Empat belas

9.5K 385 0
                                    

Ros masih diam tak bergeming. Tatapan mengintimidasi di pancarkan oleh mata Ernest padanya.

"Bisa kau jelaskan padaku siapa dia?" tanya Ernest sekali lagi. Ros masih membeku. Lidahnya terasa kelu untuk memberikan sebuah penjelasan.

"Ernest...Aku minta kau tenanglah dulu. Ayo, duduklah bergabung bersama kami," Ros mencoba mencairkan suasana.

"Jangan coba-coba membujukku Ros. Kau tau suasana hatiku sekarang. Aku hanya minta penjelasanmu saat ini." Ernest lagi-lagi memberi tekanan.

"Tentu saja aku akan menjelaskannya, tapi tidak dengan keadaanmu yang seperti ini." Ros meyakinkan.

Tiba-tiba Earth bersuara dalam duduknya.

"Tenanglah tuan, dia hanya menolongku saja. Kau tak perlu secemas itu." kata Earth santai.

"Cemas kau bilang? Tentu saja aku cemas kalau dia berduaan dengan pria bajingan sepertimu!!" Ernest tiba-tiba mencengkram kerah baju Earth dengan kasar.

"Apakah kau sadar dengan kata-kata dan perlakuanmu ini padaku?" kata Earth tetap tenang dengan keadaannya. Namun matanya  menatap tajam menikam ke arah Ernest.

"Jangan kau pikir aku tidak tau siapa kau bajingan. Setelah bertahun-tahun kau menghilang, kini kau kembali lagi. Ros bisa melupakan dirimu tapi tidak denganku, Earth Black." Ernest mendesis berbisik pada Earth lalu melepaskan cengkeramannya dengan kasar membuat Earth hampir terjungkal ke belakang.

"Ernest....." Ros menghardik seketika. "Kau tidak apa-apa?" tanyanya kemudian pada Earth.

"Tenanglah, aku tidak apa-apa," Earth menata kembali duduknya dengan sikapnya yang masih tetap tenang seperti tak terjadi apapun.

"Jangan sentuh pria brengsek ini Ros!!! Kau tidak tau siapa dia." Ernest menarik tangan Ros tiba-tiba untuk menjauh dari keberadaan Earth.

"Tenanglah Ernest. Ada apa denganmu? Kau tak pernah seperti ini." Ros menjadi gusar karenanya.

"Aku yang tidak mengerti dirimu. Bagaimana bisa kau berhubungan dengan pria ini lagi?" Ernest berbalik menyerang Ros dengan kata-katanya.

"Bukankah tadi dia sudah mengatakan, kalau aku hanya menolongnya." Ros bertahan.

"Oh ya? Bisa jelaskan padaku soal apa? Ataukah dia hanya menipumu saja?"

"Dia hanya meminta bantuanku untuk menyelidiki kasus penggelapan di bisnisnya yang di lakukan oleh anak buahnya, Ernest." Ros mencoba memberi alasan. Ya....setidaknya bakat mengupingnya tadi saat mendengar percakapan Earth di telfon bisa di jadikannya alasan yang kuat.

Ernest menarik salah satu sudut bibirnya. Tersenyum miring sambil melipat kedua tangannya.

"Benarkah? Lalu kenapa dia tak minta bantuan polisi? Kenapa harus dirimu?" Ernest memberikan pertanyaan kembali seakan tak mempercayai alasan yang di kemukakan Ros.

"Itu urusan kami sebagai klien tuan. Dan anda tak bisa mencampurinya karena kami sudah terikat kontrak sampai kasus ini selesai," tiba-tiba Earth angkat bicara lalu berdiri dari tempat duduknya.

Ernest memicingkan matanya kearah Earth. Tampak matanya berkilat-kilat menunjukkan amarah yang tak bisa di padamkan.

"Kalau begitu, batalkan kontraknya Ros!!" Ernest memberi pilihan.

"Maaf tuan, anda tidak bisa mencampuri urusan kami." Earth mulai menggeram.

"Kenapa tidak? Aku suaminya. Aku berhak atas dirinya." Ernest menyombong, membuat Earth menggertakkan gigi-giginya menahan marah. Kedua tangannya mengepal siap menyerang musuh di depannya saat ini. Matanya tak kalah berkobar menandakan sebuah perang sudah di mulai. Ros melihat hal tidak baik itu dan dengan cepat dia melerai.

LOVE ME or KILL ME ✔(Sudah Terbit Di Playstore dan Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang