18. Menghilang

18 7 0
                                    

Harus kemana lagi aku mencarimu? Jika dengan pelacak rindu saja masih tidak mempan

-

Enjoy Reading

Vote and comment


Zeevana berangkat ke sekolah seperti biasanya. Ia menerima pelajaran normal seperti biasanya.

Kelasnya, X MIPA 1. Mereka kehilangan bagian keluarga di kelas tersebut. Temannya yang bernama Velish Agatha hari ini pindah sekolah. Sebenarnya ia sudah mengurus surat keterangan sejak beberapa hari yang lalu, namun hari ini adalah hari Velish sudah benar-benar pindah sekolah.

Jika kalian lupa dengan Velish, akan ku ingatkan. Velish adalah salah satu dari kelas X MIPA 1 yang sempat mendaftarkan diri sebagai anggota pramuka, hanya saja ia tidak pernah serius mendaftarkan diri. Seperti coba-coba saja. Bahkan dihari pertama, Velish tidak mengikuti latihan PBB. Hari selanjutnya, ia keluar dari anggota pramuka.

Jam istirahat pertama, Zeevana berencana menemui Artha(Kak Yak) di koridor atas, seperti biasanya.

Zeevana melangkahkan kakinya menuju koridor atas. Secara bersamaan, Artha juga akan menghampiri kelas Zeevana(Alta) karena ingin bertemu Zeevana adiknya.

Mereka bertabrakan di aula bawah. Artha dan Zeevana mendongak secara bersamaan.

"Kak Yak, "
"Alta, "

Mereka saling bertegur sapa satu sama lain secara bersahut-sahutan.

Kemudian saat keduanya sudah dalam posisi berdiri sempurna, Zeevana dan Artha saling menatap untuk beberap detik.

"Hahahah, "
"Hahahah, "

Mereka berdua saling tertawa akan kejadian yang menimpa keduanya di aula bawah.

"Katanya, mereka akan saling jatuh cinta jika sudah bertabrakan sembilan kali, "
Artha mulai tersenyum miris.

"Tapi kita masih bertabrakan sekali, "
Zeevana mulai menautkan kedua alisnya.

Bruk.

Artha dan Zeevana bertabrakan karna Artha menyenggol lengan Zeevana dengan kuat sehingga mereka saling terpental.

"Dua, "

Keduanya mulai bangkit ke posisi berdiri sempurna.

Bruk.

Artha mengulanginya kembali.

"Tiga, "

"Empat, "

"Lima, "

"Enam, "

"Tujuh, "

"Delapan, "

Zeevana menjadi sedikit emosi sekaligus ingin tertawa dengan sikap aneh Artha.

"Kurang satu kak, "
Vana tersenyum miris.

"Kurang satu ya?"

"Tabrakan yang kesembilan harus dilakukan tanpa direncanakan dan tanpa ketersengajaan, "

Mereka berdua mulai tertawa lepas secara bersahut-sahut.

"Yakin deh, kita gak bakal tabrakan lagi kak, suerr" Vana menertawakan Artha yang masih terpaku ditempat.

"Tumben gak ke koridor kak? "

"Malah di aula bawah gini kak. Hahah, "

Sudah berapa kali Zeevana tertawa lepas hari ini, saat bersama Artha. Sementara, Zeevana baru saja punya masalah besar beberapa hari lalu.

"Alta,"
Artha tiba-tiba memanggil Vana.

"Ya kak? "
Zeevana memusatkan perhatiannya pada Artha.

"Emm. Temanmu yang satunya pernah mendaftarkan diri sebagai anggota pramuka yang namanya..."

"Kenapa kak? Nyari dia?"
Tiba-tiba Zeevana memotong kalimat Artha.

"Ah iya iya,bilangin kalau aku mau ketemu dia di parkiran nanti,"
Artha merasa bahwa Zeevana(Alta) tau bahwa ia sedang mencari Zeevana.

"Aduh kak,maaf banget. Dia udah pindah sekolah soalnya"

Wth!!!

"Pi-pindah se-sekolah?"
Artha mengulangi kalimat Zeevana untuk memastikannya.

"Iya kak, maaf ya"

"Kakak butuh banget ya?"

Zeevana merasa bersalah karena tidak dapat membantu Artha.

"Aa enggak kok,"

Kalo gue ceritain langsung tujuan gue, nanti gue gak enak sama Alta. Masak masalah gue malah gue sangkut pautin ke Alta.

Tidak lama, kemudian bel masuk berbunyi.

Artha dan Zeevana meninggalkan aula bawah dan menuju kelasnya masing-masing.

Ketika pelajaran di kelas X MIPA 1 berlangsung. Sepanjang penjelasan, Zeevana masih memikirkan semua kalimat yang di ucapkan serta tindakan yang di lakukan oleh Artha di aula bawah.

Gue masih gak faham sama jalan pikiran kak Yak. Pertama dia bersikap aneh dengan tiba-tiba memberikan teori jatuh cinta. Kemudian kak Yak menanyakan Velish? Apa hubungan kak Yak dengan Velish? Gue masih gak faham. Gue gak bisa bantu kak Yak saat gue merasa dia sangat membutuhkan gue. Dimatanya seolah-olah ia sangat mencari Velish. Sementara, Velish sudah pindah di sekolah yang jauh letaknya, luar daerah. Bagaimana gue bisa nemuhin Velish? Aish kenapa gue terlalu mikirin masalah kak Yak sih.

Zeevana membubarkan lamunannya.

Disisi lain, Artha berada dikelasnya. Ia menerima pelajaran dengan buruk. Sepanjang pelajaran, ia hanya memikirkan Zeevana, adiknya.

Gue pengen ketemu sama lo Zeevana. Gue pengen nemuhin keluarga lo biar semuanya jelas. Tapi, saat gue udah menggali informasi dan akan berada pada titik finish, lo malah pergi. Dan gue? Gue gak bisa nemuin lo. Gue gatau harus cari lo kemana lagi. Gue gak tau Zeevana.
Zeevana Altara Nata, gue gak mau nyerah kayak gini. Lo adik gue, lo aset paling berharga dalam hidup gue. Lo seperti berlian kedua setelah mama gue. Gue gak bisa mundur kayak gini. Gue hampir nyelesain semua masalah. Tapi, gue terlanjur telat. Dimana gue harus nemuin lo? Kemana gue harus nyari lo lagi? Zeevana Altara Nata. Rasanya sakit menahan rindu belasan tahun. Adik tersayang, gue rindu sama lo. Bahkan dengan pelacak rindu gue gak bisa nemuin lo, justru gue semakin kehilangan lo.

Artha, seseorang yang suka membuat lelucon garing saat bersama teman-temannya, hari ini ia menetaskan air mata di dalam lamunannya.

-

Vote and comment
Typo bilang:v

[See you guys]

HatinayreminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang