Evelyn memandang pria yang sedang memakan makanannya di depannya. Saat ini Ia dan pria yang menjadi atasannya ini sedang makan siang disebuah restoran mewah di Jakarta Selatan.
Evelyn memperhatikan pria yang bernama Leonard Daughlas itu dengan begitu dalam. Ia Mencoba membandingkan prilaku pria itu saat ini dengan prilaku pria itu dimasa lalu. Jelas terjadi perubahan besar dalam diri Leonard. Dulu, pria itu sering tersenyum saat bersamanya dan tak jarang pria itu melontarkan kata - kata konyol yang mampu membuat ia tertawa riang.
Sekarang, jangankan mendengar kata - kata konyolnya, melihat Ia tersenyum saja ia tak bisa. Hanya wajah dingin dan datar yang selalu pria itu tunjukan, dan yang lebih parahnya lagi pria yang mirip kulkas berjalan itu mengubah namanya. Bahkan, lelaki itu sampai pura - pura tidak mengenalinya hingga saat ini.
Hal itu Evelyn mulai berfikir apa mungkin semua itu terjadi karena kesalahan fatal yang ia lakukan dimasa lalu?
Kalau memang benar, bagaimana ia membuat pria itu kembali seperti dulu?
Bagaimana caranya ia bisa meminta maaf pada pria yang masih sangat dicintai hingga saat ini?
Jika sampai saat ini saja pria itu masih membangun tembok tinggi yang tak mampu ia robohkan."Apa dengan kau menatapku seperti itu, bisa membuatmu kenyang?"
Pertanyaan dengan nada tegas itu membuat Evelyn tersentak kaget. Apalagi saat tatapan tajam itu menatap Evelyn dengan begitu dingin, membuat Evely gugup dan salah tingkah.
"Uhm-uhm-si-apa ya-ng memper-hatikan an-da ,se-pertinya anda terlalu percaya diri," ujarnya terbata dengan gugup sambil diam - diam merutuki dirinya sendiri.
"Benarkah?" dengan nada terdengar sinis. "Cepat habiskan makanmu! Atau kau mau disuapi?" ujarnya dingin.
Wajah Evelyn seketika memerah mendengar kalimat terakhir itu. Ia berdehem sebentar. "Tidak perlu saya bisa makan sendiri," ujarnya ketus untuk menutupi rasa malunya.
Setelah mereka menyelesaikan makan siangnya, Leonard mengantar Evelyn kekantor lagi sedang ia pergi untuk menyesaikan urusan mendadaknya yang ia bilang penting itu.
.....
Jam dikamar Evelyn sudah menunjukan pukul 9 malam. Ia merebahkan tubuhnya yang terasa pegal karena seharian bekerja. Setelah mengantarkan Evelyn kekantor Leonard tidak kekantor lagi. Walau begitu, bosnya tidak membiarkan membiarkannya untuk berleha - leha. Itu terbukti dengan ia memberikan Evelyn setumpuk pekerjaan lebih banyak melalui darren tangan kanan Leonard. Hal itu membuat Evelyn hanya bisa mendengus kesal! Sambil menahan diri untuk tidak mengumpati bosnya.
Mata abu - abunya menatap langit - langit apartementnya.
Pikirannya melayang jauhFlashback...
'Sepasang muda mudi sedang duduk diatap sekolah yang memiliki tiga lantai itu.
Hanya keheningan yang menemani mereka setelah tadi mereka tertawa. Bahkan, sampai terbahak - bahak menceritakan tentang masa kecil gadis itu diserta lelucon yang tak ada habis habisnya terlontar dari mulut remaja lelaki itu.
" Lyn," panggil remaja lelaki itu.
"Ya," sahut gadis berusia 16 tahun itu menolehkan wajah kesamping kiri .
"Apa yang akan kamu lakukan jika orang yang benar - benar kamu percayai menghianatimu."
Gadis itu menyerngitkan dahinya heran." Kenapa tiba - tiba kamu menanyakan hal seperti itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONARD (End)
Romance15+ Saat kesalahan telah melukai yang dikasihi, akankah ada kesempatan kedua? Evelyn harus berjuang keras meraih hati pria yang pernah ia lukai dimasa lalu. Ia berkerja dengan menjadi sekertaris pria itu dengan tujuan untuk membawa pria itu kembali...