker yang Mark pakaikan untuknya dan memakaikan topi hitam milik Mark secara terbalik di kepala sang pemuda.

"Nah. Yok. Gue juga udah kebelet nih." Yeri menarik Mark turun dan berjalan ke arah toilet.

"Ngomong ngomong tadi gue foto lo pas lagi tidur loh. Ada iler nya lagi. Hii jijik HAHAHA" Yeri tertawa terbahak. Bahkan ia memegangi perutnya dan air matanya keluar. Sampai banyak sekali murid seangkatan atau kakak kelas yang menilainya dengan tatapan apaan sih ini anak.

Bukan apa apa, pasalnya awalnya ia hanya berbohong tentang foto dang lainnya, tapi ekspresi Mark itu loh. Ada ada saja.

"Bercanda kok Mark. Hehe. Harusnya lo liat ekspresi lo sendiri tadi." Ujar sang gadis saat ia sudah di depan toilet.

"Ya ya, tentu. Hati hati saja jika ada yang ngegangguin lo di toilet gue ga bakal tolongin" Ujar Mark malas.

"EH ASU"

Tapi telat, Mark sudah masuk toilet laki laki.

Sialan. Umpat Yeri pelan.

Memang sih, ini kan tanah orang harus bisa jaga sopan santun. Ia mendesah pelan dan ke toilet. Hasrat buar air kecilnya lebih besar dari rasa takutnya.

Kangen deh masa masa kita bisa kata kataan tanpa takut nyakitin perasaan salah satu dari kita.

Friendzone ; MarkriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang