Disclosure

6.3K 610 32
                                    

Naruto berjalan pelan, ia membawa berkas yang harus ia cocokkan dengan milik Kakashi. Tapi saat ia baru keluar dari gedung hokage ia melihat Hiashi Hyuga yang sepertinya ingin menemuinya.

"Hyuga sama.?" ia menunduk hormat pada mantan calon mertuanya itu.

"Hm, hokage sama. Aku ingin melihat perkembangan perubahan pada peraturan clan Hyuga." Hiashi berkata tanpa basa basi.

"Ano, sebenarnya aku juga baru mau membicarakan hal ini dengan Kakashi sensei." Naruto menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Jika anda berkenan, kita bisa sama-sama kesana." Naruto menawarkan, dan Hiashi menyanggupi. Mereka berjalan dalam diam hingga sampai ke kediaman Kakashi.

Naruto berinisiatif akan mengetuk pintu, tangannya masih mengambang di udara saat pintu itu terbuka. Dan bukan Kakashi yang keluar, tapi orang yang Naruto dan Hiashi tidak pernah menyangkanya, bahkan dalam mimpi sekalipun akan mereka jumpai kembali.

.

"Tou san." Keisuke menarik baju belakang ayahnya.

"Ya Kei.?" Keisuke mengulurkan kedua tangannya mengisyaratkan ia minta di gendong. Dan dengan senang hati Kakashi menurutinya.

"Apa kau lelah berjalan.?" Kakashi bertanya, Keisuke langsung memperhatikan saat ayahnya berbicara.

"U'um." Keisuke mengangguk.

"Kei, dari mana kau belajar melompati atap-atap rumah.?" akhirnya Kakashi tidak bisa lagi menahan rasa penasaran nya.

"Emm, waktu itu aku sedang belanja di pasar. Lalu saat aku melewati rumah nenek Yumi, anjing-anjing peliharaannya menggonggong keras dan mulai mengejarku. Jadi aku lari sekuat tenaga dan tanpa sengaja aku melompat hingga ke atap.

"Kaa chan hanya mengajari ku jutsu sederhana dan kaa chan tidak tau kalau aku sudah bisa melompati atap."

Kakashi tersenyum di balik maskernya, ia tidak pernah tau akan tiba saatnya ia begitu menyukai seorang anak berada di sekelilingnya.

Ia tidak terlalu suka anak kecil, karna hidupnya hanya seputar membunuh atau di bunuh. Juga mengamankan desa lah yang paling utama dahulu. Sebelum ia bertemu Keisuke, kini hidupnya yang monoton menjadi lebih berwarna. Dan Kakashi menyukainya.

Kini Kakashi berjanji pada dirinya sendiri, akan mengutamakan Keisuke dan Hinata di atas segalanya.

Ia tau cepat atau lambat harus meluruskan hal ini, tapi ia yakin ia bisa. Dan ia juga tau secepatnya ia harus meluruskan hal ini. Dengan kemampuan Keisuke yang sekarang, sudah sewajarnya jika ia harus segera masuk akademi ninja, Kakashi tidak ingin anaknya mengalami masa sulit karna status orang tuanya yang tidak jelas.

.

.

Hanabi menekan seluruh cakranya sekuat yang ia bisa, menyembunyikan dari orang-orang yang saling berhadapan di ruang tamu kediamannya agar ia bisa mendengar apa yang tengah mereka bicarakan.

Hanabi baru akan berangkat kencan dengan Konohamaru saat ia melihat sang ayah beserta hokage berjalan beriringan dengan orang yang amat di rindukannya berada di tengah-tengah mereka.

Terkejut.? Jangan bergurau, ia bahkan nyaris pingsan. Dengan segera ia mengirim satu bunshinnya dan bilang akan mengajak pemuda itu kencan lain kali.

"Kapan kau kembali Hinata.?" suara dingin itu membuat dua orang yang duduk disana, dan seorang lagi yang tengah bersembunyi merinding.

"Ke kemarin tou-sama." Hinata terus menerus menunduk, semenjak ia masuk dalam rumah ini. Ia duduk berhadapan dengan Hiashi, di pisahkan oleh meja kayu. Sementara Naruto duduk si sisi lainnya, memutuskan hanya diam dan memperhatikan. Kecuali jika keadaan memaksanya membuka suara.

UnbelievableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang