Sebelas

9.9K 397 7
                                    

Ros sudah sampai pada kamar yang di tuju. Seorang GRO membukakan pintu kamar tersebut dan mempersilahkan mereka masuk sebelum kemudian berlalu dari tempat itu.

Ros tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Sebuah kamar hotel yang kecil hanya dengan fasilitas sebuah ranjang, lemari pakaian, sebuah meja tempat meletakkan lampu tidur dan sebuah kamar mandi tentunya. Gila. Ini benar-benar gila. Kamar apaan ini? tidak salahkah orang ini memesan kamar? ataukah orang yang membuat hotel ini saja yang berfikiran tak waras sehingga menyediakan kamar sekecil ini untuk seorang tamu hotel di kota besar seperti ini. Ini benar-benar cocok untuk kamar seorang staff hotel, Ros membatin.

Oh...Tuhan, Ros benar-benar menyesal telah menerima tawaran pria tersebut. Mau tidur dimana coba dia nanti. Bahkan untuk menggelar selimut di lantaipun tak cukup untuknya. Ros berdecak kesal.

"Kau mau masuk atau tidak?" tanya pria itu arogan.

"Aku rasa kau sudah salah memesan kamar," celoteh Ros asal.

"Yang ada cuma kamar ini." kata pria itu singkat seakan mengerti ke arah mana pembicaraan Ros.

"Bagaimana kita bisa tidur dengan kamar sekecil ini?" Ros masih tetap menggerutu.

"Menurutmu ranjang sebesar ini tidak cukup untuk tidur kita berdua?" pria itu menerkam.

"Ciiihhh...kau pikir aku sudi tidur seranjang denganmu pria sialan,"umpatnya.

"Kau tak mau? Pergilah!!! Atau kau mau tidur di kamar mandi? Terserah!!!" putus pria itu jengah. Dia lalu membuka jas yang di pakainya. Menanggalkan satu persatu pakaian yang di kenakannya. Membuat Ros waspada seketika.

"K....kau....mau apa?" tanya Ros gugup. Namun tak mendapat jawaban dari pria itu. Dia tetap asik melepaskan pakaiannya. Dan tinggal sebuah boxer yang masih dia kenakan. "J ... jangan macam-macam kau atau aku akan menendangmu. Jangan kau pikir aku takut denganmu. Kau tidak tau siapa aku," Ros berkata lagi, masih dalam kewaspadaannya. Pria itu hanya melirik sekilas lalu melangkah menuju kamar mandi.

Huuuhhhh....ternyata dia mau mandi...Ros mengeluarkan nafas sebal. "Ah...aku harus menghubungi Ernest, atau dia akan khawatir. Tapi....bagaimana aku bisa memberi tahukan kalau aku tinggal di tempat seperti ini? dan...bersama pria asing .... Ahhh, tidak...tidak....dia tidak boleh tau. Sebaiknya aku kirim pesan saja. Aku beritahukan kalau aku check in di hotel yang lain." gumamnya.

Ros lalu mengetik beberapa kalimat dan kemudian di kirimnya ke nomor yang dituju.

"Sebaiknya aku matikan saja ponselku biar dia tak bisa menghubungiku. Maafkan aku Ernest. Aku sudah banyak berbohong padamu," bisiknya lirih.

Ros menyimpan ponselnya di dalam tas lalu sejenak  mengarahkan pandangannya ke seluruh ruangan. Tatapannya terhenti saat kedua matanya melihat ke arah daun pintu kamar mandi. Terbelalak dia seketika saat melihat pria yang sebelumnya mandi tiba-tiba keluar begitu saja tanpa memakai sehelai benang pun.

"Aaaaaaa........" jeritnya sambil memalingkan mukanya dan menutupinya dengan kedua tangannya.

"Kau...kau...sudah gila ya? Kau pikir ini tempat tinggalmu sampai kau seenaknya saja keluar dari kamar mandi tanpa pakaian," Ros memaki.

Pria itu acuh tak acuh. Dia malah duduk di tepi pembaringan sambil menggosok-gosok rambutnya dengan sehelai handuk.

"Hei tuan.....kau dengar aku tidak? Cepat pakai pakaianmu!!! Apa kau akan telanjang seperti ini semalaman?" Ros berteriak lagi sambil sesekali melirik ke arah pria itu.

Batinnya menyumpah. Pria itu memang tampan dan gagah. Otot-otot kekar yang di tunjukkan seperti memancing raganya sebagai wanita yang pastinya mendamba sosok tubuh kekar seperti itu.
Shit....kenapa aku jadi merasa gelisah? Tidak....tidak...sebaiknya aku cepat-cepat tidur, batinnya.

LOVE ME or KILL ME ✔(Sudah Terbit Di Playstore dan Playbook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang