Dua

14.8K 539 5
                                    

Hari ini Ros begitu ceria. Entah hal apa yang membuatnya segembira itu. Dia berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali. Dia sudah merencanakan sesuatu untuk membalas perbuatan Earth. Kali ini harus ia lakukan dengan sangat hati-hati agar tidak meleset.

Ros sudah menunggu cukup lama. Dia bahkan sudah meninggalkan jam pelajaran pertama. Satu hal yang tak pernah dia lakukan seumur hidupnya. Membolos. Saat ini pasti kelasnya sedang gaduh membahas ketidak hadiran sang bintang sekolah. Biarlah, cuma sekali, pikirnya.

Akhirnya yang di tunggu pun datang juga. Dia melihat Earth datang dengan santainya seolah-olah sekolah masih pagi. Nyatanya bel sekolah sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu.

"Dasar tu anak.....mentang-mentang sekolah ini milik papanya, sekolah seenaknya sendiri. Mau jadi apa coba tuh anak jam segini baru berangkat." gumamnya lirih dari  balik semak-semak.

Earth sama sekali tak curiga. Dia berjalan begitu saja. Saat tiba di bawah pohon, dia berhenti sebentar. Melihat ke atas, lalu tersenyum-senyum sendiri. Apa yang dia bayangkan? Ah...ternyata dia ingat kejadian kemarin saat dia berhasil menjahili Ros.

Ros yang melihat ekspresi Earth menggeram gemas. Awas kau Earth.
Earth melangkahkan kakinya kemudian, namun belum beberapa langkah dia berjalan tiba-tiba....

"Bruuuukkkk.....awwww...."

Earth jatuh terjerembab di tanah dengan muka berlepotan penuh lumpur.

"Sialan!!!" umpatnya. "Siapa yang melakukan ini?" geramnya sambil membersihkan mukanya. Rupanya seseorang telah membuat jebakan untuknya. Dan orang itu tak lain adalah si gadis cilik, Ros.

Ros yang merasa sudah menyelesaikan tugasnya, keluar dari persembunyiannya. Tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah Earth yang sangat kotor. Hilang sudah ketampanannya.

Earth menahan amarahnya melihat sosok di depannya. Matanya memerah seketika. Tangannya mengepal.

"Bagaimana? Sudah tau rasanya di kerjain? Kau pikir aku takut padamu? Ciihhh. Dasar anak sombong, jangan mentang-mentang kau anak pemilik sekolah ini ya, jadi kau bisa bertingkah seenak hatimu." Ros mendumel sambil berkacak pinggang.

Earth masih dalam kebisuannya. Namun kedua matanya menatap tajam ke arah Ros. Giginya gemeretuk menahan amarah.

"Kenapa? Kau mau membalasku? Aku tidak takut." Ros menantang dan maju dua langkah mendekati Earth.

"Dasar bajingan kecil kau!!!" umpat Earth.

"Apa kau bilang? Aku bajingan?" Ros menautkan kedua alisnya. "Kau yang pantas di sebut bajingan!!!!!" Sengitnya tiba-tiba sambil mengarahkan telunjuknya ke arah Earth. Earth hanya menanggapi dengan tersenyum miring.

"Berani sekali kau mengatakan aku bajingan?" Earth menggumam. "Ya....kau benar. Aku memang seorang bajingan. Dan aku bersumpah akan menjadi bajingan dan mafia paling licik dan keji seantero bumi ini yang pernah kau kenal." desisnya.

"Hehh...kau pikir aku takut?" Ros mencibir. "Dan aku juga bersumpah akan menghabisi bajingan sepertimu dengan kedua tanganku sendiri." Bantah Ros tak kalah sengit sambil menunjukkan kepalan tangannya, hingga kemudian dia berlalu dari hadapan Earth.

Earth masih terpekur di tempatnya. Amarahnya masih belum reda. Dan kini semakin memuncak.

"Kau sudah menantangku Ros. Kau akan tau akibatnya bagaimana jika menantang seorang Earth Black." Earth menggeram nyalang,, lalu memutar tubuhnya seketika menuju gerbang sekolah.

                *  *  *  *  *

Maaf banyak typo...

LOVE ME or KILL ME ✔(Sudah Terbit Di Playstore dan Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang