s e p u l u h

3.1K 259 2
                                    

"Kalau sama aku?"

"Nikah aja deh Yer!"

Dua kalimat yang meluncur dari mulut Sehun itu benar-benar mengganggu bagi Yeri. Gadis itu jadi susah tidur malam ini.

Yeri menutupi wajahnya dengan bantal, mencoba mengusir bayang-bayang Sehun di kepalanya. Kenapa sih Sehun suka sekali membuatnya salah tingkah?

Gini deh, Yeri memang masih belum tau pasti bagaimana perasaannya terhadap Sehun, tapi setiap kali ia bertemu dengan pemuda itu selalu saja perasaannya tak karuan. Bisa disebut cinta tidak sih?

Kelakuan Yeri bertambah tidak jelas. Sekarang ia sedang tersenyum-senyum sendiri saat mengingat kejadian siang tadi. Terlintas berbagai bayang-bayang tidak jelas di pikirannya. Bayang-bayang tentang kehidupannya dan Sehun setelah menikah misalnya.

 Bayang-bayang tentang kehidupannya dan Sehun setelah menikah misalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini seperti biasa, Sehun kembali menjemput Yeri. Gadis itu sudah berduduk manis di kursi penumpang sambil memainkan ponsel tentunya.

Sehun mengemudi sambil sesekali melirik ke arah Yeri. Jujur, Sehun itu mau mengajak Yeri bicara, tapi ia tak berani. Yeri kan galak.

"Hun, total belanjaan Jisung kemarin jumlahnya berapa?" tanya Yeri tiba-tiba. Tentu saja Sehun mengernyit. Jangan bilang kalau gadis itu ingin menggantinya. Sehun tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Sungguh.

"Kamu mau gantiin ya?" tanya Sehun kembali. Yeri mengangguk. Nah benar kan prasangka Sehun tadi.

Sehun menepikan mobilnya setelah yakin tidak ada rambu 'dilarang berhenti'. Pemuda itu menatap Yeri, "Nggak usah Yer, aku ikhlas."

Yeri merengut, "Aku nggak enak Hun sama kamu. Jisung itu emang suka nggak tau diri pas ditraktir. Magadir tu anak," tuturnya.

Sehun tertawa. Tadi barusan Yeri menggunakan 'aku-kamu' padanya. Entah gadis itu sadar atau tidak, yang jelas Sehun senang Yeri sudah mau menanggalkan 'elo-gue'nya.

"Nggak usah diganti. Toh nanti Jisung bakal jadi ponakan aku juga."

Yeri mengerlingkan matanya. "Jangan terlalu berharap deh. Kita ini memang dijodohin, tapi belum tentu jodoh."

Sehun hanya mengangguk sebagai tanggapan. Tapi percayalah Yer, Sehun yakin kalau kamu pelabuhan terakhir baginya, dengan kata lain jodoh.

♡♡♡

Yeri tengah berada di pantry. Tidak tau kenapa sore ini ia sangat ingin meminum teh. Yeri mengambil sekantong teh, kemudian ia masukkan ke dalam gelas. Air panas yang baru mendidih ia tuangkan ke gelas. Aroma teh yang menyeruak, membuat Yeri tenang.

Di saat ia sedang asyik meminum teh, Taemin masuk ke dalam pantry. Mereka sempat bertegur sapa, pemuda itu bilang dia sedang ingin menyeduh kopi. Setelah kopinya jadi, Temin pun duduk di hadapan Yeri.

"Yer, elo ingat nggak waktu jaman SMA?" Taemin membuka pembicaraan.

Yeri mengernyit, "Yang mana?" tanyanya.

"Yang elo nyatain perasaan ke gue," jawab Taemin.

Oh. Yeri ingat. Saat itu ia baru duduk di kelas satu SMA, masih polos-polosnya. Gadis itu menaruh hati pada Tarmin, dan dengan nekad menyatakan perasaannya. Tapi Taemin malah menolaknya.

Yeri mengangguk, "Yang elo nolak gue kan Mas?"

"Iya."

Hening sejenak.

"Gue minta maaf atas hal itu Yer," ucap Taemin. Pemuda itu merasa bersalah setelah menolak Yeri. Saat itu ia bodoh. Bisa-bisanya ia menolak salah satu siswi berprestasi di sekolahnya.

"Nggak apa-apa sih sebenarnya, udah lama juga," balas Yeri.

Gadis itu menyesap tehnya. Matanya memandang ke sembarang arah. Ke mana saja, asal tidak bertabrakan dengan mata Taemin. Menurutnya, hal yang sudah lama terkubur begitu tidak perlu lagi diungkit.

Yeri bangkit dari duduknya. Gadis itu meletakkan gelas bekas minumnya di wastafel. Setelahnya ia berniat keluar dari pantry. Tapi niatnya harus ia urungkan karena Taemin menyambar tangannya. Yeri mengibaskan tangan, berusaha melepaskan cengkeraman Taemin di sana.

"Gue suka sama-"

"Jauhin tangan elo dari Yeri!" sela Sehun. Pemuda itu melepaskan cengkeraman Taemin dari tangan Yeri, kemudian menariknya agar menjauh dari Taemin.

Taemin memicingkan matanya. Pemuda itu marah dengan sikap Sehun saat ini. Ia menganggap kalau Sehun lancang dan mengganggu urusan pribadinya.

"Nggak usah ikut campur!"

Sehun menghela nafas, "Udah hak gue ikut campur! Mana bisa gue lihat calon istri disakitin sama orang!"

Taemin berdecih, "Apa elo bilang? Calon istri?"

"CALON SUAMI MACAM APA YANG JADIIN CALON ISTRINYA PELARIAN?!!" Taemin mendorong Sehun menjauh dari Yeri.

Yeri terperanjat, sedangkan Sehun terdiam. Pemuda itu tidak mengeluarkan sepatah katapun.

"Kenapa diam? Rahasia elo kebongkar?" Taemin menatap Sehun intens. Yang ditatap langsung membuang muka.

"Dengar ya Yer, Sehun ini dekatin elo karena disuruh sama Krystal! Gue lihat sendiri, gue dengar, karena gue yang ngantar Krystal ketemuan sama ini cecunguk!" sambungnya panjang lebar sambil menujuk-nunjuk Sehun yang hanya bisa mematung. Kemudian pemuda itu berlalu dari ruangan tersebut.

Yeri membungkam mulutnya. Ia tidak percaya Sehun setega itu. Dari awal Yeri sudah ragu. Mana ada manusia yang berubah drastis secepat itu.

"Yer, dengar penjelasanku dulu." Sehun berjalan mendekat. Tangannya bergerak hendak memeluk Yeri. Namun, sebelum tangannya mendarat, Yeri menepisnya duluan.

Gadis itu menangis. Yeri tidak bisa membendung airmatanya. Hati Yeri remuk. Kenapa pemuda di depannya ini tega menjadikannya pelarian?

"Semuanya sudah jelas Hun." Yeri tidak berteriak saat mengatakannya. Ia tak punya cukup tenaga untuk meninggikan suaranya. Yang ia bisa hanya pergi. Pergi dari hadapan Sehun sekarang juga.

Sehun menatap nanar gadis yang tengah melenggang itu. Lagi. Ia ditinggalkan.

Kakinya menendang salah satu kursi hingga terpental cukup jauh. Sehun benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan Taemin hari ini. Ia juga menyayangkan sikap Yeri yang tidak mau mendengarkan penjelasannya. Gadis itu terlalu gegabah, tapi Sehun juga sadar, dalam hal ini ia tetaplah bersalah.

 Gadis itu terlalu gegabah, tapi Sehun juga sadar, dalam hal ini ia tetaplah bersalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dijodohin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang