Lima

11.9K 494 0
                                    

15 years later.......

Seorang pelayan wanita dengan membawa troli tengah berada di depan pintu sebuah kamar hotel. Tampak dia terdiam sejenak sebelum akhirnya mengetuk pintu dihadapannya itu.

Beberapa kali ketukan di lakukannya, tapi tak ada hasil dari dalam untuk seorangpun membuka pintu. Hingga akhirnya, dalam ketukan yang ke lima dan agak sedikit keras, pintupun terbuka. Seorang laki-laki bertubuh gemuk memakai piyama tengah berdiri di ambang pintu.

"Room service tuan..." kata pelayan wanita itu

"Masuklah!!!" pria itu menyuruh si pelayan masuk dan mengikutinya dari belakang. Tampak bola matanya bergerak-gerak mengikuti kemana pinggul si pelayan bergoyang.

Pelayan itu menaruh beberapa botol minuman di atas meja yang tersedia di ruangan itu. Di sana tampak seorang pria memakai jas hitam, berkumis tebal bertubuh jangkung tengah duduk sambil menyilangkan kakinya. Mengawasi pelayan yang tengah menuangkan minuman kedalam gelas yang sudah di siapkan.

"Jadi bagaimana? Besok aku ingin barangnya sudah aku terima. Aku tak mau ada keterlambatan sedikitpun." kata pria bertubuh gemuk sambil meminum anggurnya.

"Tentu saja. Aku pastikan besok jam 8 pagi kau sudah menerima barangnya." kata si tubuh jangkung.

"Di mana tempatnya?" si gemuk bertanya.

"Pelabuhan." Jawab si jangkung singkat sambil terus memperhatikan si pelayan yang kelihatannya tengah menggodanya.

"Baiklah....akan aku perintahkan anak buahku untuk kesana besok. Ingat!!! Aku tidak mau terlambat." ujar si pria gemuk memperingatkan. "Lalu bagaimana anak buahku mengerti kalau itu orangmu?" tanyanya kemudian.

"Aku pakai kode 'sugar' dan kalian harus menjawabnya 'sweet'." si jangkung menyeringai pada si pelayan saat mendapat kedipan nakal darinya untuk kemudian dia berlalu dari kamar itu.

Pelayan itu sudah meninggalkan kamar yang baru saja di masukinya. Langkahnya begitu cepat. Tak beberapa lama kemudian dia sudah sampai di sebuah kamar di salah satu hotel tersebut.

Dengan cepat dia lalu melepas semua perlengkapan asesoris penyamaran yang tadi di kenakannya. Sebuah wig, kaca mata, dan seragam pelayan yang di kenakannya juga di lepaskan, di masukkannya ke dalam sebuah tas hitam. Lalu dia mengganti pakaiannya dengan jaket kulit dan celana berwarna hitam juga. Rambut panjangnya dia rapikan, dia ikat membentuk ekor kuda.

Seorang pria tiba-tiba masuk ke dalam kamar itu dan dengan cepat menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

"Bagaimana? Apa kau berhasil?" tanya lelaki berambut coklat itu.

"Tentu saja. Pernahkah aku gagal dalam pekerjaanku?" sahut perempuan itu.

"Lalu?" pria itu minta penjelasan lebih.

"Besok pagi pukul delapan, mereka bertemu di pelabuhan. Mereka menggunakan sandi Sugar and Sweet." wanita itu menjelaskan.

"Ok. Kalau begitu kita bersiap besok setidaknya pukul enam kita harus sudah sampai disana. Aku akan membagi tugas pada anak buahku."

"Ingat!!!! Jangan sampai mencolok. Aku tak ingin mereka kabur sebelum transaksi itu." Wanita itu memperingatkan. Dan si pria mengangguk pasti. Mereka kemudian berlalu dari tempat itu dengan gerakan cepat.

*  *  *  *  *

Keesokan harinya....

"Bagaimana? Semua sudah siap?" tanya seorang wanita yang tak lain adalah pelayan yang menyamar kemarin.

"Ya." jawab pria yang sama kemarin.

"Satu jam lagi. Kita tunggu mereka. Jangan berikan peringatan apa-apa sebelum mereka deal dalam bertransaksi. Baiklah kita kembali pada tugas masing-masing."

Mereka lalu berpisah. Pria itu kembali pada kerumunan orang-orang yang sedang mengangkut barang-barang yang hendak di naikkan ke atas kapal. Matanya sesekali melirik kekanan dan ke kiri, waspada.

Demikian pula wanita tadi tengah naik ke atas kapal. Sambil mengibaskan sebuah kipas kertas yang di genggamnya. Layaknya seorang lady dia menaiki sebuah kapal dengan anggunnya. Matanya juga tak kalah liar, meneliti setiap sudut pelabuhan yang terjangkau oleh matanya dari atas kapal.

Satu jam kemudian yang di nantipun tiba. Sebuah speed boat tampak tengah menepi di pelabuhan. Dua orang lelaki bertubuh tegap dengan pakaian hitam-hitam tengah naik ke atas pelabuhan dengan membawa dua koper. Tampaknya mereka tengah menanti seseorang.

Dan benarlah, dari arah berlawanan, sebuah mobil jeep tengah mendekat kearah dua orang tersebut.

"Bersiaplah!!! Mereka sudah tiba." suara wanita yang berada di atas kapal tadi berbisik pada sebuah microfon kecil yang di pasang di balik bajunya.

"Kita mendekat sekarang." balas pria di seberang.

"Perintahkan anak buahmu untuk bersiap-siap." wanita itu berkata lagi.

"Baik."

Lalu pria itupun mulai menyusup diantara container-container besar yang berada di pelabuhan itu.

Mereka mengawasi transaksi yang sedang di lakukan oleh empat orang berpakaian gelap tersebut. Saat penyerahan barang dan uang sudah di lakukan, saat itulah mereka mulai beraksi.

"Diam di tempat dan angkat tangan!!! Kalian sudah kami kepung." pria tadi berseru sambil mengacungkan sebuah pistol kearah empat orang tersebut. "Jatuhkan senjata kalian!!! Cepat!!!!" perintahnya lagi membuat orang-orang itu seketika membuang senjata api yang sengaja mereka simpan di balik jas mereka.

Pria itu cepat memberi komando pada anak buahnya untuk segera menangkap ke empat orang itu. Namun ternyata dugaan mereka meleset. Segerombolan orang tiba-tiba datang dan salah satu dari mereka menembakkan pistolnya ke arah pria tadi. Tapi untunglah dengan cepat wanita yang berada di atas kapal segera meloncat dengan lincah dan gesit. Membuat sebuah gerakan indah seperti seorang balerina. Hingga sebelum sampai di bawah dia sudah menembakkan pistolnya kearah gerombolan orang yang menyerang temannya. Dia membidik tidak hanya satu peluru saja, namun tiga tembakan di layangkan sekaligus. Dan berhasil. Tiga orang telah terkapar.

Pria yang menyadari dirinya tengah di incar untunglah cepat menghindar. Namun lengannya sempat mengucurkan darah karena tembakan itu sempat menyerempetnya.

Perkelahian pun terjadi. Si wanita tampak kewalahan dengan gaun yang di pakainya, sehingga dengan jengkel di robeknya gaun bagian bawahnya hingga sebatas paha. Menunjukkan kulitnya yang putih mulus sehingga membuat musuh-musuh di hadapannya menelan ludah seketika.

Kesempatan itu di gunakan untuk melumpuhkan lawannya. Dengan kuda-kuda yang sudah di pasangnya, dia langsung melesat, memanjat sebuah kontainer lalu bersalto di udara dan jatuh dengan beberapa tendangan yang mendarat di tubuh musuh-musuhnya. Tak ayal mereka langsung tergeletak.

Beberapa orang lainnya juga berhasil di lumpuhkan oleh pria teman wanita itu. Mereka berhasil di ringkus. Sindikat narkoba yang tengah merambah dan merajalela. Namun sayang....seorang dari mereka berhasil meloloskan diri menggunakan speed boat.

"Kau tidak apa-apa Piet?" tanya wanita itu saat melihat lengan rekannya sedikit terluka akibat goresan peluru yang melesat ke arahnya.

"Tidak...tidak...tenanglah, ini hanya luka kecil. Baiklah...aku harus kembali ke kantor untuk membuat laporan. Dannn...terima kasih atas bantuanmu Miss Diana."

"Semua barang bukti dan rekaman sudah aku simpan dalam tas yang aku berikan pada anda kemarin. Senang bekerja sama dengan anda Tuan Pieter Hocck." wanita itu menjabat tangan lelaki di depannya sambil tersenyum.

Dia lalu melenggang pergi dengan anggunnya. Diana Lady Roses, seorang agen intelegen profesional yang bekerja sama dengan polisi untuk membasmi kejahatan.

* * * * * *

Tbc

LOVE ME or KILL ME ✔(Sudah Terbit Di Playstore dan Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang