l i m a

3.9K 345 7
                                    

Johnny meringis menatap nanar sahabatnya. Malam-malam Sehun meminta Johnny menemaninya. Katanya ke mana saja asalkan dapat menenangkan hati.

Paham betul Johnny pada keadaan sahabatnya itu. Mungkin Sehun masih terguncang karena pacar pertamanya memutuskannya.

Ditepuknya punggung Sehun, pemuda itu mencoba menguatkan. Sahabatnya sedang rapuh saat ini. Johnny tau, yang Sehun butuhkan adalah dukungan mental. Johnny takut kalau Sehun nekad menyakiti diri, misalnya saja gantung diri. Amit-amit jabang bayi.

"Sabar ya Hun. Gue nggak tau apa yang bisa gue lakuin buat elo, apa yang bisa gue bilang ke elo. Gue cuman berharap elo sabar." Johnny mengelus punggung Sehun. Sehun merosot, ia lemas sejadi-jadinya.

Pemuda itu terkekeh, "Gue bodoh banget sih John. Harusnya gue nggak plin-plan." Johnny menggeleng, ia tidak setuju dengan perkataan Sehun barusan.

"Harusnya gue pilih salah satu dari mereka. Tapi gue harus pilih siapa?" suara Sehun nyaris hilang. Tenggelam di dalam isakkan. Sehun benar-benar rapuh hari ini.

♡♡♡

Hari ini Krystal resign dari pekerjaannya. Hal itu membuat perasaan Yeri tak karuan. Makin ke sini, makin pelik saja kehidupan Yeri. Ingin sekali ia menyalahkan Sehun atas masalah yang menimpa hidupnya, tapi Yeri tak cukup tega.

Saat ini gadis itu sedang berada di ruangan Sehun. Pemuda itu bilang kalau mau ditemani. Yeri sudah menolak tadi, ia menyuruh Sehun meminta pada Johnny saja. Tapi pemuda itu malah membawanya secara paksa ke sini, dan mengancaman akan dipecat jika tidak menuruti.

"Hun, gue mau pulang," ujar Yeri. Sehun tidak mengindahkan Yeri, pemuda itu masih setia menyandarkan kepalanya di permukaan meja. Gadis itu mendengus. Jika tau niat Sehun membawanya ke sini hanya untuk dikacangi, mending Yeri pergi.

"Yer," panggil Sehun lirih. Merasa namanya dipanggil, Yeri menoleh. Sehun menatap Yeri dengan posisi kepala masih menyandar di permukaan meja.

"Apa?" ketus Yeri. Sehun tertawa hambar, kemudian menegakkan badannya. Pemuda itu merapikan seragamnya lalu kembali menatap Yeri.

Yeri mengernyit, "Elo kenapa sih? Kesambet?"

Pemuda itu bangkit dari duduknya, lantas mengamit tangan Yeri. Yeri bingung, tapi bodohnya ia mengikuti kemana Sehun membawanya.

"Aku antar kamu pulang."

Yeri tersentak. Gadis itu menghentikan langkah kakinya. Apa tadi? Aku kamu? Cih jinjja.

"Nggak usah. Gue bawa motor," tolak Yeri sembari melepaskan tangannya dari genggaman Sehun.

"Aku nggak nerima penolakan Yer," ujar Sehun. Pemuda itu kembali menyambar tangan Yeri.

"Bentar deh, sejak kapan ya elo pakai 'aku-kamu' begini?" tanya Yeri heran. Jelas saja ia heran. Bukannya biasa ia dan Sehun menggunakan 'elo' dan 'gue' untuk berkomunikasi? Lalu, kenapa sekarang Sehun mengubahnya?

"Yer, kita serius aja ya," ucap Sehun.

Yeri bergidik. Sehun terdengar cringe saat menggunakan kata 'aku-kamu'. Menggelikan. Tapi tunggu deh, maksud ucapan Sehun tadi apa? Gini gini, Yeri masih tidak bisa mencernanya. "Yer, kita serius aja ya" kalimat yang meluncur dari mulut Sehun itu artinya apa?

"Maksudnya?"

Sehun menarik napas sejenak, sebelum ia menjawab pertanyaan Yeri barusan.

"Aku mau kita saling mengenal Yer."

Yeri tambah heran. Pemuda di hadapannya ini terlalu berbelit-belit. Yeri hanya ingin inti dari pembicaraan saja, tidak lebih.

Dijodohin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang