Enam Belas

9.4K 332 1
                                    

Ernest memutuskan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya. Dengan berbagai alasan dia menampik, dan pastinya alasan-alasan itu tak cukup membuatnya terbebas dari rasa curiga yang di miliki Ros.

Namun untunglah Ros mau sedikit mengalah dari pada harus berdebat. Namun Ernest tidak tau bahwa diam-diam Ros berjanji dalam hati akan menyelidiki yang sebenarnya.

Ernest sudah lebih dulu terlelap di ranjang king size miliknya. Tampaknya dia begitu lelah sampai-sampai tidur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Tapi dia memang sengaja ingin tidur cepat karena esok hari ada persidangan, dan sebuah kasus harus dia tangani.

Ros dengan pelan melepas sepatu yang di pakai suaminya tersebut, lalu menyelimuti tubuhnya dengan sebuah selimut tebal yang ada.

Di elusnya rambut pirang Ernest. Ditelusurinya wajah sayu itu dengan lembut. Hati Ros tampak memercikkan sebuah kebimbangan. Benarkah keputusanku untuk menikah dengannya? batin Ros bertanya. Entah kenapa dia jadi ragu dengan pernikahan itu. Apa sesungguhnya yang dia pikirkan?

Masih asik tangannya membelai wajah Ernest, tampak sekelebat bayangan melintas diantara jendela kamarnya. Ros terkesiap waspada. Dia kemudian mengendap-endap di balik jendela kamar.

Matanya yang indah melirik sekilas ke sebuah meja di kamar itu dimana di atasnya tergeletak sebuah gunting kecil. Lalu dengan cepat disambarnya gunting tersebut.

Pelan-pelan dia mengintip ke balik tirai pada jendela itu. Kosong. Tak ada siapa-siapa. Dia lalu memberanikan diri untuk melongok keluar jendela. Dan benar, tak ada siapapun disana. Mungkinkah dia sedang berhalusinasi.

Kalaupun ada seseorang yang mencoba masuk, harusnya para pengawalnya sudah memergokinya lebih dulu.

Saat Ros hendak berbalik, tiba-tiba sebuah tangan kekar membekap mulutnya dari belakang. Ros membelalak seketika. Dia berusaha menghunjamkan gunting yang di pegangnya, namun sayang...gerakan orang itu lebih cepat.

Tidak tinggal diam, Ros lalu mencoba mematahkan pertahanan orang itu dengan menendang tulang keringnya dan yaahhhh...berhasil. Orang itu jatuh tersungkur seketika.

Ros dengan cepat membekuk kedua tangan orang bertopeng hitam-hitam itu. Menguncinya di belakang tubuhnya dan mengikatnya dengan seutas tali. Lalu dengan cepat di bukanya kain yang menutupi wajah orang itu.

Dan betapa terkejutnyalah dia saat mengetahui siapa orang tersebut.

"Kau...." serunya seraya menutup mulutnya dengan cepat karena tak ingin Ernest terbangun karenanya.

"Apa yang kau lakukan disini malam-malam begini Earth? Tidak taukah kau kalau perbuatanmu ini akan menimbulkan masalah besar jika Ernest sampai tau?"

Earth hanya menyeringai pelan. Dia tampak masih merasakan sakit pada kakinya. Sial!!! Perempuan ini memang kuat, gerutunya.

"Jadi...tolong lepaskan ikatanmu ini atau aku akan berteriak." ancam Earth.

"Jangan macam-macam kau Earth. Kau tau sendiri kalau sampai kau lakukan itu, bukan aku yang akan menanggung resikonya, tapi dirimu." Ros memperingatkan. Dan Earth menyumpahi kata-kata Ros yang memang ada benarnya.

"Ikut aku sekarang!!!!" ajak Ros dengan paksa lalu menyeret tubuh Earth ke sebuah ruangan. Earth tidak tau tempat apa itu. Karena semua gelap. Hanya saja yang dirasakannya saat masuk pertama kali adalah suasana hangat dan pengap.

Hmmm, sepertinya itu adalah ruangan kedap udara. Ros lalu menyalakan sebuah lampu. Dan benarlah....itu adalah ruang audio atau bisa di bilang sebuah studio kecil yang terdapat dalam rumah itu. Lalu di nyalakannya AC ruangan tersebut sehingga udara seketika berubah menjadi sejuk.

LOVE ME or KILL ME ✔(Sudah Terbit Di Playstore dan Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang