5

20.4K 634 23
                                    

Terima kasih for reading, part ini didedikasikan untuk @ayaemily2.

Mereka sedang duduk berdampingan diatas sofa panjang yang berada diruang tamu apartement sambil memandang layar datar yang menayangkan drama kesukaan sang gadis.

"Kenapa pria itu begitu tega pada gadis yang mencintainya, seharusnya walaupun dia tidak memiliki perasaan apapun padanya dia tetap harus menghargai perasaan gadis itu," gerutunya sambil memakan makanan ringan yang ada dipangkuannya. Dia terus memperhatikan adegan dimana sipria menjatuhkan kue yang dibuat siwanita dengan susah payah.

Pria itu sedang duduk bersandar pada punggung sofa menyerngit lalu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya. Evelyn yang biasanya selalu menampilkan sisi dewasa dan lembutnya di hadapan orang lain akan berubah menjadi begitu manja dan kekanakan ketika berada didekatnya.

"Itu hanya drama, Eva. Jadi jangan terlalu dibawa serius," sambil mengelus kepala si gadis .

"Tapi tetap saja walau hanya ekting kelakuan lelaki dalam drama itu membuatku kesal ka, bagaimana bisa ada laki - laki sedingin dan setega itu pada gadis yang mencintainya." tukasnya kesal.

"Seharusnya itu yang aku tanyakan padamu."

Evelyn menyerngitkan keningnya. Menatap lelaki didepannya dengan pandangan bertanya.

"Bukankah Adrienmu juga melakukan hal sama padamu. Bagaimana bisa dia bersikap dingin dan acuh padamu, bahkan pura - pura tidak mengenalmu bahkan detik ini."

Evelyn menghela napas kasar . "Itu kasus yang berbeda ."

Keanu menaikan sebelah alisnya. "Berbeda," tatapannya berubah menjadi datar. "Bagaimana bisa kau menganggap jika apa yang dilakukan atasanmu itu tidak sama dengan apa yang laki - laki dalam drama itu." Ujarnya dingin.

Hening

Evelyn bisa merasakan ada amarah yang begitu besar yang dirasakan dalam diri kakaknya. Ia memindahkan snack di Atas pangkuannya tadi ke Meja yang berada di Depannya. Ia menyentuh bahu itu lalu mengusapnya pelan. "Ada apa ka? Apa terjadi sesuatu?" Dengan raut khawatir yang sangat kentara diwajah Evelyn.

Pria itu menghela napas lelah, lalu mengusap wajahnya kasar. Karena tak seharusnya melakukan tindakan yang bisa membuat gadis itu curiga. Dia menggeleng lemah, lalu dia menegakan tubuhnya kemudian menatap gadis berwajah blasteran itu dengan pancaran penuh kasih. Dia mengusap kepala adiknya dengan sangat pelan. Seolah - olah ia porselen yang mudah pecah. "Eva."

Dia menegakan tubuhnya."Ya." Memasang wajah bingung yang tak mampu dia tutupi.

"Apa kau tidak lelah?"

Evelyn mengerutkan keningnya dalam. "Maksudnya?"

Mendengar jawaban tak memuaskan adiknya membuat tangan besar itu menjawir hidung mancung Evelyn.

"Aww !" Jeritnya. "Sakit kak," sambil mengusap - usapnya hidung yang terasa sedikit nyeri kemudian mengerucutkan bibirnya.

"Makanya jangan suka berpura - pura tidak tahu karena aku tahu kau pasti mengerti maksudku," dia tertawa kecil melihat tingkah lucu adik kandungnya itu.

Tak lama Evelyn menghela nafas lelah lalu menghempaskan tubuhnya kepunggung sofa. "Ada apa sebenarnya? kenapa kakak bersikap aneh seperti saat ini? dan kenapa kakak tiba - tiba menanyakan hal seperti itu. Biasanya juga kakak tidak mempermasalakannya. Dan akan selalu mendukung setiap keputusan yang aku ambil dalam hal apapun termasuk dalam berjuang mendapatkan lelaki yang masih sangat aku cintai hingga detik ini" dia berhenti sejenak. "Apa terjadi sesuatu?" Sambil menyipitkan matanya tajam.

Mendapat tatapan menuduh dari adik kesayangannya itu membuat usapan lembut itu seketika terhenti dia berusaha menelan salivanya dengan susah payah. Lalu menurunkan tangannya.

LEONARD  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang